Home / Surabaya : Suka Duka Jadi Operator Siaga 2 Polrestabes Suraba

'Memperistri' HT dan Melatih agar Tidak Power Syndrome

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 11 Jan 2018 00:13 WIB

'Memperistri' HT dan Melatih agar Tidak Power Syndrome

'Siaga dua monitor'. 'Masuk'. Begitulah sedikit gambaran suara yang keluar dari HT (handy talkie) di ruangan operator siaga 2 Polrestabes Surabaya. Seorang polisi berambut cepak penuh uban nampak seksama mendengarkan suara berikutnya yang muncul dari HT itu. Polisi itu bernama Budi Suprayitno. Bapak tiga anak ini, merupakan salah satu operator siaga 2 Polrestabes Surabaya. 14 tahun sudah, polisi berpangkat Ipda (inspektur dua) ini 'memperistri' HT-HT yang ada di ruang kerjanya tersebut. -------------- Laporan : Narendra Bakrie --------------- Kata 'memperistri' memang cukup menggelitik. Kata itu bukan berarti Budi memiliki istri sebuah HT. Melainkan, saat bekerja menjadi operator siaga 2, Budi menganggap HT-HT yang didengarnya sebagai istrinya. Sebab, 12 jam dalam sehari saat dirinya piket, dia tidak boleh melepas HT yang dibawanya atau didengarnya. Dia baru berani menjauhkan diri dari HT, ketika waktu ishoma (istirahat, sholat dan makan) tiba. Itupun kalau dia sedang piket berdua bersama rekannya. Pria asli Kediri Jawa Timur yang menjadi polisi sejak tahun 1982 ini mengatakan, tidak mudah untuk menjadi seorang operator di siaga 2. Sebab, selain harus jeli saat mendengar suara, operator juga harus hafal betul wilayah. Sebab, selain harus mengakomodir satuan di Polrestabes, operator siaga 2 juga dituntut hafal dan paham wilayah di 23 Polsek yang ada di wilayah hukum Polrestabes Surabaya. "Tidak banyak polisi yang bersedia ditempatkan di sini (operator). Tapi bagi saya, menjadi operator siaga dua, saya menemukan ketenangan batin. Karena mungkin, jiwa saya cocok di bagian ini. Menjadi operator di sini, juga sebagai sarana saya untuk melatih diri agar tidak power sindrom," aku Budi kepada Surabaya Pagi, petang kemarin, berkesempatan mencicipi aroma ruang operator siaga 2 Polrestabes Surabaya. Kecintaan, loyalitas dan totalitas Budi menjadi seorang operator di siaga 2 Polrestabes Surabaya sebentar lagi, bahkan mengantarkannya hingga pensiun. Sebab, Budi bakal pensiun pada April tahun (2018) ini. "Semoga ada banyak polisi muda yang mencintai bagian ini. Sebab, operator operator di sini, semuanya sudah berumur," katanya sambil terus mendengarkan 3 pesawat HT yang berjajar di meja kerjanya. Kendati menjadi operator membuat Budi tenang secara batin. Bukan berarti Budi tanpa keluhan. Dia bercerita, duka di hatinya itu muncul ketika repeater tidak menjangkau sasaran. Apalagi jika informasi yang hendak disampaikan melalui udara tersebut penting dan melanjutkan perintah pimpinan. "Artinya, ketika saya menyampaikan atau menerima perintah penting ternyata penerimaan suaranya jelek (drop), tentu tidak bisa tersampaikan secara baik. Itu saja dukanya," tegas Budi. Surabaya Pagi sempat menanyakan kepada pria 58 tahun ini. Di mana biasanya orang yang sering duduk, secara medis akan mudah terserang ambeien. Budi lantas tertawa. "Ha ha ha. Benar sih mas. Tapi Alhamdulillah saya tidak pernah mengalami (ambeien) itu. Sebab setelah 12 jam duduk di ruang operator, saya menyempatkan diri olahraga lari meskipun malam hari sampai di rumah," bebernya. Budi, saat ini tinggal bersama istri dan anak anaknya di Babatan Pratama Surabaya. Kini, ruangan Budi dan 5 operator lainnya berada satu ruang dengan command center Polrestabes Surabaya. Jika dulu Budi hanya mengandalkan indra pendengarannya untuk mendengarkan suara melalui HT. Saat ini, Budi juga dituntut untuk memelototi monitor rekaman CCTV yang ada di ruangan command center. Operator siaga 2 Polrestabes Surabaya sendiri, memiliki 6 personel termasuk Budi. Di meja operator, terdapat dua mesin repeater yang tersambung ke dua BTS, dua pesawat HT utama, satu pesawat HT cadangan (standby) dan sebuah pesawat telepon. Menurut Budi, operator siaga 2 Polrestabes Surabaya tidak banyak berubah. Hanya saja, dari yang diikuti Budi, berubah nama tiga kali. Yaitu, saat Polrestabes Surabaya masih bernama Kowil (Komando Wilayah) 101, operator siaga 2 bernama K3I (komando kendali komunikasi dan informasi). Setelah Polrestabes Surabaya masih bernama Polwiltabes Surabaya, barulah muncul nama Operator Siaga 2. Seiring perkembangan jaman, operator siaga 2 saat ini menjadi operator siaga 2 Command Center Polrestabes Surabaya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU