Awas, Startegi Borong Rekom Parpol

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 20 Jan 2020 23:33 WIB

Awas, Startegi Borong Rekom Parpol

SURABAYA PAGI, Surabaya - Setelah Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan rekomendasi dukungan Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, kini Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mengeluarkan rekomendasi mengusung mantan Kapolda Jatim ini sebagai calon Walikota Surabaya di Pilwali 2020. Akankah Machfud Arifin memborong rekom parpol di luar PDIP? Ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rouf membenarkan kalau rekom DPP PKB telah terbit dan diberikan ke Machfud Arifin, akhir pekan lalu. Langkah berikutnya, sambung Musyafak, adalah membentuk koalisi partai pengusung. Namun begitu, partainya masih menunggu sikap parpol-parpol lain dalam menentukan siapa bacalon masing-masing. Pasalnya, hingga kini baru PKB dan PAN yang telah menentukan sikap secara resmi. Walau begitu, kedua partai itu belum memenuhi jumlah syarat kursi parlemen untuk mengusung calon sendiri. PKB sendiri hanya mempunyai lima kursi, sementara PAN hanya berkuasa tiga kursi di parlemen. Total delapan kursi ini jelas belum cukup untuk mengusung Machfud Arifin. Artinya masih diperlukan dua kursi lagi untuk mengusung sang jenderal. Di lain pihak, masih ada beberapa parpol yang masih belum sahih sikap politiknya. Mereka antara lain PSI yang masih dalam tahap konvensi. Lalu Demokrat dan Golkar yang masih malu-malu. Kemudian PKS yang baru saja merapat diri. Sementara NasDem, Gerindra dan PPP masih sinyal-sinyal. PDIP sendiri masih misterius kepada siapa surat sakti dari Megawati diberikan. Praktis, baru PAN dan PKB yang secara resmi telah punya sikap. Namun, sinyal-sinyal mengusung Machfud Arifin dari NasDem, Gerindra dan PPP bakal ditangkap oleh parpol berplatform relijius ini. Jika benar ketiga parpol jadi menerbitkan rekom untuk Machfud, maka syarat jumlah kursi sudah terpenuhi. Langkah berikutnya adalah menentukan siapa bakal calon wakil wali kotanya. "Mengenai bacawawali itu nanti dibicarakan dalam koalisi antarparpol kalau sudah jadi," cetus Musyafak kepada Surabaya Pagi, Senin (20/1). Disinggung mengenai koalisi dengan PDIP, menurut Musyafak potensi itu hampir mustahil. Pasalnya, PDIP sudah punya jumlah kursi yang memenuhi syarat untuk mengusung calonnya sendiri. Selain itu, PDIP juga tak kunjung mengumumkan siapa calon mereka. Hal inilah yang membuat parpol-parpol bergerak, karena sudah tidak sabar menunggu banteng keluar kandang. Bahkan, bisa saja terjadi koalisi besar untuk melawan PDIP. "Ya, bisa saja terbentuk koalisi besar di luar PDIP," sebut Musyafak. Head to Head Terpisah, Ketua Tim Penjaringan Bacawali DPC Gerindra Surabaya Bagiyon menyebut, perhelatan Pilwali Surabaya mendatang bakal lebih seru kalau terjadihead to head antara koalisi besar Machfud Arifin versus calon dari PDIP. Bahkan, dengan penuh keyakinan koalisi besar tersebut bakal sangat bersemangat untuk mengalahkan PDIP di kandang banteng. Pasalnya, sambung Bagiyon, sang petahana Tri Rismaharini sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi karena telah dua periode memimpin Surabaya. Keadaan inilah yang membuat partainya yakin, bahwa kompetisi Pilwali 2020 lebih fair. "Kalau terjadi head to head, pertarungannya bakal sangat sengit," sebut Bagiyon kepada Surabaya Pagi. Oleh sebab itu, dirinya mengamini pernyataan Musyafak tentang koalisi besar. Menurutnya, PDIP telah memberi sinyal bakal mengusung paslon mereka sendiri tanpa bantuan koalisi. Bagiyon berkeyakinan, jika bergabung dalam koalisi besar, beban pekerjaan menjadi lebih ringan. Dengan begitu, cita-cita kemenangan dapat diraih. Disinggung mengenai rekom Gerindra yang tak kunjung terbit, Bagiyon enggan menyebut nama. Hanya saja, pihak DPC menyerahkan semua keputusan kepada DPP. Walau begitu, sinyal-sinyal Machfud Arifin bakal mengantongi rekom kian kuat. "Tunggu sajalah," jawab Bagiyon pendek. PDIP Tenang Di lain pihak, PDIP tampak tidak panik dengan adegan borong rekom oleh Machfud Arifin dan rencana koalisi besar dari kubu rival. Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono bahkan menyebut, partainya berkoalisi dengan rakyat. PDIP sendiri hingga kini masih menunggu rekom dari DPP. Padahal, bacalon dari PDIP merupakan yang paling ditunggu-tunggu publik sejak awal. Namun begitu, Awi--sapaan akrab Adi--menegaskan kalau para bacawali dan bacawawali dari PDIP terus turun ke akar rumput untuk mengkampanyekan program-program kerakyatan ala PDIP. Menurut Awi, warga Kota Surabaya sudah punya catatan sendiri mengenai sepak terjang kader PDIP yang menjadi wali kota. Semenjak periode Wali Kota Bambang DH sampai Tri Rismaharini, wajah kota tampak lebih baik dari sebelumnya. Dengan kalimat lain, warga kota telah mengetahui bagaimana cara kader PDIP bekerja menata kota. "Oleh sebab itu, kami memilih berkoalisi dengan rakyat, hingga terbit keputusan dan petunjuk dari DPP," tegas Awi.n rga/alq

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU