Bobol Kartu Kredit Asing, Dapat Rp 564 Juta Sebulan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 04 Des 2019 05:42 WIB

Bobol Kartu Kredit Asing, Dapat Rp 564 Juta Sebulan

MarkasHacker di Balongsari Tama Surabaya Digerebek Siapa sangka sebuah rumah toko (ruko) di Jalan Balongsari Tama Blok C-1, Tandes, Surabaya ini dijadikan markas parahacker. Namun sayang, keahlian mereka di bidang teknologi kompeter ini untuk kejahatan. Mereka diduga melakukan pembobolan kartu kredit. Dalam tiga tahun terakhir, aksi komplotanhackerini mampu mendapatkan keuntungan 40.000 dolar AS atau sekitar Rp 564 juta dalam satu bulan. -------------- Hendarwanto, Wartawan Surabaya Pagi SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Kemarin, ruko yang ditempati para hacker itu digrebek anggota Ditreskrimsus Polda Jatim. Polisi mengamankan pemilik rumah HDR, dan 17 orang yang diduga karyawannya dibawa ke Mapolda Jatim untuk kepentingan penyelidikan dan proses hukum. Selain itu, polisi juga menyita barang bukti yaitu 23 unit personal computer (PC), 29 unit monitor, 20 unit handphone dan puluhan rekening bank. Terkait bagaimana modus operandi dan motif para pelaku, Gidion mengaku masih dilakukan pendalaman. **foto** "Ada 18 orang yang kami amankan. Terkait tindak pidana ITE yang disebut spaming atau menggunakan kartu kredit dalam melakukan penipuan kartu kredit orang lain," ujar Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Gidion Arif Setyawan didampingi Kasubdit V Siber AKBP Cecep Susatya, Selasa (3/12/2019). Kombes Pol Gidion menyebutkan, kejahatan yang terorganisir itu sudah berjalan selama 3 tahun. Pelaku mengantongi keuntungan hingga 40 ribu US Dollar atau sekitar Rp564 juta. Adapun sasaran para pelaku ini, yaitu membobol kartu kredit milik warga negara Amerika dan Rusia. Semua pelaku yang diamankan itu adalah warga negara Indonesia (WNI). "Sasarannya Amerika dan Rusia," kata Gidion, Selasa (3/12/2019). Terkait bagaimana modus operandi dan motif para pelaku, Gidion mengaku masih dilakukan pendalaman. Pihaknya berjanji akan mengungkapkan lebih detail setelah pemeriksaan terhadap pelaku sudah selesai. "Kita lakukan pendalaman. Karena belum 1x24 jam. Tidak ada pelaku WNA. Besok akan kita ungkap lebih rinci lagi," papar dia. Sementara itu, Hendro, salah satu hacker mengaku, setiap orang mempunyai peran masing-masing, mulai dari pembeli domain, spammer, develop akun hingga eksekutor yang mencuri data kartu kredit milik nasabah bank. Dalam sindikat ini, Hendro hanya bertugas sebagai develop akun atau pembuat akun yang menunjang kinerja eksekutor untuk membobol kartu kredit. "Saya lulus SMK, yang ngajarin bos, bagian developer dari OS sistemnya gitu. Gak dikasih tau, cuman suruh ngerjain, digaji Rp 1 juta, satu hari bisa develop 10 akun," aku Hendro.n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU