Gubernur Jatim Ajak Pelajar SMA dan SMK Menolak Provokasi Dan Intoleransi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 16 Okt 2019 14:26 WIB

Gubernur Jatim Ajak Pelajar SMA dan SMK Menolak Provokasi Dan Intoleransi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Aksi ikut ikutan demo para SMK, di aksi demo mahasiswa beberapa waktu lalu, mendapat respon Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Dia mengajak seluruh pelajar SMA dan SMK menolak provokasi dan intoleransi. Hal ini disampaikan saat bertemu dengan ribuan pelajar dan Ketua OSIS di Mapolda Jatim. "Hari ini pelajar SMA dan SMK perwakilan seluruh kabupaten kota se Jawa Timur mereka dikumpulkan di sini, supaya mereka saling mengenali, ada rumpun budaya yang beda dari Tapal Kuda, dari Arek, dari Mataraman, dari Madura, dari Pantura," kata Khofifah, Rabu (16/10/2019). Dari sini, Khofifah mengatakan setiap pelajar akan saling berkenalan dan memahami bagaimana adat istiadat dari berbagai daerah di Jatim. "Itu baru pengenalan rumpun budaya, Bagaimana kemudian mereka mengenali rumpun bahasa mereka. Bagaimana mereka mengenali rumpun adat-istiadat mereka," ujar Khofifah. "Ini kita baru cerita Jawa Timur, betapa kebhinekaan yang dimiliki oleh Indonesia itu luar biasa dan harus kita jadikan potensi efektif untuk membangun bangsa ini," imbuhnya. Untuk itu, Khofifah meminta seluruh pelajar membuang jauh hal-hal yang memicu intoleransi hingga anarkisme atau tawuran antarpelajar. Dia ingin pelajar tetap mempertahankan suasana guyub rukun. Di kesempatan yang sama, Khofifah juga sempat menerangkan hasil survey terkait rasa intoleransi pada pelajar. Menurutnya, hal ini harus dihapuskan agar kesatuan dan persatuan anak bangsa tetap terjaga. "Oleh karena itu perbedaan-perbedaan itu janganlah menjadi pemicu yang kemudian menimbulkan satu, intoleransi, dua kemungkinan anarkisme, dan ketigq kemungkinan disintegrasi di antara rumpun rumpun budaya yang ada," paparnya.. Menurut Khofifah mengenalkan keragaman suku, budaya hingga agama sangat penting dilakukan. Dia menyebut hal ini sunnah atau dianjurkan untuk dilakukan. "Oleh karena itu, mengenalkan secara faktual bahwa kebhinekaan harus dilihat sebagai sebuah sunatullah. kebhinekaan ini mari kita jadikan sebagai sumber efektif untuk bisa membangun seluruh energi positif yang dimiliki terutama oleh para generasi Z," pungkasnya.nt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU