Dinas LH Masih Kaji PLTSa Difungsikan atau Tetap Dibiarkan Mangkrak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 31 Jul 2019 16:53 WIB

Dinas LH Masih Kaji PLTSa Difungsikan atau Tetap Dibiarkan Mangkrak

SURABAYA PAGI, Lamongan - Berbagai daerah mulai merancang bahkan ada yang sudah berjalan membuat pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), untuk mengurangi problem sampah yang kian hari semakin menumpuk. Namun tidak demikian bagi daerah Lamongan. Meski jauh-jauh hari Lamongan sudah memiliki PLTSa sejak 2015 lalu dan mungkin satu-satunya daerah di Jawa Timur memiliki pembangkit tenaga listrik dari sampah, namun sampai saat ini masih dibiarkan mangkrak. PLTSa senilai Rp 2,4 Miliar yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tambakboyo Kecamatan Tikung Lamongan, seperti disampaikan oleh Moch Wahyudi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lamongan, Rabu (31/7/2019), mengaku pihaknya tidak membiarkan begitu saja. Pihaknya terus melakukan kajian terhadap PLTSa tersebut, dengan tetap melakukan upaya inovasi mengurangi problem sampah. "Kami tidak diam mas, sampai saat ini DLH terus melakukan kajian dengan PLTSa itu," ungkapnya. Kajian sendiri kata Wahyudi panggilan akrab Moch Wahyudi, PLTSa itu akan dioperasionalkan atau tidak. Hanya saja untuk operasional PLTSa butuh anggaran yang cukup besar, apalagi sampah yang masuk ke TPA selama ini sampah kecenderungannya basah. "Kalau sampah basah bisa tidak dibakar, kalaupun bisa dibakar otomatis butuh biaya yang besar, itulah problem nya, akhirnya terus kita lakukan kajian yang koperhensip," terangnya. Dalam proses kajian itu, DLH lalu membuat terobosan dalam menangani problem sampah, dengan membuat Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang saat ini dalam kondisi finisihing pembangunannya. Sekedar diketahui, PLTSa yang baru sekali dioperasionalkan pada tahun 2015 Secara teknik, mestinya awal kapasitas terpasang PLTS itu bisa menghasilkan listrik sebesar 25 KVA setiap harinya. Namun kini mangkrak tidak dioperasionalkan dan tak menghasilkan apa-apa. PLTSa itu sendiri memiliki kapasitas mengolah sampah sebesar 4 ton per jam. Diperkirakan, dari 4 ton sampah itu, 2 ton akan menjadi kompos, 1 ton berupa sampah yang masih bisa dijual lagi dan 1 ton lagi akan diolah menjadi listrik. Secara teknik, PLTSa bisa beroperasi selama 8 jam per hari dengan produksi listrik diperkirakan sebesar 25 KVA. Listrik produksi ini selain untuk penerangan di TPA, juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan mesin pembuat biji plastik. Dengan kapasitas produksi itu, dipastikan sampah yang masuk ke TPA sekitar 64 ton setiap harinya akan langsung habis diolah. Bahkan bisa kekurangan bahan baku sampah.jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU