GKI Sudah Berdiri sejak Tahun 1934

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 28 Jan 2020 22:20 WIB

GKI Sudah  Berdiri sejak Tahun 1934

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya Beribadah pada hari minggu merupakan salah satu ciri khas dari umat Kristiani maupun Katolik. Sebetulnya mereka juga beribadah pada hari-hari lainnya, sebelum hari minggu tiba. Namun lebih khusuk pada hari mMnggu, sesuai dengan nubuat yang telah disampaikan oleh Tuhan menurut mereka. Untuk umat Kristiani pasti sudah sangat familiar mendengar nama GKI atau Gereja Kristen Indonesia, namun tidak semua yang mengerti tentang asal mula atau sejarah berdirinya gereja tersebut. Tim SurabayaPagi kemudian menemui salah seorang Majelis Jemaat GKI Diponegoro Surabaya, yaitu Penatua (Pnt.) Duhita Laksmi W dan berbagi tentang sejarah hingga tata cara peribadatan. GKI untuk pulau Jawa itu tersebar banyak sekali. Mungkin saya langsung saja untuk wilayah Jawa Timur. Dulu yang mendirikan adalah keturunan Etnis Tionghoa yaitu, Bapak Oei Soei Tiong, pendeta pertama THKTKH (Tiong Hwa Kie Tok Kauw Hwee) di Surabaya ungkap Pnt. Duhita Laksmi W. Menurut awal berdiri, Gereja Kristen Indonesia terdiri dari tiga gereja yang terpisah, yaitu GKI Jawa Timur yang didirikan pada 22 Februari 1934, GKI Jawa Barat pada 23 Maret 1940, dan GKI Jawa Tengah pada 8 Agustus 1945, serta lebih dikenal dengan nama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee (THKTHK), yaitu gereja dengan bahasa Hokian. Gereja THKTHK di Jawa Tengah dan Jawa Timur didirikan oleh Zendingdari Belanda, yaitu Nedelandsche Zendings Vereeninging, sedangkan di Jawa Barat diawali oleh penemuan sembuah Alkitab berbahasa Melayu oleh Ang Boen Swie. Di GKI Diponegoro sendiri, para jemaat dapat mengikuti ibadah raya pada hari minggu dengan beberapa waktu ibadah, yaitu kebaktian umum pukul 06.00, 08.00, 10.00, dan pukul 17.30. Pada kebaktian umum ketiga ini memiliki judul Melihat Tantangan Sebagai Peluang yang disampaikan oleh Pdt. Em. Sien Sriyono, serta kebaktian ketiga tersebut juga dihadiri oleh lintas agama yang sedang belajar agama-agama, termasuk kekristenan untuk mempelajari tata cara peribadatan GKI Diponegoro. GKI Diponegoro juga akan menyelenggarakan bazar dengan tema Pork Fiesta pada minggu pertama di Bulan Februari. Bazar tersebut merupakan agenda insidental mengingat GKI Diponegoro memiliki niatan untuk memperluas lahan untuk tempat kegiatan dan parkir jemaat. Kami juga akan menyelenggarakan bazar dengan tema Pork Fiesta, karena masih dalam suasana Imlek dan tidak ada tema khusus sebetulnya. Hanya kami sedang ingin memperluas lahan untuk tempat berkegiatan danperluasan tempat parker, ujar Pnt. Duhita Laksmi W.byta

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU