Disdik Kota Kediri Bantah Korban Pengroyokan Masuk ICU Karena Dianiaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 30 Jan 2018 16:09 WIB

Disdik Kota Kediri Bantah Korban Pengroyokan Masuk ICU Karena Dianiaya

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri membantah masuknya TA (12) siswa kelas 5 SDN Pakunden 1 Kota Kediri ke ICU RS Bhayangkara Kota Kediri karena dasar pengroyokan. Bantahan tersebut disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Kediri, Cevy Ning Suyudi kepada media. Menurut Cevy, korban TA masuk ruang ICU bukan karena penyebab pengroyokan maupun penganiayaan teman sekelasnya. "Sakit anak tersebut tidak ada hubungannya dengan kejadian, Kamis (18/1/2018) lalu," ujar Cevy melalui ponselnya. Cevy mengaku, pernyataan yang dilontarkan Polresta Kediri adalah salah. Ia bahkan ingin meminta pertanggungjawaban kepolisian atas pernyataannya jika korban TA masuk rumah sakit disebabkan karena pengroyokan dan pemalakan. "Sekarang kita balik, mintakan pertanggungjawaban polresta yang bikin pernyataan itu. Hasil diagnosa dan citiscan tidak ada dari akibat kejadian kemarin," jelasnya. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Ridwan Sahara menegaskan, jika kepolisian sudah menjalankan proses penyelidikan sesuai aturan. "Terserah saja dengan penilaian dari Dinas Pendidikan, yang penting kepolisian sudah sesuai prsedur. Kita juga sudah mendapat penjelasan dari rumah sakit. Jika nanti hasil visum itu sudah keluar maka akan kita sampaikan ke teman-teman media," Ridwan. Hal yang menjadi masalah menarik disini ketika Dinas Pendidikan membantah pernyataan kepolisian. Padahal sejumlah lima saksi yang merupakan terduga pelaku penganiayaan menyatakan jika mereka memang melakukan kekerasan sebelum korban masuk RS. Bhayangkara Kota Kediri. Informasi yang dihimpun dilapangan, RG (11) dan MA (11) yang menjadi terduga pelaku melakukan kekerasan dengan cara menendang hingga mengenai paha belakang korban. Sedangkan JS (11) menendang kemaluan korban, RN (11) memukul kepala korban bagian belakang dan AG (11) yang menjadi saksi dalam kejadian tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, TA masuk di RS Bhayangkara, Kota Kediri, sejak Selasa (23/1/2018) lalu. Dalam masa perawatan medis, kondisi T tidak kunjung membaik hingga akhirnya Jumat (26/1/2018) dia harus masuk ruang ICU. Berdasarkan diagnosa sementara TA diduga mengalami infeksi otak dan sakit pada kemaluan. Rasa sakit ini diduga akibat pukulan dan tendangan oleh para pelaku pengroyokan yang masih teman sekelasnya. Sebelumnya TA dikeroyok temannya usai terjadi cek cok saat bermain sepak bola. Sebelumnya TA juga sempat menjadi korban pemalakan yang dilakukan sejumlah terduga pelaku. Puncaknya saat TA bermain sepak bola bersama pelaku di halaman sekolah dan terjadi cek cok, akhirnya TA dikeroyok oleh empat temannya. Pelaku yang masih teman sekelasnya itu tega menendang alat vital dan memukuli kepala korban. Can

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU