Debat Ma’ruf vs Sandiaga, Ditunggu Publik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 12 Jan 2019 08:38 WIB

Debat Ma’ruf vs Sandiaga, Ditunggu Publik

Prila Sherly-Erik Tresnadi, Wartawan Surabaya Pagi SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kamis (17/1/2019) mendatang, debat perdana capres-cawapres pada Pilpres 2019 digelar. Meski KPU membocorkan kisi-kisi 20 pertanyaan sebelum debat, namun pertarungan ide dan wawasan kedua pasangan calon ditunggu-tunggu publik. Terlebih adu gagasan dari cawapres KH Maruf Amin dan Sandiaga Uno. Direktur Sinergi masyarakat untuk demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin menilai, dalam debat kandidat, masyarakat akan lebih menanti debat Cawapres ketimbang debat Capres. Alasannya, di Pilpres 2019, pemilih pada umumnya sudah mengetahui kualitas capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto. "Di Pilpres 2019 nanti, pemilih pada umumnya sudah mengetahui kualitas capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Sebab, keduanya sudah pernah berhadapan pada debat Pilpres 2014," kata Said Salahudin, Jumat (11/1). Menurutnya, sebagai salah satu metode kampanye, debat capres-cawapres akan cukup efektif untuk mempengaruhi pilihan Pemilih. Apa yang menjadi visi dan misi pasangan calon akan dinilai oleh Pemilih. Aspek rasionalitas program, argumentasi, gestur, gaya berdebat, dan penggunaan bahasa biasanya akan menjadi pertimbangan utama Pemilih. "Tetapi, kondisi itu lazimnya terjadi pada penyelenggaraan Pilpres yang kemampuan pesertanya dalam berdebat belum pernah disaksikan oleh Pemilih," ungkapnya. Namun, efek debat capres diprediksi tidak akan berpengaruh banyak terhadap pilihan pemilik suara. Kalau pun ada pengaruhnya, terbesar akan datang dari kelompok pemilih pemula. "Pemilih pemula ini kan pada umumnya baru melek politik. Sensasi debat Jokowi versus Prabowo lima tahun yang lalu belum pernah mereka rasakan," ujar Said. Permasalahannya, jumlah pemilih pemula ini tidak cukup jelas. KPU sempat menyatakan sekitar lima juta orang, sementara sumber KPU lainnya menyebut sekitar 1,2 juta pemilih. Namun, untuk debat cawapres kondisinya bisa jadi akan berlainan dengan debat capres. Sebab, pasangan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019 ini berbeda dengan Pilpres 2014. Baik itu Maruf Amin maupun Sandiaga Uno belum pernah berhadap-hadapan dalam sesi debat. Menurutnya, sebagian pemilih mungkin pernah menyaksikan kualitas Sandiaga pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu. Namun tentunya dengan lawan debat yang berbeda. Kemampuan Maruf dalam berdebat pun bahkan belum pernah dilihat orang. "Nah, dari sesi debat Maruf versus Sandiaga itulah kemungkinan bisa muncul perubahan elektabilitas dari kedua pasangan calon. Sebab, pemilih pemula, swing voters dan kelompok undecided voters sepertinya masih dapat digoda oleh para cawapres pada saat sesi debat nanti," ujarnya. Karena itu dirinya meyakini, debat cawapres tampak lebih berpeluang untuk mengubah pilihan pemilih dibandingkan dengan debat capres. Debat antara Maruf Amin yang sudah berusia sangat senior dan Sandiaga Uno yang jauh lebih junior sangat dinanti publik. Saling Serang Agus Mahfud Fauzi, pakar Sosiologi-Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memandang kurang naturalnya paslon bernomor urut satu maupun dua pada debat Kamis (17/1) mendatang. Ini karena KPU memberikan kisi-kisi 20 pertanyaan seminggu sebelum debat berlangsung. Pada debat di tahun 2014 yang lalu hanya diberikan gambaran mengenai tema umum dan sub tema sehingga dapat menghadirkan sesuatu yang mengejutkan. Sedangkan, debat pilpres mendatang, para paslon akan lebih siap namun publik menjadi kurang apresiasi akibat ketidaknaturalan gagasannya, ujarnya pada Jumat (11/1). Sementara itu, Galang Geraldy, dosen Ilmu Politik di Universitas Wijaya Kusuma justru mengapresiasi dikeluarkannya kisi kisi ini adalah bentuk dari terobosan KPU. Saya cukup mengapresiasi KPU atas keputusan ini sehingga paslon dapat menggali lebih dulu mengenai pertanyaan yang akan diberikan. Selain itu, pemberian kisi kisi ini juga dapat menghindarkan dari debat kusir yang tidak mencakup substansial tema, tandasnya pada pihak Surabaya Pagi. Debat pertama nanti akan mengangkat tema mengenai hukum, hak asasi manusia, anti-korupsi, dan terorisme. Diprediksi kedua paslon akan saling serang. Untuk isu hukum sendiri, paslon dengan nomor satu, Jokowi-Maruf Amin sebenarnya bisa diuntungkan bila memaparkan dan memberikan data data terpercaya. Sementara itu, kekurangan untuk paslon nomor dua, Prabowo-Sandiaga adalah isu hoax yang kerap kali menimpa timsesnya, tambah Agus Mahfud. Namun, paslon bernomor urut satu juga memiliki kekurangan. Untuk paslon satu memiliki kelemahan yang mana pada kasus penyiraman air keras Novel Baswedan tidak kunjung selesai diusut. Kasus yang hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai siapa pelakunya, timpal Galang Geraldy. Kasus HAM vs Kasus Novel Tidak hanya mengenai hukum, debat pilpres pada pertengahan Januari mendatang juga membahas mengenai anti-korupsi. Untuk kasus ini, paslon bernomor urut satu lebih diuntungkan, karena dibuktikan melalui penyelesaikan kasus korupsi di masa pemerintahannya. Sebenarnya Prabowo-Sandiaga juga bisa memiliki keuntungan tersendiri ketika bisa menampilkan berita berita korupsi yang belum terselesaikan selama masa pemerintahan Jokowi, tandas Agus Mahfud. Selain membahas mengenai hukum dan anti-korupsi, terdapat isu hak asasi manusia yang tidak bisa dilewatkan pada debat mendatang. Kedua pengamat politik, baik Agus Mahfud maupun Galang Geraldy memperkirakan paslon bernomor urut dua akan kembali diserang soal proses penegakkan HAM 1998 yang belum terselesaikan. Galang Geraldy juga menekankan bahwa kasus Novel Baswedan menjadi salah satu pelanggaran HAM yang digunakan sebagai boomerang pada paslon bernomor urut satu. Terakhir adalah pembahasan mengenai isu terorisme yang mana kedua pihak sama sama memiliki kelemahan. Di satu sisi, untuk paslon bernomor urut satu, Jokowi-Maruf Amin terdapat permasalahan terorisme yang hingga sampai saat ini belum terselesaikan. Di sisi lainnya, Prabowo-Sandi akan mendapat serangan karena terdapat kelompok pendukungnya yang disinyalir sebagai anggota gerakan terorisme. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU