Coblosan Ulang Rampung, Prabowo Tetap Kalah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 29 Apr 2019 09:28 WIB

Coblosan Ulang Rampung, Prabowo Tetap Kalah

Rangga Putra-Hermi, Wartawan Surabaya Pagi Pemungutan Suara Ulang (PSU) maupun Pemungutan Suara Lanjutan (PSL) di Jawa Timur akhirnya rampung, Sabtu (27/4/2019) lalu. Hanya saja, perolehan suara kedua paslon capres-cawapres, Joko Widodo-Maruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sama-sama menurun. Pasalnya, jumlah partisipasi pemilih anjlok dibanding coblosan 17 April lalu. Hingga semalam (28/4/2019) pukul 20.30 WIB, Jokowi-Maruf masih unggul di Jawa Timur dengan perolehan suara 67,97%. Sedang Prabowo-Sandi hanya 32,03%. Perolehan suara itu berdasar Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU dengan data masuk baru 31,68% atau 41.249 dari 130.179 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari 38 Kab/Kota di Jatim, paslon 02 menyapu bersih kemenangan di 4 kabupaten di Madura, yakni Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep. Ditambah kemenangan di Pacitan dan Bondowoso. Selebihnya atau 32 daerah lainnya dimenangkan paslon 01. Namun perolehan suara ini masih dinamis, mengingat data yang masuk masih di bawah 50%. Sedang secara nasional, Jokowi-Maruf juga masih unggul versi real count KPU, Minggu (28/4/2019). Berdasar Situng KPU pukul 20.30 WIB merekam bahwa paslon 01 memperoleh 56,31% suara, sedangkan paslon 02 mendapat 43,89%. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan 389.568 (47,89%) dari 813.350 TPS yang sudah mengirimkan formulir C1 ke KPU. Sementara itu, dalam PSU dan PSL yang telah digelar, dua paslon capres-cawapres tidak ada yang diuntungkan. Sebab, suara kedua paslon sama-sama tergerus. Di TPS 28 Kelurahan Rungkut Menanggal, Kecamatan Gunung Anyar misalnya. Perolehan suara dua paslon diketahui menurun drastis. Berdasarkan catatan KPPS setempat, pada Pemilu yang digelar 17 April lalu, paslon 01 mendapat 132 suara, sementara paslon 02 memperoleh 82 suara. Namun saat digelar PSU, paslon 01 malah turun perolehan suaranya menjadi 114 suara. Hal yang sama juga dialami paslon no 02 yang suaranya turun menjadi 62 suara. Hal ini disebabkan menurunnya jumlah partisipasi pemilih yang pada 17 April terdapat 278 pemilih, sementara saat PSU hanya ada 215 pemilih. Penurunan jumlah partisipasi ini diduga lantaran waktu penyelenggaraan yang bukan pada hari libur. Di Kota Surabaya, selain di TPS 28, PSU juga digelar di TPS 11 Kelurahan Lidah Kulon, Kecamatan Lakarsantri. Hanya saja, PSU di Lidah Kulon ini khusus untuk pemilihan DPR RI, DPRD Kota, dan DPRD Provinsi. Sementara itu, perubahan hasil perolehan suara juga terjadi di TPS 01 Dusun Wotlemah, Desa Awang-Awang, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Pada Pemilu yang digelar 17 April, paslon 01 mendapat 175 suara, sementara paslon 02 memperoleh 56 suara. Saat PSU, suara paslon 01 turun menjadi 145 suara. Hal serupa juga dialami paslon 02 yang perolehan suaranya juga turun menjadi hanya 47 suara. Lagi-lagi penurunan perolehan suara ini disebabkan jumlah pemilih yang berkurang dari 236 pemilih pada 17 April, menjadi 193 pemilih pada PSU. Penurunan jumlah partisipasi pemilih rupanya benar-benar mempengaruhi penurunan perolehan suara paslon capres-cawapres. Contoh lain juga terjadi di tiga TPS di Kota Malang yang mengalami hal serupa. Namun persamaannya, walau perolehan suara kedua paslon turun, suara paslon Jokowi - Maruf diketahui selalu unggul dari paslon Prabowo - Sandi. Deadline Tingkat Kecamatan Dikonfirmasi terkait anjloknya jumlah partisipasi pemilih saat PSU, Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi menolak jika dikatakan menurun. Pasalnya, waktu penyelenggaraan PSU yang bukan hari libur. Selain itu, pihak KPPS juga telah mengirimkan form C6 kepada calon pemilih setelah rekomendasi PSU dikabulkan. Kami sudah mengirim form C6 sebagai undangan memilih. Hanya saja, saat PSU banyak yang bekerja. Perusahaan kan tidak meliburkan karyawan, cetus Nur Syamsi. Menurut dia, untuk menyusul proses rekapitulasi, hasil PSU di dua TPS di Surabaya ini langsung dibawa ke proses penghitungan suara jenjang kecamatan. Pihak KPU Surabaya sendiri optimis seluruh proses penghitungan suara di tingkat kecamatan bakal rampung Selasa (30/4/2019) besok. Setelah itu, proses rekapitulasi berlanjut ke tingkat kabupaten/kota. Petugas Kelelahan Meski rekapitulasi suara di tingkat Kecamatan memasuki finalisasi. Namun, beberapa petugas Panitian Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) kelelahan dan masuk Rumah Sakit. Ini dibenarkan Ketua KPU Surabaya, Nur Syamsi. Disebutkan, dari 154 Kelurahan di 31 Kecamatan rata-rata telah menyelesaikan rekapitulasi suara TPS dalam satu kelurahan yang menghasilkan output form DAA1 (Data akhir tingkat Kelurahan). Sehingga, mulai dilanjutkan pleno rekapitulasi per Kecamatan yang menghasilkan DA1. Syamsi mendapat laporan, bahwa beberapa petugas di lapangan rata-rata kelelahan dan beberapa harus dilarikan ke RS. Untuk petugas PPS kelelahan karena usai membantu proses rekapitulasi suara di Kecamatan. Petugas paling berat sekarang ini adalah PPK yang masih harus menyelesaikan tanda tangan berita acara atau formulir dokumen rekapitulasi. "Beban petugas PPK yang harus dituntaskan adalah tanda tangan banyak berkas rekapitulasi. Sederhananya, untuk satu set saja berisi 17 lembar kali 19 salinan, dikali tiga jenis Pileg. Belum lagi untuk dokumen hasil DPD dan Pilpres. Jumlahnya akan berlibat ganda tergantung jumlah TPS dalam satu kelurahan," ungkapnya. Syamsi mengatakan, petugas yang mengalami sakit hari ini adalah Ketua PPS Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto, anggota PPK Kecamatan Wonokromo, anggota PPK Karang Pilang, dan Ketua PPS Kelurahan dr Soetomo Kecamatan Tegalsari. Partisipasi Menurun Terpisah, Komisioner KPU Jatim bidang Teknis Penyelenggaraan Insan Qariawan menilai secara umum penyelenggaraan PSU maupun PSL di Jatim berlangsung lancar. Dia menambahkan, jumlah partisipasi pemilih pada PSU maupun PSL sejatinya masih bisa dibilang tinggi lantaran diselenggarakan pada hari kerja. Saya kira partisipasi masih tinggi di beberapa daerah yang PSU. Mengingat itu hari kerja, ada lima puluh persen ke atas jumlah pemilih itu sudah bagus, paparnya. Sebelumnya, Surabaya Pagi memberitakan, sebanyak 20 TPS yang tersebar di Jatim menggelar PSU dan empat TPS menggelar PSL. PSU dan PSL tersebut digelar karena rekomendasi Bawaslu Jatim yang menemukan terjadinya beberapa pelanggaran. Misalnya di Mojokerto, pemilih dari luar yang diberi lima surat suara yang mestinya hanya satu saja yakni surat suara pilpres. Kemudian ada pemilih di Ponorogo, Mojokerto dan Surabaya yang mencoblos hanya menggunakan KTP tanpa form A5. Lalu ada kasus di Sumenep yang surat suara Pilpres maupun Pileg diketahui sudah tercoblos sebelum Pemilu. Juga ada pemilih di Gresik yang tidak memenuhi syarat tapi bisa mencoblos. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU