Aksi Parade Tauhid di Surabaya, Polisi Siapkan Pengamanan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 02 Nov 2018 09:27 WIB

Aksi Parade Tauhid di Surabaya, Polisi Siapkan Pengamanan

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Setelah sempat ditunda, aksi Parade Tauhid di Surabaya akan digelar hari ini, Jumat, (2/11). Aksi yang kabarnya diikuti 10.000 hingga 15.000 orang tersebut akan dilakukan usai salat Jumat. Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan pihaknya telah mengantongi surat pemberitahuan. "Surat pemberitahuan namanya, sudah diajukan, kan hanya memberitahukan saja kalau aksi. Polisi wajib mengamankan," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (1/11). Disinggung terkait massa aksi yang mencapai 10.000, Barung mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah personel untuk mengamankan. Namun, dia enggan merinci. Menurut Barung, perkiraan massa tak akan mencapai hingga 10.000. "Kalau mereka bilang 10.000, tapi belum tentu itu, paling 100 sampai 200-an saja," imbuhnya. Dalam pesan yang ramai tersebar di WhatsApp, Parade Tauhid ini disebut akan diikuti 10.000 hingga 15.000 massa dari 78 ormas Islam di Jatim. Kesemuanya tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim. Rencananya usai salat Jumat, massa aksi akan berkumpul di Masjid Al-Akbar Surabaya dan akan long march hingga ke depan Mapolda Jatim di Jalan Ahmad Yani. Sebelumnya, aksi ini akan digelar pada Jumat (26/10) namun ditunda. Sementara itu, Menurut pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokhim Abdus Salam motif politik dalam aksi Bela Tauhid terlalu kasat mata dan rasanya sulit bisa menarik massa sebesar itu di Jatim. Pasalnya, di Jatim ini umat Islam tumbuh moderat dan semakin kritis didalam memahami pemahaman agama dan politik "Ya itu terlihat kasat mata motif politik untuk politik lebih terang ketimbang motif essensialnya," ungkapnya Selama ini, Surokhim mengamati umat Islam di Jatim masih mengedepankan upaya dialog ketimbang gerakan aksi massa. Sepanjang itu tidak memantik kehormatan prinsipil akan sulit massif dan itu pula yang membuat mengapa gerakan aksi massa berkaitan dengan politisasi agama sering tidak bersambut di Jatim. Itu hanya ikhtiar untuk mematik sentimentil agama saja dan sulit bisa massif. Jika dihubungkan dengan agenda politik pilpres tentu ini ada kaitannya dengan upaya merebut medan wacana dalam pilpres. Kita semua tahu kelompok itu sering afiliatif ingin melakukan perubahan rezim sekarang. "Selain geopolitik Jatim yang tidak mendukung momentumnya juga sudah tidak pas," imbuhnya. Sementara, Direktur Surabaya Survei Center (SSC) mengungkapkan jika aksi bela tauhid ini sudah dilakukan di berbagai kota termasuk Jakarta, sehingga itu akan dibawa ke Surabaya. Karena sesuatu yang dikoordinasi dengan massif apalagi di tahun politik pasti akan dikait-kaitkan. "Kalau secara hukum sudah jelas. Kedua belah pihak sudah dijadikan tersangka," katanya. Lebih lanjut Mochtar melihat aksi tersebut akan menimbulkan kebingungan di masyarakat. Sehingga hal tersebut bisa dilihat dari sejarah aksi sejak pilkada di Jakarta 2017 lalu. "Kalau melihat polanya, nama aksi, simbolnya tidak jauh beda dengan aksi sejak kasusnya Ahok menggunakan tanggal yang simbolis, 212, 411, 211," imbuhnya lagi.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU