Dinilai Membahayakan Obyek Vital Nasional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 08 Okt 2019 00:31 WIB

Dinilai Membahayakan Obyek Vital Nasional

Komisi A Sidak SPBU BP-AKR Pemuda Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya melakukan sidak di SPBU BP-AKR yang letaknya berada di samping gedung RRI tepatnya di Jalan Pemuda, Senin (7/10). Para wakil rakyat itu mempertanyakan kenapa letak SPBU berada dekat dengan objek vital nasional. Wartawan SurabayaPagi, Alqomar Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya Pertiwi Ayu Krisna mengatakan, tujuan dewan melakukan sidak karena letak SPBU berdampingan dan berdekatan dengan beberapa objek vital milik pemerintah yakni gedung RRI, gedung DPRD Kota Surabaya dan Gedung Grahadi. SPBU ini kan dekat dengan objek-objek vital nasional, kekhawatiran kami adalah ketika ada demonstrasi lalu timbul kericuhan, kata Ayu sapaan akrabnya usai melakukan sidak kepada awak media. Ketika terjadi kericuhan, sambung Ayu, yang dikhawatirkan adalah adanya lemparan-lemparan benda-benda yang dapat memicu ledakan. Kan itu sangat membahayakan. Nanti kalau sudah kejadian kita yang akan disalahkan oleh pemerintah pusat, tuturnya. Terkait mekanisme aturannya sendiri, Ayu mengaku seluruh izin dan amdal lengkap. Namun, lanjutnya, pembangunan SPBU yang masih dalam tahap pembangunan ini masih harus ditindaklanjuti. Ke depan, legislator partai Golkar itu segera menelusuri izin pembangunan SPBU serta melakukan pemanggilan kepada pemkot dan pihak kontraktor secepat mungkin untuk duduk bersama. Kita tidak sekedar melakukan sidak. Pom bensin ini dekat dengan objek vital nasional dan kenapa pemkot bisa mengeluarkan izin tersebut, ungkap Ayu. Hal serupa disampaikan Anggota Komisi A Arief Fathoni yang mengikuti agenda sidak. Menurutnya, selain persoalan SPBU yang letaknya berada dekat dengan objek vital, ia menilai SPBU ini akan membuat kemacetan baru di Jalan Pemuda. Kendaraan kalau mau masuk ke SPBU langsung menekuk, begitu juga dengan keluarnya mengambil separuh jalan untuk kembali beraktivitas, tuturnya. Oleh sebab itu, Toni sapaan akrabnya meminta kepad Dinas Perhubungan (Dishub) untuk meninjau kembali izin amdal dan lalin. Jika, kata Dia, Dishub tidak segera melakukan peninjuan ulang maka akan menimbulkan kemacetan baru di kawasan tengah kota. Bagi saya ini anomali. Di saat wali kota masif membangun dan mempercantik trotoar, namun di sisi lain ada dinas-dinas memberi izin yang sifatnya sangat kontradiktif dengan apa yang dikehendaki dengan ibu wali kota, ungkapnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU