Gagal Ikut UTBK Gegara Hasil Rapid Test Mendadak Ditukar Unair

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 08 Jul 2020 21:59 WIB

Gagal Ikut UTBK Gegara Hasil Rapid Test Mendadak Ditukar Unair

i

Hasil tes Daffa yang sebelumnya non reaktif (kiri) lalu menjadi reaktif (kanan).

 

Yang Sebelumnya Non Reaktif Tiba-Tiba Berubah Jadi Reaktif

Baca Juga: Empat Kampus di Surabaya, ikut Bergolak

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Curahan hati peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga (Unair), Daffa Dzaki yang batal mengikuti tes viral di media sosial. Daffa Dzaki batal mengikuti UTBK Unair karena hasil rapid test mendadak diganti reaktif.  Sebelumnya Daffa Dzaki mengakui hasil rapid testnya nonreaktif. Melalui instagram story, Daffa Dzaki mencurahkan kegelisahannya. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa hasil rapid test bisa berubah dalam hitungan menit?

 Ketua panitia UTBK Pusat Universitas Airlangga Prof. Junaidi Khotib S.Si, Apt., M.Kes., Ph.D mebenarkan bahwa Daffa Dzaki tercatat sebagai peserta UTBK dengan Nomor Peserta 120-381-11-0690 yang terjadwal mengikuti ujian pada pukul 14.00 di FH Laboratorium Komputer I Kampus B UNAIR.

Pada Selasa, 7 Juli 2020 pukul 08.20, Daffa melakukan uji rapid test di Kampus B UNAIR sebagai persyaratan untuk mengikuti UTBK. Setelah 15 menit, Daffa menerima hasil non-reaktif bertandatangan dr. Masrudrotul Ilmiah selaku dokter PLK UNAIR. Kemudian Daffa meninggalkan lokasi (karena yang bersangkutan ujiannya di sesi siang jam 14).

Pada jam 09.00, petugas test menemukan perkembangan yang berubah, dimana reaksi tes (karena terus dimonitor) bahwa hasil tes yang bersangkutan berubah menjadi reaktif. Panitia pun menghubungi dan melacak kontak yang bersangkutan, tetapi belum tersambung.

“Jadi normalnya hasil rapid test bisa keluar dalam waktu 10-15 menit. Sama halnya dengan rapid test yang dilakukan oleh Daffa, hasilnya keluar dalam waktu 10-15 menit. Namun panitia juga tidak menyangka bahwa 30 menit setelahnya hasil rapid tes itu berubah menjadi reaktif,” kata Prof Junaedi, Rabu (8/7/2020).

Pada pukul 13.00, Daffa kembali lagi ke Kampus B UNAIR untuk mengikuti UTBK dan menunjukkan hasil uji rapid test yang ia peroleh tadi pagi kepada pengawas ujian. Kemudian salah seorang pengawas ujian meminta yang bersangkutan untuk ke ruang rapid test dan bertemu dengan dr. Masrudrotul Ilmiah dengan memberi tahu dan mengganti surat yang tadinya non reaktif menjadi reaktif. Daffa kemudian diminta untuk tidak mengikuti ujian dan diminta istirahat pulang kembali ke rumah dengan melakukan isolasi mandiri.

"Bukan sekedar ditukar sebenarnya, memang ada monitoring dari hasil pemeriksaan itu. Pada brosurnya 10 menit, setelah 10 menit non reaktif kita berikan surat keterangan tapi dipantau terus. Dari 822 kemudian 63 reaktif itu dijumpai kondisi reaktif itu setelah 30 menit," terangnya.

Prof Junaidi menegaskan bahwa segala bentuk keputusan panitia dilakukan berdasarkan prosedur protokol pencegahan Covid-19 dan aturan yang dikeluarkan LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi). Perubahan status rapid test Daffa murni berdasarkan hasil tes di lapangan, di lobby MM Sekolah Pascasarjana.

"Mungkin ada miss komunikasi atau penjelasan yang tidak cukup. Mungkin sudah diberi penjelasan tapi kalau orang itu kaget, gitu kan pasti ada hal-hal miss komunikasi terjadi," jelasnya.

 

Tak Ada Penjelasan dari Unair

Terpisah, Daffa meceritakan kronologis kejadian versinya. Menurutnya, dia seharusnya dia mengikuti UTBK pada Selasa siang (7/7).

Baca Juga: Aksi Ksatria Muda Airlangga, Tandingan UNAIR Memanggil?

Namun, ia harus mengurungkan niatnya lantaran semula hasil non reaktif rapid tes mendadak diganti positif oleh dokter saat dirinya akan memasuki ruang ujian.

 "Saya kebetulan tes yang sesi kedua. Pagi setengah 8 saya datang ke Unair buat ikut rapid. Semula hasil udah keluar non reaktif, terus satu jam sebelum ujian saya datang lagi ke unair. Waktu sampai Fakultas Hukum depan laboratorium dicegah sama pengawas mau liat rapid saya. Terus aku disuruh tenangin diri diantar tempat rapid tadi," kata Daffa saat dihubungi, Selasa (7/7/2020).

Daffa yang saat itu bingung, ia lantas menanyakan hal tersebut kepada dokter yang memeriksanya.

Sayangnya, kata Daffa, dokter tersebut tidak menjawab pertanyaannya.

Malah pengawas ujian yang menerangkan adanya dugaan reaktif. "Terus saya tanya kenapa dokternya diam aja pengawasnya bilang karena ada dugaan reaktif," ucapnya.

Setelah itu, dokter tersebut meminta lembaran hasil rapid yang sebelumnya dibawa Daffa.

Tak berselang lama, Daffa menerima hasil baru dengan status reaktif. “Habis itu dokternya minta hasil rapid tadi terus dibawa diganti diprint baru yang tulisannya reaktif," ungkapnya.

Setelah menerima hasil reaktif, Daffa dimintai Kartu Keluarga (KK). Dan pihak pengawas menyarankan untuk kembali pulang.

Baca Juga: Keresahan atas Pelaksanaan Pilpres 2024, Dirasakan juga oleh Puluhan Dosen Unair dan Unesa

"Terus saya dimintai KK tapi dokternya diam aja. Terus saya disuruh hubungi hotline Unair buat ngemail hasil reaktif tadi terus disuruh pulang," ucapnya.

Daffa yang masih belum menerima hasil itu, kembali menanyakan perihal kelanjutan seleksi ujiannya.

Kendati demikian, kata Daffa, saat itu dokter yang bertugas memeriksanya tak  menerangkan alasan terkait hasil tes yang mendadak berubah.

"Terus saya tanya kelanjutannya gimana yang jawab pengawasnya pulang istirahat aja gitu. Tapi dokter diam gak nerangin apa-apa. Harusnya kalau berubah mustinya diterangin dulu kenapa. Jadi saya gak dicek ulang. Langsung diprint tiba-tiba ganti reaktif," pungkasnya.

Selain itu, kata Daffa, kejadian siang tadi membuat dirinya down padahal saat itu sudah merasa siap untuk mengikuti ujian.

"Ya refleks down mental saya. Seharusnya kalau memang ada yang salah, saya kan bisa dihubungi jam 9-10 pagi setelah rapid yang semula non reaktif keluar," tandasnya.byt

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU