Aksi Bela Tauhid, TKN Harap tak ada Ujaran Kebencian

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 02 Nov 2018 09:30 WIB

Aksi Bela Tauhid, TKN Harap tak ada Ujaran Kebencian

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) akan menggelar Aksi Bela Tauhid 211. Menko Polhukam Wiranto menyebut aksi itu menghabiskan energi dan sudah tidak relevan lagi. "Kita melihat kegiatan demonstrasi semacam itu, selain menghabiskan energi kita, dalam konteks ini tidak relevan," kata Menko Polhukam Wiranto seusai rapat koordinasi di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin. Wiranto menyebut aksi itu tidak lagi relevan lantaran polisi sudah bertindak dan menetapkan beberapa tersangka. Tokoh agama pun disebutnya dalam berbagai acara diskusi juga mengajak masyarakat menyelesaikan persoalan ini dengan cara musyawarah. Wiranto mengatakan masih ada satu anggapan masyarakat yang simpang siur terkait pembakaran itu hingga terjadi Aksi Bela Tauhid jilid 2. Saat ini, menurutnya, masyarakat tengah berduka akibat gempa di beberapa wilayah dan insiden kecelakaan pesawat "Pada hari kedua kita berikan penjelasan ke masyarakat, tapi kita lihat adanya suatu gerakan-gerakan, satu pendapat yang masih simpang siur," kata Wiranto. Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Raja Juli Antoni, mengatakan, kepolisian sudah bekerja dengan baik menangani kasus pembakaran bendera. Karenanya, tidak ada relevansinya jika terus melakukan aksi untuk mengusut kasus tersebut. "Hemat saya, seperti yang sudah saya sampaikan, pihak kepolisian nampaknya luar biasa sigap dalam menangani kasus ini. Jadi saya tidak melihat ada relevansi untuk kemudian menggoreng isu ini," ucap Raja di Posko Cemara, Jakarta, Kamis (1/11). Karenanya, dia mempertanyakan Aksi Bela Tauhid yang digelar Jumat 1 November 2018. Apakah memang murni atau ada kepentingan lain. "Kalau memang aksi itu murni, maka tentu tidak akan ada ujaran kebencian, tidak ada teriakan menolak atau meminta turun Presiden tertentu. Kita akan amati secara bersama," jelas Raja. Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia ini juga menegaskan, bahwa masyarakat sudah cerdas melihat aksi tersebut. "Saya kira masyarakat juga cukup cerdas ya, rakyat. Kita sangat cerdas bahkan, akan melihat apakah benar bahwa ini adalah isu membela agama seperti yang mereka sampaikan, atau sebenarnya ini adalah sebuah taktik politik yang khas yang dilakukan oleh kelompok tertentu, yang sengaja memang menunggangi isu agama untuk kepentingan politik," tutup Raja. Jk

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU