Dicari Walikota Pembaharu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 10 Sep 2020 21:44 WIB

Dicari Walikota Pembaharu

i

Mahfud Arifin (kiri) Eri Cahyadi (kanan)

 

Wali Kota Surabaya Mendatang Harus Mempunyai Prioritas terhadap Program yang Betul-betul Menyelesaikan Masalah secara Terukur, Bukan Jargon. Misal Penanganan Sampah harus Sampai Nol Sampah. Tentu dengan Pentahapan Selama Satu Periode Kepengurusan. Juga Masalah Banjir Harus Dirampungkan Selama Satu Periode Kepengurusan. Terutama Fokus Prosentase pada Pemukiman

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Minta Surveyor Gali Informasi untuk Atasi Kemiskinan

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kota Surabaya kini mencari Walikota Pembaharu, sebab tantangan pengelolaan kota Surabaya menuju metropolitan sangat kompleks. Wali kota Surabaya Mendatang, tidak bisa hanya sekedar meneruskan program walikota Risma.  Sosok walikota 2020-2025 harus mempunyai prioritas terhadap program yang betul-betul menyelesaikan masalah perkotaan secara terukur dan bukan jargon. Misal sampah harus sampai nol sampah. Tentu dengan pentahapan selama satu periode kepengurusan. Juga masalah banjir harus dirampungkan selama satu periode kepengurusan. Terutama fokus prosentase pada pemukiman.

Demikian rangkuman pendapat dari wakil-wakil rakyat di DPRD Surabaya kepada Surabaya Pagi, Kamis (10/9/2020). Mereka adalah Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Juliana Evawati, dan Anggota Komisi D lainnya dari Fraksi PSI Tjutjuk Supariono.

Aning, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini melihat calon pemimpin untuk kota Surabaya harus mempunyai prioritas terhadap program yang betul-betul menyelesaikan masalah secara terukur.

"Sampah harus sampai nol sampah, dengan pentahapan selama satu periode kepengurusan. Kemudian menyelesaikan masalah banjir selama satu periode kepengurusan dengan fokus prosentase pada pemukiman sebagian besar," katanya.

Aning juga berharap bila nantinya yang akan menjadi Walikota Surabaya bisa melakukan pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi pembangunan.

"Memberdayakan kelurahan sebagai fokus utama, sehingga bisa menghidupkan roda ekonomi dilevel kelurahan. Pengentasan kemiskinan secara bertahap dengan pemberdayaan dan kerjasama dengan banyak perusahaan dan sanitasi yang berkualitas," harapnya.

Politisi dari PKB ini juga meminta bila pemimpin yang fokus pada peningkatan kualitas SDM.

"Harus ada fokus pada peningkatan kualitas SDM secara maksimal agar bisa menjadi kota yang bermartabat," terangnya.

Meski begitu, di satu sisi, Aning juga mengatakan bila kesuksesan yang diraih oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat ini cukup baik dengan melakukan pembangunan, khususnya untuk taman di kota Surabaya. "Bu Risma sukses membangun taman kota sehingga nampak asri dan infrastruktur tengah kota untuk meningkatkan PAD," ujar memuji pembangunan taman di era Risma memimpin selama 10 tahun.

 

 

Pembangunan Menyeluruh

Senada dengan Aning, juga dijelaskan oleh Juliana Evawati dari Partai Amanat Nasional (PAN). Pemimpin kedepan, pengganti Wali Kota Tri Rismaharini, penggantinya harus punya pola pikir yang cerdas untuk membawa kota Surabaya lebih maju.

"Khusunya untuk kedua calon wali kota di kota Surabaya ini memiliki pola pikir yang cerdas, agar Surabaya menjadi kota yang maju," terang Jeje, sapaan Juliana Evawati, kepada Surabaya Pagi, Kamis (10/9/2020).

Anggota dewan termuda ini melanjutkan, bahwa harus ada pemimpin yang perduli dengan masyarakat, baik sebelum maupun setelah menjabat sebagai wali kota Surabaya.

Baca Juga: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Unggul di TPS Eri Cahyadi Mencoblos

Untuk itu, kepedulian untuk kota Surabaya, menurut Jeje, juga dengan tidak hanya melakukan pembangunan ditengah kota saja, tetapi harus menyeluruh di kota Surabaya. "Tidak boleh ada kesenjangan sosial juga, seluruh Surabaya harus dibangun dan disama ratakan juga. Pemimpin juga harus berpengalaman, memajukan kota juga dengan memajukan masyarakat dan teknologi," ujarnya.

Jeje menambahkan, catatan baik wali kota Surabaya selama memimpin 10 tahun, yang paling konkrit yakni bisa merubah kota Surabaya tampak lebih asri dan nyaman.

"Dulunya dipandang orang luar Surabaya adalah kota yang penuh dengan pengemis di pinggir, jalan namun saat ini tidak ada. Selain itu Surabaya juga menjadi kota asri," tandasnya.

 

Harus Lebih Tinggi

Sementara, anggota Komisi D, DPRD Kota Surabaya lainnya, Tjutjuk Supariono mengatakan bila kepemimpinan dari wali kota Surabaya saat ini yang dipimpin oleh Tri Rismaharini mampu meletakkan Kota Surabaya pada level yang cukup tinggi.

Untuk itu, politisi asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini meminta kepada siapapun paslon yang nantinya akan terpilih dan mendapat amanat rakyat untuk menjadi wali kota Surabaya harus memberikan yang terbaik, minimal kota Surabaya mendapatkan mempertahankan prestasi yang didapatkan.

"Menurut kami, Fraksi PSI, Bu Risma telah meletakkan Surabaya di jajaran yang paling tinggi. Untung penggantinya harus minimal selevel dengan Bu Risma dan harus bisa lebih tinggi," terangnya.

Ia mengaku, bila nantinya kepemimpinan yang baru, turun lebih jauh dari yang didapatkan, maka Tjutjuk tidak bisa membayangkan bagaimana perkembangan kota Surabaya kedepan.

Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Sampaikan Pesan Jurdil untuk Warga Surabaya

"Seandainya kalau pemimpin di bawah dari grade yang sudah dilakukan walikota saat ini, saya tidak tau apa yang akan terjadi dengan kota Surabaya," ungkapnya.

 

Walikota Pembaharu

Sementara itu, Tufel Efendi, Sekretaris DPD AMPG Surabaya menambahkan, pilkada Surabaya merupakan momen bagi segala anak bangsa untuk menseleksi calon pemimpin di Surabaya lima tahun mendatang.

Jadi pemimpin tersebut harus bisa membawa pembaharuan bagi pembangunan Kota Surabaya yang lebih baik dan bukan hanya bisa melanjutkan yang sudah ada selama ini.

Tentunya, ia adalah walikota yang bisa menjadi pembaharu di Kota Pahlawan. Dia adalah sosok Bacawali Machfud Arifin dan Bacawawali Mujiaman.

“Saya melihat selama Machfud Arifin menjabat sebagai Kapolda Jatim sering mengajak elemen kepemudaan di Surabaya berdiskusi tentang banyak hal. Begitu juga dengan Mujiaman selama menjadi Dirut PDAM Surabaya selalu responsif dengan keluhan warga dan menerima kritikan dari warga,” tambahnya.

Jadi milenial itu tidak tampak muda saja, tapi juga memiliki kepedulian terhadap kebutuhan para pemuda. Jadi anak muda Surabaya, jangan salah pilih untuk kepemimpinan di Surabaya lima tahun mendatang yaitu harus walikota pembaharu. adt/byt/cr3/rmc

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU