178 Warga Terpapar Gas Baracun Gunung Ijen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Mar 2018 10:47 WIB

178 Warga Terpapar Gas Baracun Gunung Ijen

SURABAYAPAGI.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDA Provinsi Jawa Timur, menyatakan menutup sementara kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, menyusul terjadinya letupan pada permukaan kawah yang menyebabkan keluarnya gas beracun. "Diperkirakan adanya letupan pada permukaan kawah, kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen ditutup untuk kunjungan wisata, dimulai 22 Maret 2018 dini hari tadi," tulis BBKSDA Jatim di situs resminya. BBKSDA menganalisa, letupan tersebut diperkirakan akibat adanya perbedaan suhu yang sangat besar antara di bawah dan di atas permukaan kawah. Akibat dari letupan tersebut gas dan bau belerang mengalir dan terbawa angin menuju ke arah barat. FOTO: Warga Kecamatan Ijen di evakuasi akibat gas beracun Gunung Ijen. "Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi dan Resort Konservasi Wilayah Kawah Ijen telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, utamanya Kepolisian Resort Bondowoso. Kerjasama telah dilakukan dengan Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) untuk komunikasi pelaksanaan selama penutupan kawasan. Mengingat di sekitar Kawah Ijen tidak terdapat sinyal telepon selular.," kata BKSDA Petugas dari BBKSDA Jatim dan kepolisian telah melakukan penjagaan di pintu-pintu masuk menuju Paltuding untuk menghalau pengunjung yang datang. Selanjutnya, pembukaan kembali Kawah Ijen akan dilakukan kemudian setelah kondisi dianggap aman bagi pengunjung. Sementara, akibat keluarnya gas beracun dari kawah Gunung Ijen, sebanyak 178 warga terpapar. 30 orang di antaranya terpaksa mendapatkan penanganan darurat di puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Koesnadi Bondowoso. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, gas beracun yang keluar dari kawah di puncak Gunung Ijen, turun ke permukiman warga di wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen. (viv/01)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU