14 Bacawali Tes di DPP PS

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 20 Jan 2020 00:21 WIB

14 Bacawali Tes di DPP PS

SURABAYA PAGI, Jakarta - Sebanyak 14 orang bakal calon kandidat wali kota Surabaya mengikuti tes konvensi yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI). Dari 14 orang tersebut, salah satunya terdapat tokoh Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Dwi Astuti. Untuk maju menggantikan posisi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Dwi mengaku sudah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai politik. Bahkan, Dwi mengaku sudah mendaftarkan diri untuk maju Pilwali Surabaya dari PKB, Nasdem, PDI Perjuangan dan Gerindra. Baca juga : -Pilwali Surabaya, Machfud Arifin vs Eri Cahyadi -Jangan Ragukan Sosok Militer Kalau safari politik sudah kemana saja, sudah 90 persen saya lakukan, pertama memang yang saya kunjungi itu di PKB, tentulah kalau bicara PKB ini proses juga dan saya juga daftar di rekrutmennya PDIP, daftar juga di Nasdem, daftar di Gerindra, kata Dwi di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Minggu (19/1). Selain itu Dwi juga mengaku telah membangun komunikasi dengan Partai Golkar, Demokrat dan PAN yang juga memiliki kursi di DPRD Surabaya. Menurutnya menjalin komunikasi dengan sejumlah partai merupakan hal penting, karena dirinya bakal maju melalui partai politik bukan maju secara independen. Saya lakukan (komunikasi politik) artinya saya sangat menghargai semua partai yang ada, karena saya hadir nanti lewat partai, saya tidak independen, ucap Dwi. Dwi menyebut, kepemimpinan Risma dalam membangun Kota Surabaya patut diapresiasi. Namun, menurutnya masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki khususnya mengatasi kemacetan dan banjir di Surabaya. Secara infrastruktur top, tapi ada yang perlu dikuatkan potensi sungai dan lainnya, termasuk juga perlu pembenahan trotoar, bagi saya itu perlu di ikhtiarkan supaya tidak terjadi macet dan bagaimana saat ini masih terjadi banjir, terang Dwi. Dwi yang merupakan akademisi itu juga mengharapkan, ke depan tidak ada lagi ketimpangan sosial yang terjadi di Surabaya. Hal ini merupakan hal penting unyuk membangun Kota Surabaya lebih baik lagi. Karena latar belakang pendidikan dan sosial, jangan sampai terjadi kesenjangan sosial. Saya selama ini memang sentuhan saya kepada anak miskin perkotaan, anak-anak jalanan dan drop out sekolah, memang sudah menjadi binaan saya sejak tahun 1994, pungkasnya. jwp

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU