SURABAYA PAGI, Tegalsari - Unit Reskrim Polsek Tegalsari berhasil meringkus dua komplotan bandit yang beraksi dengan cara menodong korbannya menggunakan senjata tajam. Dari kasus itu, polisi meringkus Enam pelaku dari dua komplotan berbeda yang saling mengenal satu sama lainnya. Ironinya, semua pelaku itu adalah anak dibawah umur.
Enam bandit cilik yang diringkus adalah, RK (13) warga Kedung Klinter Surabaya, EDK (16) warga Pandegiling Surabaya, RH (15) warga Banyu Urip Surabaya, MSR (16) warga Banyu urip Surabaya, MY (15) warga Tempel Sukorejo Surabaya dan AKP (16) warga Kupang Krajan Surabaya.
Kapolsek Tegalsari, Kompol David Triyo Prasojo menuturkan, enam pelaku pencurian dengan kekerasan itu dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama dipimpin oleh KN yang sudah tertangkap polsek Sawahan karena kasus yang sama dan satunya lagi kelompok yang dipimpin oleh RY (DPO). "Ada dua kelompok yang saling kenal, mereka bekerja secara terpisah dan uang yang dihasilkan dibagi-bagi. satu pimpinan mereka DPO satunya lagi ditangkap polsek Sawahan," beber David, Jumat (23/11) sore.
Lebih lanjut, dalam tiap aksinya, para pelaku ini juga kerap membawa senjata tajam jenis pisau. Hal itu dilakukan untuk menakut-nakuti korban agar mudah dirampas harta benda yang dibawanya. "Sandi mereka itu ngelewong, kemudian cari sasaran dan biasanya membawa sajam jenis pisau, itu digunakan untuk menodong korban yang rata-rata usianya sama dengan mereka," lanjut David.
Dari pengakuannya, para tersangka yang direkrut oleh RY dan KN ini baru sekali melakukan aksi. Meski demikian, proses hukum kepada keenam tersangka yang masih anak-anak ini tetap dilanjutkan lantaran diantara mereka sudah ada yang residivis. "Ada beberapa residivis dalam kelompok ini salah satunya RY yang DPO itu, kami sudah berkoordinasi dengan Bappas untuk tetap melanjutkan proses hukum kepada mereka," tandas mantan Kapolsek Tegalsari itu. fir/jul
