3 Kelemahan Ekonomi China yang Menghambat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 29 Apr 2019 11:11 WIB

3 Kelemahan Ekonomi China yang Menghambat

SURABAYAPAGI.com - Kinerja ekonomi China selama empat dekade terakhir benar-benar mengesankan. China kini merupakan mitra dagang utama bagi lebih dari seratus negara dibandingkan dengan sekitar setengah jumlah negara itu yang bermitra dengan Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi China telah melambat, tetapi tingkat tahunan resmi 6 persen, lebih dari dua kali lipat tingkat Amerika. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kepada China di masa depan. Ada sejarah panjang tentang prediksi yang keliru mengenai kejatuhan sistemik atau stagnasi. Pertama, China memiliki profil demografis negara yang tidak menguntungkan. Angkatan kerja China memuncak tahun 2015 dan telah melewati titik keuntungan mudah dari urbanisasi. Populasinya kian menua, sementara China akan menghadapi kenaikan biaya kesehatan yang besar yang tidak dipersiapkan dengan baik. Kedua, China perlu mengubah model ekonominya. Tahun 1978, Deng Xiaoping dengan bijak mengubah China dari autarki Maois menuju model pertumbuhan yang dipimpin oleh ekspor di Asia Timur yang berhasil dirintis oleh Jepang dan Taiwan. Namun hari ini China telah melampaui model dan toleransi pemerintah asing yang memungkinkan kebangkitan China. Eropa juga mengeluhkan masalah ini. Selain itu, kebijakan properti intelektual China dan defisiensi aturan hukum telah mengecilkan minat investasi asing dan mengurangi dukungan politik internasional yang sering diberikan seiring dengan investasi semacam itu. Ketiga, sementara China selama lebih dari tiga dekade telah meraih keuntungan dengan relatif mudah melalui reformasi, perubahan yang dibutuhkan sekarang jauh lebih sulit untuk diperkenalkan: peradilan yang independen, rasionalisasi badan usaha milik negara, dan liberalisasi atau penghapusan sistem hukou atau registrasi perumahan yang membatasi mobilitas dan memicu ketimpangan. Hal itu membawa kita ke masalah keempat. Ironisnya, China telah menjadi korban dari kesuksesannya sendiri. Model Leninis yang dipaksakan oleh Mao tahun 1949 sangat cocok dengan tradisi kekaisaran China, tetapi perkembangan ekonomi yang cepat telah mengubah China dan kebutuhan politiknya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU