Diduga Akibat Dimarahi Guru, Siswa MTs Kediri Alami Depresi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 22 Des 2020 14:21 WIB

Diduga Akibat Dimarahi Guru, Siswa MTs Kediri Alami Depresi

i

Mahmudi bersama istrinya menunjukan hasil CT Scan radang otak putranya

Baca Juga: Racik Mercon, Warga Kediri Diringkus Polisi

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - Seorang siswa MTs di Kabupaten Kediri mengalami depresi mental setelah diduga dimarahi gurunya di sekolah. Mohamad Hadi Maskur Faizul Umam (13) siswa kelas 8 di MTs di Kabupaten Kediri saat ini kondisinya lemah hanya bisa terbaring di rumahnya.
 
Mahmudi, orang tua korban menjelaskan kronologi penyebab putranya mengalami depresi. Pada 18 November lalu, saat putranya awal masuk sekolah ditanya tentang pekerjaan rumah (PR) oleh gurunya. Karena belum mengerjakan tugas sekolah, Faiz akhirnya ditegur dan dimarai oleh gurunya dihadapan seluruh teman kelasnya. 
 
"Sepulang sekolah Faiz langsung meminta untuk pindah sekolah. Dia tidak mau sekolah disitu lagi karena malu. Terus saya tanya kenapa? Katanya malu karena sudah dimarahi gurunya dengan perkataan kasar dihadapan teman-temannya," akunya.
 
"Gurunya bilang Faiz kamu sudah tidak niat sekolah. Bapakmu, ibukmu wes ora ngurus awakmu, mbakmu yo senengane kluyuran," ujar Mahmudi menirukan perkataan guru yang memarahi putra bungsunya, Selasa (22/12/2020).
 
Sehari usai dimarahi, kondisi Faiz langsung drop. Malamnya Faiz tiba-tiba pingsan. Awalnya, Mahmudi tidak berfikir jika anaknya mengalami depresi berat. Ia masih berusaha merawat putranya dirumah. Namun, kejadian itu terulang kembali. Faiz kembali pingsan dan saat sadar meronta seperti orang terkena gangguan jiwa. 
 
Khawatir terjadi hal buruk, Mahmudi lantas membawa putranya ke RSUD SLG, Kabupaten Kediri untuk mendapat perawatan. Saat di rumah sakit putranya didiagnosa oleh dokter mengalami gangguan peradangan otak. Kondisi tersebut membuat Faiz harus dirawat inap selama 18 hari. 
 
"Dari hasil CT Scan menyebutkan mengalami radang otak. Karena kondisinya semakin parah, harus dirujuk ke rumah sakit Surabaya atau Malang. Namun saat ini rumah sakit sedang penuh akhirnya belum bisa dan terpaksa dirawat di rumah," jelas Mahmudi orang tua korban.
 
Mahmudi ingin putranya segera mendapat pertolongan pihak terkait. Ia berharap kondisi putra bungsunya yang masih berumur 13 tahun itu bisa segera pulih dan kembali melanjutkan sekolah. Can

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU