Bertahan atau Hengkang, Pilihan Sulit Bagi Eksportir China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Jun 2019 18:21 WIB

Bertahan atau Hengkang, Pilihan Sulit Bagi Eksportir China

SURABAYAPAGI.com - Meskipun bebrapa perusahaa teknologi china mengalami kejayaan ternya China kini sedang diterpa tekanan krisis tenaga kerja dan kenaikan upah akibta perang dagang yang tak kunjung usai. Di tengah tekanan krisis tenaga kerja dan kenaikan upah di China, banyak perusahaan di China telah lama mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian basis produksi ke negara di Asia Tenggara sejak beberapa tahun yang lalu. Salah satu contohnya adalah Yakeda Tactical Gear Co, produsen rompi anti peluru, tas senapan dan peralatan taktis lainnya. Perusahaan ini mengekspor produknya ke Amerika Serikat, dan telah lama mempertimbangkan untuk memindahkan basis produksi. Hingga sehari setelah Presiden AS mengenakan tarif tambahan pada impor China senilai US$200 miliar pada bulan September tahun lalu, peprusahaan akhirnya memutuskan untuk mulai memindahkan prouksi rompi untuk ekspor ke AS menuju Myanmar. Pimpinan Yakeda Tactical, Shu Kean mengatakan sejak pemerintah Trump telah menaikkan tarif impor China, pajak impor AS terhadap rompi anti peluru yang dibuat di Guangzhou naik menjadi 42,6 persen. Dengan lebih dari setengah penghasilan perusahaannya bergantung pada pesanan dari AS, Shu senang dengan keputusan untuk memindahkan produksi ke Myanmar. "Perang dagang sebenarnya adalah berkah tersembunyi," katanya, Dengan Trump siap untuk mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang asal China senilai lebih dari US$300 miliar, tidak ada eksportir di China yang akan selamat. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa produsen China sudah mulai memindahkan sebagian kapasitas produksinya ke negara-negara seperti Vietnam dan Kamboja, karena biaya operasional yang tinggi di dalam negeri. Perang perdagangan sekarang mendorong lebih banyak produsen untuk mengikuti, terutama produsen barang-barang berteknologi rendah dan bernilai rendah. Beberapa eksportir China juga mencoba menghindari tarif akibat perang dagang dengan diam-diam melakukan transshipping melalui negara ketiga.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU