Dishub: Suroboyo Bus Jangan Bicara Untung Rugi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 20 Jun 2019 09:06 WIB

Dishub: Suroboyo Bus Jangan Bicara Untung Rugi

Hermi, Wartawan Surabaya Pagi Problematika Moda Transportasi Surabaya Bus yang merupakan program pemerintah Surabaya Tri Rismaharini, seperti masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil sampah plastik yang tidak sesuai dengan biaya operasional, tidak sebanding dengan pengeluaran yang digontorkan dengan subsidi APBD, dan belum mengurainya mengatasi kemacetan. Ini yang membuat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Intra Publik (Indikator dan Transparansi Anggaran Publik) Samsul Arifin yang melihat moda transportasi Suroboyo Bus dianggap sebagai pemborosan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). "Kegagalan yang nyata, karena biaya operasionalnya tinggi melebihi dari uang yang di salurkan dan income Surabaya Bus tidak beri dampak positif. itu pemborosan APBD," ujar Syamsul, kepada Surabaya Pagi, Rabu (19/6/2019). Apabila hal itu terus dilakukan, kata Pria Lulusan Pascasarjana UINSA ini, maka akan menguras APBD hingga sampai Rp 100 M. Apalagi kehadiran Suroboyo Bus juga belum mampu mengatasi kemacetan. "Kemacetan masih banyak dan anggaran terus teruras. Saya belum melihat kehadiran Surabaya Bus untuk urai kemacetan, pengalihan kendaraan pribadi ataukah pencitraan. Kalau pencitraan lebih baik anggaran dialihkan ke lainnya misal untuk atasi kemiskinan atau beasiswa bagi tidak mampu," cetusnya. Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya Sulton Arifin. Dia menilai bahwa hadirnya Surabaya Bus adalah catatan merah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Lantaran Surabaya Bus tidak mempengaruhi kemacetan yang terjadi di Surabaya. "Ini sebagai catatan merah program Risma, Melihat dari tujuan program itu sendiri, salah satunya untuk mengurangi kemacetan Surabaya, tapi alhasil tak ada pengaruh sama sekali kemacetan semakin hari semakin menjadi. Apalagi proyek trem yang sempat dicanangkan, juga gagal," nilainya. Untung Rugi Namun, belum berhasilnya Suroboyo Bus menjadi moda transportasi dan meningkatkan sektor PAD kota Surabaya, dibantah oleh Dinas Perhubungan kota Surabaya. Melalui Kepala Seksi Angkutan Jalan dan Penumpang Dishub Kota Surabaya, Frangky Iwanus, ia menyebutkan bahwa dengan hadirnya Surabaya Bus bukan berbicara untung rugi melainkan hadir untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Surabaya. "Angkutan umum semua negara di subsidi oleh pemerintah, apakah menjanjikan? Tidak kan. Kalau konsepnya untung rugi jangan bilang angkutan umum karena jelas gak menguntungkan apalagi online merajarela. Surabaya Bus tidak subsidi mati, jadi berfikir makro," bantah Frangky Iwanus, yang menolak bila Surabaya Bus, tidak bisa meningkatkan sektor PAD Surabaya. Ia menganalogikan seperti membangun jalan secara gratis kepada masyarakat yang ingin lewat. Membangun jalan juga pakai subsidi dan hal itu hadir sebagai bentuk pelayanan secara gratis. "Surabaya Bus pun juga begitu gak tarik uang tapi kelebihannya apa contoh reduksi polusi,reduksi kemacetan kita gak pernah hitung dengan rupiah. Dinegara majupun gak hitung seperti itu di Singapura misalnya, ucapnya. Salahkan Pemprov dan Pusat Soal kemacetan, Kata Franky, Surabaya Bus ini masih beroperasi selama setahun dan harusnya moda transportasi Bus ini juga disupport oleh pemprov Jatim dan Pusat. Karena sebab kemacetan salahsatunya karena warga rantauan menggunakan transportasi sendiri. "Kebijakan tranportasi jangan lihat PRnya kota Surabaya. mana peran Pemprov Jatim dan pusat. Harusnya hadir. yang banyak kerja kan diluar Surabaya. kalau tidak terpadu untuk nyambung ke layanan kita. Susah mengatasi kemacetan ini," kata Frangky yang seolah menyalahkan Pemprov Jatim dan pemerintah Pusat tidak memperdulikan kota Surabaya. Penambahan armada Surabaya Bus diakui oleh Frangky bahwa akan ada 5 hingga 10 Armada Surabaya Bus yang diajukan ke Pemerintah Kota Surabaya. Yang saat ini sudah ada 20 Surabaya Bus. Nanti yang baru akan beroperasi di rute MERR. Walaupun begitu dengan penambahan Armada Surabaya Bus yang nantinya akan lebih banyak pengeluaran APBD. Ia mengungkapkan hadrinya Surabaya Bus tetap sebagai pelayanan masyarakat. "Penambaban armada kita ajukan kemaren 5 hingga 10 untuk akomodir rute MERR. MERR nanti sambung sama rute timur barat (ITS-Unesa) rute Selatan Utara(Purabaya -Rajawali). MERR nanti di harapkan sambung dengan Sidoarjo bisa masuk ke Surabaya," terangnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU