Home / Peristiwa : Dibalik Kerja Tim Satresnarkoba Polrestabes Suraba

Bekerja Nonstop Dua Bulan, Menyamar Jadi Tukang Sampah dan Driver Gojek

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 18 Sep 2017 07:04 WIB

Bekerja Nonstop Dua Bulan, Menyamar Jadi Tukang Sampah dan Driver Gojek

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Membongkar jaringan bandar narkoba internasional bukan hal mudah bagi polisi. Selain harus fokus dan bekerja nonstop, polisi juga harus teliti. Bahkan mereka harus berhadapan dengan berbagai bentuk aral yang kadang tidak mereka duga sebelumnya. Seperti cerita Satresnarkoba Polrestabes Surabaya beberapa waktu lalu. Mereka berhasil membongkar praktek haram para bandar narkoba jaringan internasional di Surabaya. Berikut cerita mereka dibalik pengungkapan kasus tersebut. Cerita bermula ketika punggawa Satresnarkoba Polrestabes Surabaya menerima informasi bahwa ada seorang bandar di Surabaya telah menerima kiriman narkoba dalam jumlah besar dari luar Surabaya. Baik sabu, pil ekstasi maupun pil happy five. Tepatnya akhir Januari 2017 lalu. Tak main-main, informasi yang masuk ke telinga mereka, perdagangan narkoba yang masuk ke Surabaya itu, dikendalikan dari luar negeri (jaringan internasional). Berawal darisanalah, Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya, AKBP Roni Faisal Saiful Faton dan Wakasatresnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Anton Prasetyo langsung melakukan konsolidasi. Mereka membentuk tim khusus (timsus) yang berisi 8 personil. Dari konsolidasi itulah, 8 personil timsus langsung terjun ke lapangan dipimpin langsung AKBP Roni dan Kompol Anton. "Kami berbagi tugas dan peran sesuai tupoksi kita masing-masing. Kita menyebar ke berbagai titik untuk memulai penyelidikan," sebut AKBP Roni, Minggu (17/9/2017). Tugas yang dimaksud AKBP Roni itu adalah, dari 8 personil timsus ini, ada yang bertugas undercover (penyamaran) ; surveyland (survei lapangan) hingga IT (informasi dan teknologi). Secuil informasi yang mereka dapat, terus diolah dan dikonsolidasikan secara rutin. Informasi diawal, bahkan tidak berjalan mulus. Sejumlah orang yang awalnya diduga kuat sebagai sang bandar, ternyata meleset. "Kami kembali mengolah data meski dengan keterbatasan perlengkapan dan peralatan IT. Langkah penyelidikan manual pun juga kita tempuh untuk menopang data yang didapat dari tim IT. Yaitu gerilya yang dilakukan tim undercover dan surveyland," beber Alumnus Akpol tahun 2000 ini. -- Penyamaran menjadi Tukang Sampah dan Driver Gojek untuk memastikan sasaran -- Setelah tim IT berhasil menelusuri data dan pola transaksi serta keterlibatan beberapa nama orang yang dicurigai masuk dalam jaringan bandar. AKBP Roni dan Kompol Anton langsung menerjunkan tim surveyland dan undercover. Darisanalah, operasi 'senyap' mulai dilakukan tim ini. "Kami mulai memantau titik-titik yang kami sinyalir menjadi tempat tinggal orang orang yang kami curigai serta save house yang mereka pakai untuk menyimpan narkoba," ungkap AKBP Roni. Tidak mudah untuk memastikan keberadaan sasaran. Menurut Kompol Anton, tim harus memantau tanpa henti untuk memastikan pergerakan sasaran. Bahkan untuk memastikan bahwa sasaran yang dimaksud tidak meleset, tim yang ada harus melakukan penyamaran. "Saat itu, kami menyamar sebagai tukang sampah hingga driver gojek. Ini untuk memapping, kapan sasaran biasa bergerak dan dimana biasa mereka transit," ulas Kompol Anton. Setelah tim IT berhasil merekam pola transaksi yang dilakukan sasaran dan tim lain (undercover dan surveyland) memastikan bahwa sasaran sudah tepat, tim ini kembali dikumpulkan untuk konsolidasi. "Konsolidasi terakhir ini kami lakukan untuk mengatur strategi penggerebekan dan penangkapan terhadap sasaran kita. Agar misi ungkap kasus itu berjalan sempurna seperti yang kita rencanakan," tambah Alumnus Akpol tahun 2003 ini. -- Proses penggerebekan dan penangkapan -- Saat itu, satu nama yang mereka kantongi. Yaitu Darma Sulaiman (25), Asal Belitung Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dia dikerucutkan menjadi kurir sang bandar. Sesuai skenario penangkapan, pria ini disergap di Jalan Rungkut Asri Surabaya, pada Kamis (30/03/2017) lalu sekitar pukul 20.00 Wib. Dan benar, saat itu tim menemukan narkoba dalam jumlah yang minim (kecil) yang hendak diantar Darma ke pembeli. Darma pun dikeler ke tempat tinggalnya. Yaitu di Apartemen Gunawangsa, Jalan Raya Menur Pumpungan Surabaya. "Kami terjunkan 4 personil ke dalam kamar Darma. Karena tidak mudah mengakses sebuah kamar di apartemen. Kami dipaksa untuk berdebat dengan sekuriti maupun menagemen apartemen. Sayang, di kamar Darma, kami tidak menemukan lagi narkoba yang jumlahnya besar," masih kata Kompol Anton. Ditambahkan AKBP Roni. Atas bungkamnya Darma. Pihaknya akhirnya melakukan interogasi mendalam terhadap Darma. Tujuannya satu, agar Darma membuka siapa orang yang mengendalikannya selama ini. "Kami memakai cara-cara psikologis terhadap Darma. Alhamdulillah tidak sampai 24 jam, Darma membukanya," kata Perwira Polisi asli Surabaya ini. Dari keterangan Darma itulah, muncul nama Jayus Yudhas (23) pria asal Jalan Jatihandap, Jatihandap Mandalajati Bandung. Penangkapan terhadap Jayus dilakukan di Kamar 511 di Hotel Erofa Jalan Menur No 18-20 Surabaya, Pada Jumat (31/03/2017) lalu sekitar pukul 11.00 Wib. Lagi-lagi, tidak ditemukan barang bukti narkoba ditangan Jayus. Namun setelah diinterogasi cukup lama, Jayus pun buka suara dimana dirinya menyimpan narkoba narkoba yang diedarkannya selama ini. "Kami full tim langsung menuju Perumahan Purimas Cluster Legian Paradise H/6 No 2, Gunung Anyar, Surabaya. Dan benar, Jayus menyimpan narkoba yang dikendalikannya disana," tegas AKBP Roni. Tak tanggung-tanggung, di rumah kontrakan Jayus, timsus Satresnarkoba Polrestabes Surabaya berhasil menyita berbagai jenis narkoba dalam jumlah besar. Diantaranya dabu sabu seberat 17,229 KG ; Ekstasi sebanyak 11.730 butir ; pil Happy five sebanyak 1.220 butir dan barang bukti lain. Yaitu Alat pres 1 buah ; Timbangan elektrik 2 buah serta Klip plastik kosong 3 bendel. Jayus merupakan operator peredaran narkoba jaringan internasional (diduga China dan Malaysia) yang beroperasi di Surabaya. Bahkan Jayus dikader oleh bandar intenasional untuk mengendalikan peredaran narkoba di seluruh wilayah Indonesia timur. Pengungkapan kasus besar ini, memecahkan rekor ungkap kasus narkoba sebelumnya dan hingga saat ini menjadi rekor baru ungkap kasus narkoba di Polrestabes Surabaya. (Bkr)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU