Asrama Mahasiswa Papua Dilempari Karung Berisi Ular Piton

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 10 Sep 2019 00:06 WIB

Asrama Mahasiswa Papua Dilempari Karung Berisi Ular Piton

Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Surabaya, Jawa Timur, kembali diteror. Kali ini asrama itu dikirimi dua karung berisi ular, Senin (9/9/2019) pukul 04.19 dinihari. Ular itu sampai ke halaman asrama. Wartawan SurabayaPagi, Firman Rachamanudin SURABAYAPAGI.com - Ketua Biro Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Yohanes Giyai, mengatakan satu karung yang biasa dipakai untuk beras berisi ular piton yang beratnya kira-kira 15 kilogram dan satu karung lagi, terbuat dari kain, berisi tiga ular yang lebih agresif. "Ular yang piton setelah dilempar tidak keluar karung. Sekarang kami kandangi. Tiga lagi setelah dilempar langsung keluar karung. Agresif. Tidak bisa kami tangkap," katanya. "Sekarang kami masih jaga-jaga karena khawatir ular yang kabur menyerang. Agresif," tambahnya. Saat pelemparan terjadi, Giyai sedang tidur. Dia bangun karena kawannya yang belum tidur teriak "ular, ular, ular" dan membangunkan seluruh penghuni asrama. Berdasarkan keterangan mahasiswa Papua yang melihat langsung pelemparan, sepenuturan Giyai, pelaku berjumlah empat orang. Mereka naik motor matic. "Dua motor. Dua orang standby. Dua orang turun melempar karung." Kejadian terjadi sangat cepat. Saksi mata tidak sempat merekamnya. Apalagi, kata Giyai, "kondisi masih gelap." Beberapa saat setelah pelemparan, para mahasiswa keluar asrama lalu mengejar "intel" yang menurut Giyai sudah berhari-hari mengawasi mereka dari pos depan yang lokasinya kira-kira 20 meter dari asrama. "Intel ini kabur tapi menjatuhkan"teropong yang biasa dipakai untuk memantau aktivitas mahasiswa dari jauh. "Memang sejak kejadian pengepungan itu (16 Agustus) biasanya kami diawasi. Intel," akunya. Ini adalah intimidasi ketiga setelah tanggal 16 Agustus, saat mereka dituduh merusak bendera merah putih tapi tidak terbukti dan dikepung aparat dan ormas. Saat itu mereka diperlakukan rasis. Diteriaki makian binatang. Pengepungan ini lantas memicu aksi protes besar-besaran di Papua berminggu-minggu. Sebelumya mereka sempat dilempari cat. Lalu poster yang mereka bikin, bertuliskan "Referendum is Solution", dicopot. Semuanya oleh orang tidak dikenal. Tapi mereka enggan lapor ke polisi. "Yang sudah-sudah, tidak diusut. Jadi buat apa?" kata Giyai. Beberapa waktu lau, Gubernur Papua Lukas Enembe menyangkal kabar yang menyebut jika Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, telah disusupi anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pernyataan ini muncul menyusul penolakan para penghuni asrama yang terletak di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur ini. Mahasiswa juga disebut memasang spanduk bertuliskan Lepas Garuda dan Referendum is Solution. "Gerakan Papua Merdeka enggak ada [di asrama]. OPM di Papua sana bawa senjata," kata Lukas, saat ditemui di Hotel Grand Dafam, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/8). Lukas juga yakin betul bahwa anggota OPM tak bisa memasuki asrama tersebut. "Enggak ada [OPM]. Mereka datang dari mana," ujar Lukas mempertanyakan. Penghuni asrama dua lantai itu merupakan mahasiswa asal Papua yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Surabaya. Namun, Lukas tak menampik jika beberapa di antara penghuni sudah tak berstatus sebagai mahasiswa. "Itu mahasiswa. Tapi, kita tidak tahu, itu mahasiswa semua atau ada yang tidak kuliah. Itu saja," kata Lukas. Lukas juga tak tahu pasti berapa jumlah penghuni asrama tersebut. Sementara ini, pihaknya hanya mengambil data dari pihak kepolisian yang berjumlah 42 orang.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU