AS: China Akan Alami Kepedihan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Jun 2019 18:28 WIB

AS: China Akan Alami Kepedihan

SURABAYAPAGI.com - Perang dagang yang terus berlangsung dengan sengitnya aksi serang-balas oleh AS dan China dengan menjadikan tariff sebagai peluru ysng menyasar untuk menggoncangkan salah satu dari mereka dan berdampak pada gelombang besar di lautan perekonomian global yang tak ada hubungan dalam peperangan. Sejauh ini tarif yang dikenakan Trump telah mencapai US$200 miliar atas produk impor China untuk memaksa Beijing mematuhi perlindungan kekayaan intelektual dan melakukan reformasi sistem perdagangan lain. Washington mengatakan China menikmati keuntungan yang sangat tidak adil dari AS. Presiden AS juga mengindikasikan siap untuk mengenakan tarif baru pada semua impor Cina yang tersisa sebesar lebih dari US$300 miliar. "Anda akan dikenakan lagi tarif senilai US$325 miliar yang belum saya kenakan, yang sudah siap untuk dikenakan pajak, katanya kepada Fox. Presiden Donald Trump terbang ke KTT G20 dengan mengatakan China harus siap menghadapi tarif baru dan menuduh beberapa sekutunya mengambil kesempatan dari persaingan dagang kedua negara. Trump menyatakan menikmati perang dagang dengan China karena posisi Amerika Serikat (AS) yang kuat. AS tidak berniat untuk memberikan banyak konsesi kepada China saat bertemu dengn Presiden Xi Jinping pada Sabtu (29/6/2019). Perekonomian China sedang menurun dan mereka ingin membuat kesepakatan," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network Menurut Trump, China lah yang merasakan semua kepedihan, sementara pihak AS diuntungkan dari situasi saat ini. "Apa yang terjadi adalah orang-orang pindah dari China. Perusahaan-perusahaan pindah dari China dan ada yang kembali ke Amerika Serikat karena mereka tidak mau membayar tarif, "katanya kepada Fox Business Network. Trump juga mengatakan hampir semua negara di dunia ini mengambil keuntungan luar biasa dari Amerika Serikat dan hal itu tidak bisa dipercaya. Trump juga mengecam mitra dekat Vietnam, Jerman dan Jepang yang mengambil keuntungan dari AS. Vietnam bahkan lebih buruk daripada China ketika menyangkut praktik perdagangan yang tidak adil, katanya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU