Berhenti Kuliah Demi Berbisnis Susu Kedelai, Jarifin Kini Jadi Jutawan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 04 Okt 2020 10:45 WIB

Berhenti Kuliah Demi Berbisnis Susu Kedelai, Jarifin Kini Jadi Jutawan

i

Jarifin memamerkan susu kedelainya di depan rumah produksi. SP

SURABAYAPAGI, Sleman - Ahmad Jarifin, 28, pemuda asal Pati, Jawa Tengah yang kini tengah sukses menjajaki usahanya menggeluti susu kedelai yang ia jual di berbagai wilayah, khususnya di Sleman, Jogja dan sekitarnya.

Sempat mengenyam bangku kuliah sejak 2011. Ia menempuh pendidikan di bangku kuliah sampai dengan semester lima, Jarifin mengambil Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Saintek (Sains dan Teknologi) di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia mengambil jurusan Pemad (Pendidikan Matematika) bukan asal-asalan, akan tetapi dengan pertimbangan yang matang bahwa sejak di sekolah ia pintar dan cerdas dalam hal hitung-hitungan.

Baca Juga: BSI Dorong Pertumbuhan Bisnis di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Sayangnya, Jarifin harus menerima kenyataan, saat memasuki semester lima di 2014 keluarganya dirundung duka yang menyebabkannya justru menjadi seorang pria bertekad kuat dan tangguh seperti sekarang.

Saat seorang bapak yang menjadi tulang punggung utama dalam menyokong kebutuhan keluarga telah tiada. Membuat Jarifin kondisinya menjadi tidak stabil dan terguncang hatinya sehingga membuatnya harus memilih di antara dua pilihan yang paling berat, yaitu kuliah atau kerja.

Dengan banyak pertimbangan akhirnya ia putuskan untuk menanggung beban keluarga termasuk biaya sekolah adiknya dan memilih keluar dari UIN Sunan Kalijaga lalu berikhtiar mencari penghidupan sendiri di Yogyakarta.

Dari usaha yang dirasa cukup baru itu ternyata respons masyarakat sangat baik. Maka, setelah dapat ilmu mengenai susu kedelai tersebut. Dengan keuletan dan tekad kuat serta semangatnya yang tinggi itu Jarifin menggenjot usahanya membuat susu sari kedelai itu dan memperluas pasarnya di berbagai daerah hingga kampus-kampus, khususnya di daerah Sleman.

Baca Juga: TOMORO COFFEE Perluas Bisnis ke Berbagai Negara Asia Melalui Peluncuran Master S.O.E. Series

Untuk cara pembuatannya, Jarifin biasa mempersiapkan beragam ubarampe sendiri untuk menghasilkan produknya. Ia menyiapkan kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan susu sari kedelai, kemudian sebelum dibuat menjadi sari susu, kedelai harus direndam selama tujuh sampai delapan jam supaya lunak ketika dimasukkan mesin penggiling.

Jarifin biasa menyiapkan bumbu di antaranya; gula alami, gula aren atau gula kelapa. Setelah delapan jam kedelai digiling dengan mesin penggiling kedelai. Setelah terpisah intisarinya kemudian direbus sampai mendidih baru dikasih bumbu, antara lain gula, gula aren, dan garam. Kemudian di atur sesuai dengan yang kita inginkan rasa manisnya, kemudian dikemas plastik.

Cara pembuatan yang masih manual itu dengan menggunakan plastik dan kap aqua yang dijadikan wadah untuk susu sari kedelai. Berkat ketekunannya, saat ini ia telah mencapai pelanggan 180 outlet atau supplierr, untuk langganan sudah 200 orang lebih. Sehari ia dapat menghasilkan susu kedelai sampai 500-600 bungkus ukuran sekitar 250 mililiter yang ia jual dengan harga murah meriah yaitu dua ribu rupiah.

Baca Juga: Dibalik Kesuksesan Bisnis Gibran, Beberapa Bisnis Besutannya Gulung Tikar

Kini ia sudah memiliki rumah produksi sendiri dengan tiga orang karyawan, dua orang ibu-ibu, yang satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Bahkan untuk mengembangkan usahanya, ia sudah bisa menyewa salah satu kantin di UIN Sunan Kalijaga, tepatnya kantin di Fakultas Adab. Ia mendapatkannya dari seorang teman sesama saat kuliah di Fakultas Saintek yang kemudian dioper kontrak. Sekarang omzet per bulan kurang lebih Rp 10 jutaan.

Kini susu kedelai "Keraton" itu telah menjadi merek dagangnya banyak dikenal masyarakat Yogyakarta. Setelah sukses dengan usaha susu kedelainya, Jarifin kini pun juga telah membangun rumah sendiri sekaligus sebagai tempat produksi dari tanah yang ia sewa selama sepuluh tahun di dekat selokan Mataram, Condongcatur Depok, Sleman. Dsy3

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU