Epidemiolog Unair: Baru Sekarang Pemerintah Bilang Fokus di Kesehatan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Sep 2020 11:01 WIB

Epidemiolog Unair: Baru Sekarang Pemerintah Bilang Fokus di Kesehatan

i

Warga antre untuk mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/6/2020).

SURABAYAPAGI.com, Jakarta – Virus Covid-19 hingga saat ini masih merajai seluruh dunia, di Indonesia saja per hari ini, kasus yang terkonfirmasi sudah menembus 200 ribu kasus.

Sejak adanya Covid-19, seluruh negara salah satunya Indonesia berlomba-lomba untuk memulihkan perekonomian melalui berbagai stimulus-stimulus.

Baca Juga: Meski PPKM Telah di Level 1, Enam Hal Ini Harus Dikontrol

Namun, sangking seriusnya dalam mempertahankan perekonomian, proses pemulihan kesehatan atas Covid-19 terasa sedikit diabaikan.

Baru-baru ini, Presiden Jokowi, menyampaikan bahwa penanganan di sektor kesehatan menjadi kunci agar perekonomian negara bisa kembali pulih.

"Kunci ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Artinya fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan," kata Jokowi melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/9).

Baca Juga: Farmasi Indonesia Siap Bantu Indonesia Atasi Pandemi COVID-19

Menanggapi pernyataan Jokowi, Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan Jokowi baru mulai menyadari bahwa fokus pada penanganan kesehatan di masa pandemi perlu diutamakan ketimbang pemulihan ekonomi.

"Baru sekarang ini pemerintah bilang fokus pada kesehatan, dan itu alhamdulillah, jadi kalau bahasanya orang itu, Pak Presiden mulai siuman, mulai sadar," kata Windhu.

Windhu mengatakan pemerintah seharusnya bisa membuktikan fokus dalam penanganan kesehatan tersebut dengan menerapkan karantina wilayah sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. 

Baca Juga: Sudah Dua Tahun, Ratusan Siswa SMPN 2 Puri Numpang Belajar di SDN

Pemerintah, menurut Windhu, harus kembali membatasi gerak dan aktivitas penduduk, karena penularan terjadi akibat pertemuan antarorang. Selain karantina, pemerintah tetap perlu melakukan testing dan penelusuran kontak erat untuk menemukan kasus (surveilans).

"Kalau betul mau ke pertimbangan kesehatan, berarti semua batasi pergerakan, terutama daerah zona merah oranye, testing, tracing, masif di seluruh daerah," ujarnya.

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU