Dikenal sebagai Kader PDIP, Risma Mendadak Jadi Banser

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 27 Jan 2018 03:08 WIB

Dikenal sebagai Kader PDIP, Risma Mendadak Jadi Banser

SURABAYAPAGI, Surabaya Tahun politik 2018 ini selalu memunculkan hal-hal baru yang kadang tidak disangka-sangka. Termasuk yang terjadi di Surabaya dua hari lalu. Walikota Surabaya Tri Rismaharini alias bu Risma heboh di Medsos gara-gara memakai jaket Banser (Barisan Ansor Serbaguna) organisasi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Padahal, selama ini Bu Risma dikenal sebagai kader andalan PDI Perjuangan yang dikenal berwarna merah menyala. Adalah Wali Kota Surabaya dua periode, Bu Risma yang dikenal sangat banteng sekali. Bukan Bu Risma kalau tidak membuat heboh. Selain karena sudah lama menjadi anggota PDI Perjuangan yang berlogo banteng moncong putih, Risma juga bersikap keras bagai banteng, kepada anak buahnya yang mbalelo. Dua hari lalu, Walikota perempuan pertama di Surabaya ini mendapat tamu Pengurus Cabang GP Ansor Kota Surabaya. Usai pertemuan, Ketua PC Ansor Surabaya HM Farid Afif memberikan hadiah berupa jaket kebesaran Banser sekaligus memakaikannya ke Bu Risma. Kontan saja hal ini mendapat reaksi beragam dari kalangan keluarga besar Banser sendiri. Mayoritas mempertanyakan maksud dan tujuan Bu Risma menggunakan jaket Ansor. Jajaran pengurus pusat Satkornas Banser, HM Muslich Hasyim berpendapat, kalau sekedar untuk foto-foto tidak apa-apa. Tapi kalau untuk kegiatan politik ya sangat disayangkan, PW Ansor Jatim perlu menanyakan dan memperingatkan PC Ansor Surabaya. Apa maksud memberikan jaket kepada Bu Risma, ucap Muslich, Jumat (26/1/2018). Sebab, kata Muslich, tidak bisa orang sembarang bisa memakai jaket Banser lengkap dengan segala atribut kebesarannya. Kalau jaket itu ada logo bansernya, sebelum pakai harus melalui diklatsar. Artinya ada proses tahapan sebelum memakai, jadi tidak bisa sembarang orang pakai jaket itu, kata Muslich. Dijelaskannya, Pernah juga jaket semacam itu disematkan pada tokoh sebagai anggota kehormatan. Hanya saja, pada kebiasaan dan aturan di Banser, hal itu sebagai penghargaan pada tokoh-tokoh yang peduli pada banser. Seperti dulu pernah disematkan kepada Habib Lutfi. Nah ini Bu Risma memakai banser itu dalam rangka apa? PC Ansor Surabaya memakaikan jaket itu dalam rangka apa? Ini perlu dipertanyakan, biar tidak seenaknya orang berkepentingan untuk mencari simpati anggota banser lalu memakai baju banser, paparnya. Menurut Muslich yang juga Sekretaris KNPI Jawa Timur ini, Ketua ansor Surabaya tidak peka dalam kondisi seperti ini. Ini perlu di diklat lagi ketua Ansor Surabaya itu. Jangan asal punya kepentingan ke seseorang lalu jaket banser seenaknya disematkan ke orang lain, bahkan ke Walikota sekalipun, imbuhnya. Pasalnya, di Banser ada aturannya sendiri dalam penggunaan setiap atribut organisasi. Minimal orang yang memakai itu, dedikasinya pada Banser harus jelas. Dikawatirkan akan digunakan untuk hal-hal politik. Nah bu Risma ini dedikasinya apa untuk Banser. Apalagi secara resmi banser perempuan itu belum ada, pungkasnya. Sebaliknya, Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengaku surprise dengan beredarnya foto Bur Risma berjaket Banser itu. Saya kaget sekaligus surprise dengan itu, katanya kepada Surabaya Pagi, Jumat (26/1). Manurut Awi sapaan akrap Adi Sutarwijono, bagi PDI Perjuangan sendiri itu tidak ada masalah, karena memang seharusnya pemimpin itu harus seperti itu, Ya pemimpin itu harus seperti itu, meski partainya Nasionalis, tapi juga merangkul organisasi-organisasi keagamaan seperti Ansor, katanya. Maka, lanjut Awi, pemimpin itu bisa memberi contoh kebangsaan, dimana bisa menggabungkan antara organisasi partai nasionalis dengan organisasi kemasyarakatan. PDIP bangga, dimana Bu Risma bisa memberikan contoh cara berkebangsaan, selain Partai Nasionalis juga mempererat hubungan dengan orang-orang Nahdliyin, katanya. Apalagi, masih kata Awi, beberapa waktu lalu dikatakan bahwa Risma sendiri merupakan keturunan dari Nahdlatul Ulama ( NU ). PDIP sendiri memang sangat dekat dengan Kiai dan NU, bahkan banyak pengurus kami dari orang NU. Setiap DPC PDIP Surabaya menggelar acara selalu mendengarkan tausiah para ustad atau Kyai, kata Awi. Sebelumnya, HM Farid Afif Ketua PC GP Ansor Kota Surabaya silaturahim kepada Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya sekaligus untuk meminta agar Walikota melakukan kontrol terhadap staf dan pegawai PNS yang terindikasi kuat menjadi pengikut kelompok radikalisme. Menurut Afif desakan ini disampaikan seiring dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 2 tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan atau ormas (Perppu Ormas). Usai pertemuan, Farid Afif menghadiahi bu Risma jaket Banser yang kemudian fotonya beredar ke mana-mana. alq/rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU