Dua Varietas Kedelai Baru Masih Kalah Pamor dengan Kedelai Impor

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 17 Jul 2019 19:03 WIB

Dua Varietas Kedelai Baru Masih Kalah Pamor dengan Kedelai Impor

SURABAYAPAGI.com - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) meluncurkan dua varietas kedelai unggulan. Kemuning 1 dan Kemuning 2 disebut cocok untuk lahan kering. "Penelitian ini berawal dari permasalahan keterbatasan lahan sementara permintaan tinggi, sehingga mendorong kami untuk melakukan penelitian kedelai ini," ujar peneliti Batan Yuliasti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu. Dengan diluncurkannya kedua varietas tersebut, maka jumlah varietas kedelai unggul yang dihasilkan Batan menjadi 12 varietas unggulan. Yuliasti mengatakan, kebutuhan Indonesia terhadap kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai dua juta ton pada 2018. Sementara itu, produksi kedelai lokal masih berada di bawah satu juta ton per tahun, bahkan pada 2017 menurut data Badan Pusat Statistik, produksi kedelai lokal hanya mencapai 786.142 ton. Untuk mencukupi kebutuhan terus meningkat tersebut, pemerintah memilih impor kedelai dari luar negeri. Meski demikian, Anhar Riza Antariksawan mengatakan, varietas kedelai lebih sulit bersaing dibandingkan varietas padi hasil teknologi Batan. Sejauh ini, Batan sudah menghasilkan sebanyak 45 varietas padi, kedelai maupun kacang hijau. "Sudah kami sebar ke masyarakat, tapi kami merasa belum cukup puas," ujar Anhar saat peluncuran varietas kedelai lahan kering Kemuning 1 dan 2 di Jakarta, Rabu. Dia menjelaskan, untuk varietas padi lebih mudah diterima masyarakat, berbeda dengan kedelai yang bersaing dengan kedelai impor. Ditambah lagi, harga kedelai impor lebih murah dibandingkan hasil tanaman sendiri. "Padahal kualitas kedelai kami bagus. Ini yang masih menjadi ganjalan," kata dia. Ke depan, Batan akan mengembangkan teknologi pascapanen dengan menggunakan iradiator gamma agar hasil panen lebih steril dari mikroba, sehingga hasil panen tidak terbuang percuma. Di sejumlah negara seperti Vietnam memiliki delapan iradiator gamma dan bisa mengekspor buah-buahan ke Australia. Anhar mengatakan, Indonesia baru memiliki dua iradiator gamma. Ke depan, Anhar berharap bisa memiliki lebih banyak iradiator gamma sehingga Indonesia bisa mengekspor hasil taninya. Varietas Kemuning yang baru diluncurkan Batan tahan di lahan kering dan diharapkan dapat menjadi bagian solusi untuk meningkatkan produksi kedelai lokal dan mengurangi ketergantungan kedelai impor. Nama Kemuning berasal dari singkatan "Kedelai Mutan Tahan Kering" sebagai varietas kedelai hasil dari perbaikan varietas Panderman dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU