Ekonomi Terus Tertekan, Menkeu Sri Mulyani baru Mulai Waspada

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 25 Jul 2019 14:23 WIB

Ekonomi Terus Tertekan, Menkeu Sri Mulyani baru Mulai Waspada

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menilai tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 ini bakal lebih berat dari tahun 2018. Menurutnya, anjloknya beberapa indikator domestik tidak bisa dilepaskan dari pengaruh gejolak ekonomi dunia. Khususnya, semenjak bank sentral AS The Fed memperketat kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bungan acuan. Dampaknya, pertumbuhan kredit pada semester I tahun 2019 ini sedikit tertahan, walau masih lebih bagus jika dibandingkan dengan tahun 2018. Selain itu, jika ditinjau dari catatan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit perbankan selama enam bulan pertama diketahui terdongkrak 9,92 persen year to year alias melemah bila dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapao 10,75 persen. Tak hanya dua hal itu, problem perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat juga mempengaruhi performa ekspor nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total jenderal ekspor pada enam bulan pertama 2019 berada di level USD80,32 miliar. Hal ini diketahui menurun 8,57 persen dari tahun sebelumnya yang menyentuh USD87,86 miliar. Pada momen yang sama, performa impor juga tersandung 7,63 persen. Hal ini juga terpengaruh dari aktifitas ekspor negara-negara lain yang juga terganggu. Oleh sebab itu, Indonesia sendiri masih menunggu momentum tepat untuk menggenjot pertumbuhan. "Kita masih menunggu momentum. Namun, kita pun wajib mulai waspada," cetus Sri Mulyani, Kamis (25/7/2019). Lesunya perekonomian, lanjut Sri Mulyani, juga bisa dikatahui dari komponen penerimaan pajak. Sampai enam bulan pertama tahun 2019 ini, pemerintah merekam, penerimaan PPh badan senilai Rp123,97 triliunan. Capaian ini diketahui meningkat dari tahun lalu. Padahal pertumbuhan PPh badan tahun 2018 silam mencapaoi 23,8 persen. Menurut Sri Mulyani, PPh badan dinilai dari dasar laba korporasi. Bila setoran pajak mereka menurun, itu berarti profit dunia usaha sedang lesu. "Perusahaan ini kan bayar pajaknya dengan prediksi laba, namun sejumlah orang menyampaikan kepada saya, Bu, tahun 2019 lebih seret. Dan memang itu tampak di seluruh dunia," ungkap Sri Mulyani.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU