Analis: Beberapa Tahun Kedepan, Gagal Bayar Pinjaman Meningkat di China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 01 Des 2019 15:35 WIB

Analis: Beberapa Tahun Kedepan, Gagal Bayar Pinjaman Meningkat di China

SURABAYAPAGI.COM, Beijing Beberapa tahun kedepan China diperkirakan akan terbebani dengan adanya tren gagal bayar pinjaman yang semakin meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Perkiraan ini dirilis olehMoodys Investors Service. Pemicunya yakni pertumban ekonomi China yang terhenti dan upaya pengendalian dukungan untuk perusahaan-perusahaan yang berutang. Menurut laporan analis itu, Perusahaan pemeringkat kredit tersebut memprediksi ada 40-50 laporan default baru pada 2020, naik dari 35 laporan pada tahun ini. Menurut Ivan Chung, kepala penelitian dan analisis kredit China di Moodys, total nilai wanprestasi akan berada di bawah 200 miliar yuan atau senilai US$28 miliar. Nilai ini mewakili kurang dari 1 persen ukuran pasar obligasi China. "Niat regulator adalah untuk mengurangi moral hazard sementara pada saat yang sama memastikan default tidak akan merusak stabilitas sosial ekonomi atau memicu risiko sistemik," katanya. Selain itu, Data dari Guosheng Securities Co. menunjukkan sejak default obligasi lokal pertama oleh perusahaan milik negara empat tahun lalu, 22 perusahaan lainnya telah gagal untuk melunasi obligasi onshore gabungan sebesar 48,4 miliar yuan pada akhir Oktober 2019. Pekan lalu, pedagang komoditas Tewoo Group mengusulkan rencana restrukturisasi utang pertama kali oleh BUMN China. Chung menuturkan dukungan negara kemungkinan akan ditargetkan pada perusahaan yang terlibat dalam proyek kesejahteraan sosial. "Bagi mereka yang lebih komersial, dukungan pemerintah mungkin tidak akan datang," ujarnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU