30 Persen Pekerja Indonesia Ingin Pindah Kerja Kurang Diapresiasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 05 Jan 2018 10:25 WIB

30 Persen Pekerja Indonesia Ingin Pindah Kerja Kurang Diapresiasi

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Banyak orang memiliki resolusi hidup saat memasuki tahun baru. Uniknya, sebagian pekerja Indonesia memiliki resolusi istimewa, yakni mendapatkan pekerjaan baru. Riset Global Leadership Study yang digagas Dale Carnegie memperlihatkan bahwa lebih dari 30 persen tenaga kerja di Indonesia akan mencari pekerjaan baru dalam waktu dekat -- akumulasi dari 20 persen karyawan yang berencana pindah tempat kerja pada tahun baru, dan 13 persen yang mengaku saat ini sedang mencari pekerjaan baru. Sementara, hanya 28 persen karyawan di Indonesia yang berniat bertahan dalam jangka waktu cukup panjang di perusahaannya. Apa penyebab dari keinginan para pekerja untuk mencari pekerjaan baru? Kepuasan dalam bekerja (job satisfaction) dan keinginan untuk bertahan di suatu perusahaan (intention to stay) dipengaruhi oleh perilaku atasan di tempat karyawan tersebut bekerja, kata Joshua Siregar selaku Director, National Marketing Dale Carnegie Indonesia. Data dari studi ini juga menunjukkan bahwa 85 persen karyawan menganggap apresiasi dan pujian dari atasan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan sangatlah penting. Namun pada praktiknya hanya 36 persen atasan yang melakukannya. Digelar di 14 negara termasuk Indonesia, studi ini melibatkan sekitar 3.300 pekerja dengan rentang usia 2261 tahun, mulai dari level karyawan hingga direktur. Di Indonesia, studi menyertakan 205 pekerja dari perusahaan kecil hingga menengah, dengan tujuan mengetahui cara kepemimpinan yang efektif di tanah air. Studi ini juga mengungkapkan bahwa hanya 17 persen karyawan yang mengaku puas dengan pekerjaan mereka -- dan riset memperlihatkan bahwa kepuasan tersebut kuat dipengaruhi perilaku atasan. Lantas, bagaimana kepemimpinan yang efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? Menurut Dale Carnegie, ada beberapa perilaku atasan yang mempengaruhi kepuasan karyawan, seperti kesediaan memberi apresiasi serta pujian yang tulus kepada karyawan, kemauan melihat dari sudut pandang orang lain, menjadi pendengar yang baik, kesediaan mengakui kesalahan, dan mau menghargai kontribusi karyawan. Terbukti, atasan yang menunjukkan perilaku tersebut mampu meningkatkan kepuasan karyawan hingga lebih dari dua kali lipat, 36 persen, katanya. Selain itu, atasan yang berani mengakui kesalahan menjadi faktor yang semakin penting memengaruhi kepuasan karyawan. Terlihat dari hasil studi bahwa 78 persen karyawan mengharapkan kondisi tersebut. Sayangnya hanya 37 persen supervisor yang melakukannya dengan konsisten. Artinya terjadi gap 41 persen antara ekspektasi dan kenyataan atau selisih terbesar kedua setelah faktor memberikan penghargaan tulus yang sebesar 48 persen. Padahal keduanya sangat penting untuk membangun lingkungan yang nyaman bagi karyawan, terutama guna memotivasi mereka agar berani melakukan inovasi serta berkembang, ujar Joshua.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU