Home / SGML : Pencegahan dan Derdadikalisasi Terus Dilakukan Ma

10 Persen Mantan Napiter Masih Kembali Lakukan Aksi Teroris

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 31 Mar 2019 17:15 WIB

10 Persen Mantan Napiter Masih Kembali Lakukan Aksi Teroris

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Mantan terpidana teroris di Indonesia yang sudah menjalani hukuman tercatat kurang lebih 600 orang, dan 60 orang diantaranya masih melakukan aksi terorisme, selebihnya telah menjalankan kehidupan dan kembali ke masyarakat meski tidak mudah. Hal itu disampaikan oleh AKBP Suhaimi Baintelkam Mabes Polri, Minggu (31/3/2019) saat silaturhami dan rapat koordinasi dengan sejumlah jurnalis di Lamongan, jelang acara deklarasi Kamtibmas para mantan Napiter yang tergabung di Yayasan Lingkar Perdamaian Tenggulun Kec Solokuro Lamongan, Jawa Timur. Disebutkannya, mantan napiter yang masih memilih melakukan aksi serupa hingga sampai menggiringnya kembali ke jeruji besi banyak faktor yang menyebabkan itu terjadi. Selain karena faktor dendam, penyebabnya lainnya adalah karena merasa mendapat dukungan selain pemahaman idelogi juga karena dukungan finansial. "Mantan teroris yang keluar dari penjara ada yang disambut dengan jaringan lamanya, yang kemudian memberi dukungan secara finansial dan sosial," terangnya sambil menegaskan Mabes Polri akan terus melakukan pembinaan dan pencegahan dengan pendekatan secara preventif. Bahkan cara Mabes Polri mendekati mereka secara presuasif untuk meminimalisir atau bila perlu jangan sampai terjadi lagi. Karena peristiwa yang sudah itu menjadi pelajaran dan acuan. Sehingga mereka harus mendukung program yang baik. Hal itu menurutnya penting dilakukan, karena pencegahan lebih baik dari pada menangani yang sudah terjadi. "Kita terus berupaya melakukan pembinaan dengan pendekatan preventif, salah satunya dengan melakukan pembinaan untuk meminimalisir agar mereka tidak kembali lagi melakukan kasi serupa," kata Suhaimi kepada para jurnalis di Lamongan. Untuk meminimalisir mereka melakukan tindakan terorisme itu, tentu semua komponen harus terlibat. Baik masyarakatnya, aparatnya, pemerintahanya. "Butuh semua pihak untuk dilibatkan dalam hal pencegahan ini," ungkapnya. Dijelaskan lebih jauh, salah satu kegiatan pencegahan yang dilakukan oleh Mabes Polri salah satunya bersilaturahmi dengan para mantan napiter yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian di Lamongan, yang akan direncanakan pada Senin (1/4/2019), dalam rangka untuk menyamakan persepsi di tahun politik jelang Pemilu pada 17 April 2019 mendatang. "Kita berharap dalam persiapan, pelaksaan dan pasca pemilu bisa berjalan dengan kondusif, tanpa hoax, tanpa sara, tanpa kekerasan, makanya semua pihak kita komunikasi salah satunya dengan mantan napiter," ungkapnya. Ia mengapresasi sebagian dari mantan napiter di Indonesa, sudah punya wadah dan melakukan kegiatan positif, sebut saja Yayasan Lingkar Perdamaian di Solokuro Lamongan, dan Yayasan Jalin Perdamaian di Aceh. Tentu mereka yang sudah tergabung di dua yayasan perdamaian itu, harus ada kegiatan positif agar mereka tidak kembali lagi ke jaringan lamanya. "Bagaimana mereka terus kita dorong punya aktifitas salah satunya dengan bekerja secara mandiri, menciptakan lapangan pekerjaan di bidang UMKM dan lainnya," jelasnya. Tentu lanjutnya, Mabes Polri tidak akan tinggal diam. Mabes Polri bersama dengan pemerintah akan terus berupaya memberikan bantuan yang sifatnya bisa dimanfaatkan mereka untuk bekerja. jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU