Begal di Citraland, Ternyata Pelakunya ABG 18 Tahun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 25 Mei 2019 09:05 WIB

Begal di Citraland, Ternyata Pelakunya ABG 18 Tahun

Aksi begal di kawasan Citraland, Surabaya barat, yang kerap meresahkan warga kini terungkap. Ternyata, pelakunya remaja 18 tahun. Untuk menangkap begal muda ini, anggota Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya harus menembaknya. Namun sayang, tiga pelaku lainnya belum tertangkap. ------------- Firman Rachman, Wartawan Surabaya Pagi Pemuda yang ditangkap dan ditembak Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya itu bernama Dimas Maulana Febriansyah. ABG itu tertangkap saat beraksi di kawasan Citraland Surabaya,pada 19 Februari lalu. Korbannya adalah Adam (14) dan M. Rosi (14). Keduanya dikuntit oleh pelaku bersama tiga temannya yakni, RV, AJ dan IF yang masih DPO. Sesampainya di titik lokasi sepi, empat pelaku dengan dua kendaraan itu mengepung korban,sambil memaksa korban berhenti. Usai berhenti, mereka kemudian menuduh jika korban telah menyakiti adiknya. "Modusnya modus lama, jadi pepet dan dituduh telah melakukan penganiayaan adik salah satu pelaku. Kalau korban melawan atau berteriak,mereka langsung menghajarnya," terang Kanit Jatanras,Iptu Giadi Nugraha, Jumat (24/5/2019). Usai menghajar korban yang tak berdaya, keempat pelaku kemudian memaksa korban menyerahkan handponenya. "Karena korban Rosi tidak membawa HP, maka terpaksa HP milik Adam yang dibawa kabur oleh mereka," imbuhnya. Atas kejadian itu,korban kemudian melapor ke polsek Lakarsantri Surabaya. Berdasarkan ciri-ciri kendaraan dan fisik pelaku, polisi akhirnya menangkap satu diantara empat kawanan begal itu di rumahnya. Saat dikeler, pelaku yang tinggal di rumah kontrakan di jalan Lempung Tama itu berusaha kabur. Polisi pun tak ingin kehilangan jejak dan terpaksa menembak kaki ABG putus sekolah itu. "Karena berusaha kabur saat kami minta tunjukkan lokasi temannya, kami terpaksa melakukan tindakan tegas terukur," tandas Giadi. Jalan Sepi Beberapa kali kejahatan jalanan memang kerap terjadi di Surabaya barat. Hal itu dipicu karena akses jalanan dan mobilisasi warga yang lebih sedikit dibanding dengan pusat kota. Seperti di Citraland, kondisi jalan di sana lengang dan kurang penerangan yang pemicu para pelaku kejahatan beraksi. Pantauan di lokasi, kondisi jalan ramai hanya di jalan-jalan utama yang menghubungkan jalan raya. Seperti di akses masuk Citraland dari samping kampus Unesa, arus lalulintas tampak ramai. Begitu juga akses masuk dari Lontar menuju G-Walk. Pengamanan di Cluster Namun di kawasan lain tampak lengang dan cenderung sepi, seperti jalanan di sekitar Konjen Amerika. Padahal, kawasan ini menjadi akses warga yang ingin ke Benowo dan sekitarnya. Pengaman lebih tampaknya hanya pada rumah-rumah di kawasan cluster-cluster. Sebab pihak Citraland menerapkan sistem satu pintu. Petugas keamanan juga berjaga di pintu masuk cluster tersebut. Pihak Citraland Surabaya melalui Ahmad Helmi, Public Relation Office tak menampik jika kejadian kejahatan jalanan itu terjadi. Namun, ia juga melihat tidak hanya pada wilayah perumahan yang dikelolanya. "Surabaya Barat memang sedang bertumbuh, banyak akses jalan yang sepi dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang keamanan diri. Misalnya, terakhir itu korban anak di bawah umur, seharusnya orang tua lebih waspada dan perhatian terhadap anak-anaknya, apalagi sampai keluar malam hari. Jambret di Bankingan, Pakal, Benowo, itu juga ada dan ini butuh kesadaran bersama," beber Helmi. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU