Daftar Mobil F1 Ikonik dengan Sejarahnya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 28 Nov 2018 14:30 WIB

Daftar Mobil F1 Ikonik dengan Sejarahnya

SURABAYAPAGI.com - Formula satu atau sering dikenal dengan singkatan F1 adalah kelas balap mobil formula dunia yang memiliki kecepatan dasyat setara dengan pesawat jet tempur, makanya mobil F1 sendiri diberi julukan JET DARAT. Kelas balapannya sendiri terdiri dari sejumlah seri balapan, istilah yang biasa dikenal adalah Grand Prix. Balapannya juga diselenggarakan di dalam sirkuit resmi tetapi ada juga yang menjadikan jalan umum dalam kota sebagai lintasan balapnya dimana jalanannya tersebut akan ditutup sementara untuk umum. Penentuan juaranya ada dua gelar juara dunia, yang pertama untuk pembalap dan yang satu lagi untuk konstruktor. Saat balapan para jet darat itu semua rata rata mengeluarkan kecepatan hingga kurang lebihnya sekitar 300 km/h (185 mph) yang dihasilkan oleh setingan mesinnya bahkan dapat mencapai tenaga sebesar 850 daya kuda pada putaran mesin sekitar 18.000 rpm. Eropa adalah Negara tuan rumah yang menyelenggarakan tradisi Formula Satu tetap ada hingga menjadi daya tarik dunia sampai sekarang. Sekarang ini balapan Grand Prix F1 telah diadakan di hampir seluruh penjuru dunia, dengan seri balapan baru di Negara Bahrain, Tiongkok, Malaysia dan Turki. Grand Prix Formula Satu sendiri juga tergolong dari jenis mobil termahal di dunia baik dalam segi produksi maupun jenis olahraganya karena dibutuhkan biaya yang super besar untuk memberikan modal para pembalap dan tim nya. Dari balik semua itu, berlangsungnya balapan GP F1 ini pertama kalinya mulai pada tahun 1950, Berikut ini beberapa jenis mobil F1 dengan sejarah balapnya : 1. Maserati 250F Pebalap Argentina Juan Manuel Fangio yang mengendarai Maserati 250F pada Grand Prix Monako tahun 1957. Ketika musim balapan berlangsung, Maserati 250F memberikan kesan yang cukup baik, dimana telah berhasil mengumpulkan beberapa kali kemenangan Grand Prix dari tahun 1954 dan 1959. Sebagai salah satu mobil F1 terbaik dan paling anggun yang pernah dibangun saat itu. Sejak pertama kemunculannya, Maserati puas akan cita-cita dan tujuanya membangun mobil Grand Prix yang cepat dengan akselerasi seimbang dan memuaskan saat di kebut dalam lintasan balap. Sang maestro Argentina, Juan Manuel Fangio menunjukkan keahliannya dengan tunggangan Maserati 250F yang mendebarkan saat ia memenangkan kejuaraan dunia 1957 dengan mudah. 2. Lotus 25: Colin Chapman, pendiri Lotus memiliki kejeniusan teknik yang menciptakan konstruksi mobil balap dengan mendesain sasis monocoque. Bentuk bodi mobilnya seperti bak mandi berbahan aluminium keras dan rangka luarnya memiliki berat yang cukup ringan. Diperkenalkan di pertengahan tahun 1962, Lotus 25 langsung kompetitif dan agresif memenangkan kejuaraan tetapi sempat mengalami kegagalan dimana permasalahan mesin saat balapan musim terakhir. Jim Clark juga menambahkan, bagaimanapun Lotus 25 benar-benar sangat mendominasi balapan saat berhasil meraih kejuaraan di tahun 1963 dengan total tujuh kemenangan. Konstruksi monocoque juga disebut akan berpengaruh besar menjadi standar desain dari setiap mobil F1. Tetapi saat Clark memperebutkan gelar juara dunia pada tahun 1964, kegagalan menghampirinya yang mana saat itu mendapatkan masalah di mesin pada putaran terakhir, setelah kekalahannya tersebut Lotus 33 mendapat pembenahan yang baik hingga dengan mudah membawa Clark meraih juara dunianya yang kedua kalinya pada tahun berikutnya. Perubahan besar dilakukan pada tahun 1966 dengan menguji coba Lotus 49 yang saat itu berhasil memenangkan kejuaraan dengan Graham Hill pada tahun 1968 (tahun berikutnya Clark tewas dalam perlombaan Formula 2). 3. Brabham BT20: The Brabham BT20 pendahulunya adalah BT19 yang tidak bisa bertahan dengan performa kurang maksimalnya di ajang balap F1. Setelah memenangkan kejuaraan dunia untuk mengendarai Cooper pada tahun 1959 dan 1960, Jack Braham memutuskan untuk membuat sebuah tim dan membangun mobil grand prixnya sendiri BT20. Brabham memiliki karir yang sukses saat itu tercatat pada tahun 1964 dan 1965 tetapi perubahan setingan mesin di tahun 1966 menyempurnakan balapannya di Australia dengan skil yang cerdik dan pragmatis. Sementara produsen besar seperti Ferrari dan BRM memilih untuk membangun mesin yang kompleks khusus untuk formula 3 tebaru, awalnya menggunakan BT19 (hampir identik dengan BT20), dimana Brabham memenangkan empat grand prix untuk bisa meraih gelar ketiganya dan menjadi orang pertama meraih gelar juara dunia dengan tim yang dibangunnya sendiri. 4. Lotus 72: Pada tahun 1970 ketika Chapman memproduksi Lotus 72 perubahan yang paling mencolok dimana ditambahakannya sebuah radiator yang dipasang di samping, sehingga mampu mengoptimalkan aerodinamika mobil. Penanganan yang kurang memuaskan menunda debut dengan mendesain ulang suspensi. Ketika Jochen Rindt memenangkan grand prix pertamanya di Belanda. Kemenangan di tiga balapan lagi saat musim berikutnya menempatkan Rindt di posisi pertama sementara dengan poin yang banyak, akan tetapi naas saat persiapan balapan di Austria ia terbunuh tersentak oleh Lotus yang dikendarai dan menghantam penghalang lintasan, tabrakannya tersebut terjadi saat sesi latihan Grand Prix Italia. Pengembangan Lotus 72 tetap tidak berhasil pada tahun 1971 tetapi iterasi lebih lanjut membawa pembalap Emerson Fittipaldi meraih gelar juara dunia pertamanya pada tahun berikutnya. Perubahan demi perubahan dilakukan setiap musimnya, kecanggihan mendasar dari mobil ini berhasil memenangkan kejuaraan konstruktor tahun 1973, gelar pembalap yang dikompromikan oleh poin kejuaraan dibagi antara Fittipaldi dan Ronnie Peterson. Hebatnya, Lotus 72 terus dipacu oleh tim kerja dan privateers sampai tahun 1975, lima tahun setelah konsepsinya. 5. McLaren M23: Bereaksi terhadap aturan baru pada tahun 1973 dimana menuntut mobil-mobil F1 memiliki struktur kesamping, McLaren memilih untuk sepenuhnya mengintegrasikan mobil balapnya ke arah desain daripada mengikuti tren populer saat itu yang menambahkan bantalan anti benturan di sebelah sisi mobil. McLaren M23 memiliki kekuatan yang besar, kestabilan dan integritas di seluruh desain bentuk , meskipun diawal mendapat sedikit permasalahan di transmisinya. M23 secara substansial tidak berubah sampai tahun 1975, ketika hasil yang konsisten dari tiga kemenangan sudah cukup untuk mengalahkan Ferrari. James Hunt berhasil memenangkan balapan di Brasil dan meraih gelar juara dunia dua tahun kemudian. McLaren terus memiliki keyakinan dalam desain, mengurangi berat dan merevisi suspensi bersama dengan perubahan kecil yang signifikan untuk musim balap tahun 1976. Mengatasi kesalahan teknis awal, McLaren memenangkan enam balapan selama musim epic tersebut, dimana Hunt berhasil unggul terdepan dari Ferrari Niki Lauda. M23 telah dikembangkan melalui lima spesifikasi untuk memastikan daya saing garis depan di empat musim, menjadikannya salah satu mobil F1 yang paling sukses. 6. Lotus 79: Lotus 79 mendominasi dengan Mario Andretti yang memenangkan gelar pembalap juara bersama tim-nya yang juga memenangkan kejuaraan konstruktor. Julukan "Black Beauty" dengan garis-garisnya yang elegan dari dasar warna hitam berpadu emas, Lotus 79 mendefinisikan kembali desain dan kinerja mobil F1 yang terbaik dari si jenius Chapman. Konsep awal dikembangkan sepanjang tahun 1977 dengan Lotus 78, fitur unik yang menjadi keunggulannya. Lotus memenangkan lima grand prix tahun itu dan berada di puncak teratas mendekati gelar juara dunia,tetapi pada akhir musim balapan sejumlah kegagalan dialami terutama berhubungan dengan mesin. Pengembangan dibantu oleh empati pengemudi / insinyur yang langka antara Chapman dan Mario Andretti (mirip dengan hubungan dengan Clark). Produk yang mereka fokuskan saat itu adalah Lotus 79, sebuah mobil yang diharap dapat menjadi yang tercepat dan menembus gelar juara dunia di awal kemunculannya pada tahun 1978. Didukung oleh Ronnie Peterson, Andretti menjadi juara dunia dimana Lotus mendominasi musim saat itu. Dengan delapan kali juara race dan kejuaraan konstruktor yang didapat itu menjadi puncak ambisi Chapman, akan tetapi pengembangan Lotus 80 berikutnya merupakan kegagalan total baginya. 7. McLaren MP4 / 1: Pad bulan September 1980, tim McLaren direformasi menjadi McLaren International. Direktur teknis John Barnard, selalu mencari arah baru demi dapat mencipatakan terobosan terbesar dalam desain F1 ketika ia meninggalkan sasis aluminium tradisional menggantinya dengan bahan yang terbuat dari serat karbon dimana bahan tersebut kuat juga ringan. McLaren MP4 / 1 memulai debutnya pada tahun 1981, John Watson yang ada dibalik kemudi memenangkan Grand Prix Inggris di tahun yang sama. Watson dan Niki Lauda menggunakan sasis versi terbaru saat grand prix tahun 1982 dan 1983 tetapi daya saing tim semakin dibatasi oleh kurangnya mesin turbo charged yang cocok saat digunakan berkompetisi. 8. Ferrari 640: Melanjutkan pencariannya untuk inovasi substansial setelah kepindahannya ke Ferrari, Barnard berpikir panjang dan keras tentang bagaimana cara mengganti tuas batang transmisi besar melalui sisi kanan kokpit ke gearbox yang dipasang di bagian belakang. Ide menggunakan transmisi semi-otomatis awalnya terkait dengan pemilih tombol push-tombol di roda kemudi. Pengurangan kokpit memungkinkan sasis yang sempit, ujung yang tajam, dengan bodi ramping dan side roda yang lebar bisa menempatkan radiator dan memaksimalkan efisiensi aerodinamis. Pada awalnya, penampilan mencolok dari mobil merah itu terlihat, masalah yang didapat pada gearbox mengakibatkan ditundanya perlombaan sampai awal tahun 1989. The Ferrari 640 (juga dikenal sebagai F1-89) memiliki kecepatan yang baik yang saat itu Nigel Mansell berada dibalik kemudi mobil bertenaga V12 dan meraih kemenangan luar biasa pada debutnya di Brasil. Inovasi Barnard akan mengubah desain transmisi F1 di musim berikutnya. 9. Williams FW14B: Williams telah bekerja beberapa waktu di berbagai pengembangan mobil F1 sebelumnya baik itu perubahan pada gearbox semi-otomatis, kontrol traksi dan suspensi aktif. Mereka semua datang bersama-sama pada tahun 1992 dengan Williams FW14B, salah satu mobil F1 paling sukses dan bisa dibilang paling canggih sepanjang masa sebelum kontrol regulasi melarang sebagian besar sistem kompleks yang ada di mobil tersebut. Gearbox itu tidak dapat diandalkan pada tahun 1991 tetapi, setelah disortir, pengemudi dapat mengganti gigi empat atau lima kali lebih cepat tanpa risiko over-revving engine. Secara bertahap suspensi aktif bekerja dengan baik, mengendalikan mobil pada tingkat yang efisien secara konsisten juga mencapai hasil dengan beralih dari mekanik ke kontrol elektronik yang lebih efektif, ditambah dengan penyempurnaan kontrol traksi. Seluruh program diawasi oleh direktur teknik Patrick Head, yang memberikan penghargaan tinggi untuk karya Adrian Newey sang perancang yang memasangkan beberapa komponen menjadi bentuk yang dapat dikerjakan dengan hasil yang efisien secara aerodinamis, ditambah dengan mesin Renault V10 yang kuat dan cepat. 10. Mercedes W05: Setiap perubahan besar dalam aturan teknis merupakan sebuah peluang. Tidak ada yang lebih besar dalam waktu belakangan ini dibandingkan dengan beralih dari unit tenaga yang terbaru ke hybrid turbo charged pada tahun 2014. Mercedes lebih siap daripada kebanyakan kompetitornya untuk perubahan besar dalam ajang F1 itu sendiri. Secara umum, di masa lalu sebuah tim akan menerima pembangkit listrik pada mesin yang instant dari pabrikanya langsung dan memasangnya di sasis. Mercedes juga meng-integrasikan secara detail dari keduanya, seluruh paket dibuat untuk sebuah solusi rumit terkait pemulihan energi dan aplikasinya. Program dan perencanaan terperinci dibantu oleh tim balap dari Mercedes High Performance Powertrains di Brixworth, Northamptonshire. Faktor sebagai kunci terakhir adalah Lewis Hamilton yang berani membuat keputusan untuk meninggalkan McLaren dan memilih melanjutkan balapannya kedepan dengan Mercedes. Enam kemenangan berturut-turut (empat untuk Hamilton dan dua untuk Nico Rosberg) pada awal musim menetapkan standar yang akan terus berkelanjutan, tidak hanya sampai 2014, tetapi selama lima tahun Mercedes W05 berhasil membentuk basis di dalam satu seri yang paling dominan dalam sejarah GP F1. Kecepatan dari mobil - mobil F1 memang sangat gila mengingat mereka mengembangkan serta menargetkan semua perubahan itu setiap tahunnya, agar efisiensi tenaga,performa yang dihasilkan maksimal.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU