Efek Perang Dagang, Industri China Kerja Ekstra Gapai Target

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 23 Jul 2019 16:44 WIB

Efek Perang Dagang, Industri China Kerja Ekstra Gapai Target

SURABAYAPAGI.com - Sejak tekanan perdagangan memuncak dengan Washington menaikkan tarif barang-barang Cina pada bulan Mei. Sementara kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan dan menunda tindakan hukuman lebih lanjut, mereka tetap berselisih mengenai masalah-masalah penting yang diperlukan untuk suatu perjanjian. Pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 6,2% pada kuartal kedua, dan ini merupakan laju terlemahnya dalam setidaknya 27 tahun, karena permintaan di dalam dan luar negeri goyah dalam menghadapi tekanan perdagangan AS yang meningkat. Target produksi industry China 2019 sebesar 5,5% -6,0% harus terpenuhi. Namun, untuk mencapai target jalan yang diambil tidak mudah dan memerlukan kerja ekstra. Minggu lalu, Memerlukan kerja ekstra ini dibenarkan oleh Kementerian Perindustrian China yang mengatakan pada hari Selasa bahwa "kerja keras" akan diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan output industri tahun ini, karena proteksionisme perdagangan membebani ekspor dan menutupi prospek ekonomi terbesar kedua di dunia. Beijing mengatakan pihaknya masih dapat memenuhi target pertumbuhan 2019 antara 6% dan 6,5% dan terus meluncurkan langkah-langkah stimulus untuk menopang aktivitas. Reformasi yang sedang berlangsung dan restrukturisasi sektor industri di negara itu menimbulkan tantangan tambahan, wakil menteri industri dan teknologi informasi Xin Guobin mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di Beijing. Pertumbuhan output turun ke level terendah 17-tahun di 5,0% pada Mei dari tahun sebelumnya, tetapi rebound menjadi 6,3% pada Juni. Namun, para analis tidak yakin apakah keuntungannya berkelanjutan, dengan perang dagang Sino-A.S yang masih berkecamuk dan survei pabrik yang menunjukkan pesanan baru terus menyusut. Output tumbuh 6% pada semester pertama tahun ini, Xin mengatakan, menambahkan bahwa negara itu masih menghadapi tantangan yang signifikan dalam menstabilkan produksi mengingat penurunan besar dalam pertumbuhan ekspor produk industri. Perang dagang yang tak kunjung usai mendorong beberapa produsen Cina dan asing untuk memindahkan kapasitas ke negara-negara tetangga dan membangun kembali rantai pasokan di luar Cina. Meski demikian, hal tersebut adalah lumrah dan dampak yang ditimbulkan juga tidak parah. China akan membantu mengurangi tekanan pada perusahaan-perusahaan yang dipaksa untuk merelokasi produksi, mendorong terobosan ke depan dalam teknologi-teknologi utama dan memperkuat kemampuan perusahaan-perusahaan China untuk menahan guncangan, kata pejabat kementerian industri lainnya pada konferensi itu.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU