Home / Pilpres 2019 : Ada 5 Surat Suara yang Dicoblos, Pemilih Butuh Wak

Coblosan Terancam Kacau

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 16 Apr 2019 08:35 WIB

Coblosan Terancam Kacau

Rangga Putra-Hendarwanto, Tim Wartawan Surabaya Pagi Kekisruhan pemungutan suara di Sydney Australia dan Hong Kong, membuat publik khawatir akan merembet pada pelaksanaan Pemilu 2019 di dalam negeri, Rabu (17/4/2019) besok. Pasalnya, waktu coblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibatasi pukul 07.00 sampai 13.00 waktu setempat. Sementara satu TPS terdapat sekitar 200-300 pemilih. Jika satu pemilih membutuhkan waktu mencoblos 7-10 menit, maka pemungutan suara membutuhkan lebih 15 jam. Ini lantaran ada lima surat suara yang harus dicoblos. Jika tak diantisipasi, kisruh serupa akan terulang. Termasuk di Surabaya dan sekitarnya. -------------- Berdasar data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Jatim tercatat ada sebanyak 30.912.994 pemilih. Jumlah pemilih itu bakal menyalurkan hak pilihnya di 130.171 TPS yang tersebar di seluruh Jatim. Sementara itu, Kota Surabaya sendiri memiliki 8.416 TPS dengan 57.022 petugas TPS. Jadi, setiap TPS dilaksanakan tujuh orang petugas PTS. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim bidang Teknis Penyelenggaraan, Insan Qariawan menjelaskan, jumlah TPS saat ini lebih banyak dari sebelumnya. Jika sebelumnya ada 600 DPT di satu TPS, kini hanya 300 DPT dalam satu TPS. Dengan begitu, pemilih bisa lebih leluasa menyalurkan hak pilihnya, ujar Insan Qariawan dikonfirmasi Surabaya Pagi, Senin (15/4/2019). Selain itu, seluruh calon pemilih yang hadir di TPS jelang ditutupnya waktu coblosan pukul 13.00 Wib, dipastikan dilayani hak pilihnya oleh KPPS. Walau pun waktu sudah lewat batas waktu pencoblosan, sambung Insan, asal namanya sudah terdaftar dan dalam keadaan menunggu bilik kosong, boleh menyalurkan hak pilihnya. Menurut peraturan, sambung Insan, pada pukul 13.00 ketua KPPS bakal mengumumkan siapa saja yang boleh memilih. Mereka yang boleh memilih antara lain calon pemilih yang kehadirannya telah tercatat dalam formulir C7 dan mereka yang tengah dalam antrean untuk mencatatkan kehadirannya dalam formulir C7. Selain itu, apabila logistik surat suara tidak mencukupi, maka calon pemilih yang belum menyalurkan hak pilihnya, akan diarahkan ke TPS terdekat. Nanti jelang ditutup pukul 13.00 itu akan kelihatan surat suaranya mencukupi apa tidak. Kalau tidak mencukupi, maka calon pemilih yang terlanjur datang ke TPS, akan diarahkan ke TPS yang terdekat, ungkap Insan Qariawan. Menanggapi berita Surabaya Pagi mengenai potensi kecurangan memilih dua kali lantaran formulir C6 (undangan) dilayangkan ke alamat yang berbeda dengan KTP, Insan menegaskan kalau hal itu tidak mungkin terjadi. Pertama-tama, Insan menyarankan untuk mencoblos di TPS sesuai formulir C6. Kalau sudah pindah dan enggan jauh-jauh, dipersilahkan untuk mencoblos di TPS terdekat sesuai alamat yang tertera di e-KTP. Nanti kan ada bukti tinta di jari. Itu akan diperiksa oleh KPPS terlebih dahulu. Jadi, tidak mungkin bisa dua kali mencoblos, papar Insan. Tinta itu tidak bisa dihapus dan lama hilangnya. Sulit Curang Terkait hal ini, pakar politik Unair Yayan Sakti Suryandaru mengatakan, batàs waktu 13.00 itu merupakan batas pendaftaran. Jadi, mestinya siapapun yang sudah terdaftar wajib dilayani hak pilihnya oleh KPPS setempat. Selain itu, dia menilai insiden kisruh pemungutan suara di Sydney Australia itu tidak akan terjadi di Indonesia. Pasalnya, di Indonesia sedang tanggal merah. Jadi, setiap calon pemilih bisa mengatur waktunya untuk menyalurkan hak pilih sebelum masa coblosan ditutup KPPS. Kalau yang di Sydney itu kan mereka gak libur. Jadi ya kisruh. Nah, kalau di sini kan libur. Mestinya proses pemungutan suara itu bakal berlangsung lancar, ungkapnya. Selain itu, Yayan menilai potensi kecurangan yang memanfaatkan surat suara yang tidak tercoblos lantaran calon pemilih yang tidak datang sangat kecil. Soalnya, di TPS banyak saksi dari parpol dan pengawas TPS. Setelah hasil dihitung kan di-scan kemudian diupload. Nanti kalau gak sama kan ketahuan. Sulit sekarang mau curang. TPS Rawan Terpisah, Koordinator Divisi Hukum, Informasi dan Data Bawaslu Kota Surabaya Yaqub Baliyya mengatakan, potensi kecurangan jelang jam pencoblosan berakhir adalah sangat kecil. Soalnya, setiap ada perubahan dalam surat suara, harus disertai dengan tandatangan KPPS, pengawas dan saksi. Selain itu, lanjutnya, pengawas TPS bakal fokus mengawasi proses pemungutan suara mulai dari calon pemilih datang hingga keluar TPS. Mengenai hal itu. Bagi PTPS supaya memperhatikan pemilih yang identitasnya asing agar diawasi betul. Pemilih yang tidak masuk DPT tapi hadir di TPS untuk mencoblos juga harus diawasi, papar Yaqub. Demi mencegah terjadinya kecurangan, Bawaslu Kota Surabaya sendiri telah mengerahkan sebanyak 8.393 pengawas pemilu yang terdiri dari 8.146 PTPS, 93 panwascam dan 154 panwas kelurahan. Sementara itu, berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu, sebanyak tiga kecamatan di Kota Surabaya yang masuk kategori rawan dalam hal penyelenggaraan. Tiga kecamatan itu antara lain Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Genteng. Ketiga kecamatan itu punya rekam jejak pemungutan suara yang diulang. Sementara untuk rawan money politics ada di Rungkut, Lakarsantri dan Kenjeran, tandasnya. Pertebal Pengamanan Polda Jatim menggeser sebanyak 1.116 personel ke 6 Polres di wilayah Madura, Tapal Kuda, dan Mataraman untuk mempertebal pengamanan TPS di hari pencoblosan, Rabu (17/4/2019) besok. Keenam Polres yang dimaksud yakni Polres Ngawi, Polres Jember, Polres Bangkalan, Polres Sampang, Polres Pamekasan, dan Polres Sumenep. "Kami juga menyiapkan sebanyak 4 satuan setingkat kompi (SSK) Dit Smapta, 13 SSK Sat Brimob, dan juga 4 SSK Brimob yang dikirim dari Jakarta (Mabes Polri)" kata Kapolda Jatim Irjen Pol. Luki Hermawan usai memimpin apel pergeseran pasukan di lapangan Mapolda Jatim, Senin (15/4/2019). Sementara itu, Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi Pangdam V/Brawijaya dalam Pemilu 2019 kali ini, pihaknya menerjunkan 17.650 pasukan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. "TNI sifatnya bantuan ke Polda. Seluruh ada 17.650 AD, AL dan AU. Kita geser untuk on call di Kodim ada satu SSK tapi penggerakan dari Polres," katanya. Sebelumnya, sebanyak 26.827 personel gabungan dari Polri, TNI hingga Linmas diterjunkan dalam "Operasi Mantap Brata Semeru" untuk pengamanan Pemilu 2019 di Jawa Timur. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU