Beralih Produksi Alat Pelindung Diri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 28 Apr 2020 18:47 WIB

Beralih Produksi Alat Pelindung Diri

Surabaya, SURABAYAPAGI.com - Sejak awal Bulan Maret 2020, Indonesia terkonfirmasi memiliki kasus positif dari wabah Covid - 19. Kasus tersebut kemudian menjadi perhatian publik, hingga saat ini. Perhatian publik lebih condong terhadap sikap Pemerintah dalam penanganan kasus tersebut yang belum selesai hingga saat ini. Dampak dari penyebaran virus tersebut kemudian memukul rata banyak sektor yang berada di Indonesia. Seperti salah satunya UMKM binaan Pemerintah Kota yang sebelumnya aktif untuk menjahit beberapa busana akhirnya membaca peluang dengan fokus menjahit alat pelindung diri atau APD. Berlokasi di Jl.kenjeran 243 B Surabaya, Novita Rahayu Purwaningsi kemudian membaca peluang akibat dampak dari penyebaran virus Covid - 19 yang membuatnya harus meliburkan sebagian karyawannya hingga menutup sementara tempat usahanya. Di temuin Tim Surabaya Pagi di lokasi rumah sekaligus tempat produksi nya yang bernama V-RA Collection yang berdiri sejak tahun 2015. Novita menuturkan bila saat ini ia melihat peluang dengan memproduksi masker pada awalnya. **foto** "Karena Covid ini saya membaca peluang bila banyak orang yang mencari masker, akhirnya saya menjahit masker. Kemudian Dinas Perdagangan juga menggandeng UMKM untuk menjahit baju Hazmad" ungkapnya. Ia menambahkan bila dalam sehari ia mampu memproduksi 30 hingga 100 lusin masker dengan bahan yang berbeda-beda. "Sehari saya mampu memproduksi 30 sampai 100 masker dengan bahan yang beda-beda mba. Ada yang pesan dengan bahan kain sponbon, katun, dan brokat. Pesanan ini juga tidak hanya di Surabaya tapi sampai luar pulau juga" terangnya. Dinas Perdagangan yang turut menggandeng UMKM yang ia dirikan turut memintanya menjahit baju Hazmad sebanyak 222 dalam kurun waktu dua hari saat masih belum banyak UMKM yang digandeng oleh Dinas Perdagangan. "Awalnya saya diminta 222 baju Hazmad untuk dua hari karna dulu itu susah cari baju Hazmad untuk tenaga medis. Lalu banyak UMKM juga yang digandeng akhirnya 100 baju Hazmad untuk di kerjakan selama 3 hari. Kalo sekarang saya nggak menjahit lagi karena tidak diminta oleh dinas. Mungkin bahannya susah, karena harus bahan gortex dan paslan yang cocok" jelasnya. Hingga hari penerapan PSBB ia mengaku bila tidak mendapatkan instruksi atau himbauan apapun untuk dirinya dalam menjalankan usaha UMKM, namun ia menuturkan bila akan mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah. "Informasi himbauan atau instruksi untuk UMKM selama ini tidak ada, namun saya berusaha mematuhi peraturan saja. Semoga lekas membaik saja" pungkasnya kepada Tim Surabaya Pagi. Byt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU