Guru Lansia dan Miliki Komorbid Tak Boleh Mengajar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 20 Okt 2020 21:25 WIB

Guru Lansia dan Miliki Komorbid Tak Boleh Mengajar

i

Simulasi sekolah tatap muka yang digelar beberapa waktu yang lalu.

Pemkot Klaim Sekolah di Surabaya Siap Tatap Muka

 

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengklaim telah menyelesaikan kajian sekolah tatap muka dan memastikan penyesuaian SKB 4 Menteri serta menunggu hasil dari rekomendasi dari gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Surabaya.

Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo menyatakan, bahwa kajian sekolah tatap muka telah rampung dan sudah siap. Dalam kajian itu, pihaknya melibatkan pakar epidemiologi dan fakultas kesehatan masyarakat.

"Kajian selesai, kita melibatkan pakar yang berkompeten. Salah satunya kita libatkan pakar dari FKM unair. Beberapa sekolah yang akan kita buka juga sudah kita lakukan verifikasi dan kemudian mereka juga menyesuaikan SOP yg sudah kita buat. Tinggal tentunya ada SKB 4 Menteri, bahwasannya kalau ada sekolah tatap muka zonanya itu harus minimal oranye atau kuning," kata Supomo, kepada Surabaya Pagi, Selasa (20/10/2020).

Menurutnya, bila zona Kota Surabaya sudah menunjukan warna oranye hingga menuju ke kuning, bahkan sudah menyeluruh seperti itu, Dinas Pendidikan akan siap melakukan sekolah tatap muka.

"Sekolah siap, guru sudah kita swab, murid juga kita lakukan swab, pendataan guru-guru yang usia 50 tahun punya komorbid atau tidak, dan sebagainya juga kita lakukan. Kemudian kesiapan sekolah tatap muka bisa kita lakukan sudah final. Tinggal kita menunggu apakah zonanya memungkinkan atau tidak," terangnya.

 

Rekom Satgas Covid-19

Supomo mengaku bila sudah lakukan verifikasi, sebab tidak semua sekolah di buka karena karena beberapa sekolah yang belum sesuai dengan SOP Dinas Pendidikan.

"Untuk sekolah yang buka akan dapat rekomendasi dari satgas Covid-19 kota.  Kalau satgas sudah memberikan rekom ya mereka sudah siap buka," ungkap Supomo.

Sebelumnya ada 19 lembaga pendidikan di Surabaya jenjang SMP baik negeri maupun swasta yang telah dilakukan identifikasi kesiapan pembelajaran tatap muka. Tentunya ke depan jumlahnya akan terus bertambah.

"Ada 19 sekolah SMP yang kita lakukan identifikasi. Sekarang berkembang karena ada sekolah-sekolah yang mengajukan untuk SMP dan SD. Untuk SD kita akan kembangkan karena kondisinya juga sudah berangsur membaik," jelasnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

Untuk jenjang Sekolah Dasar, Supomo menuturkan bila akan diprioritaskan kepada kelas 6 SD. "SD nantinya untuk kelas besar, kelas 6 pertimbangannya mereka mau lulus. Mereka kita persiapkan sedemikian rupa, karena waktu masuk mereka juga tinggal setengah semester, waktunya pendek," tuturnya.

Namun, Supomo tidak bisa memastikan kapan proses tatap muka akan segera di buka. "Kita tidak bisa memastikan itu, mohon doa restu, mudah-mudahan Surabaya segera masuk ke dalam zona yang memungkinkan untuk membuka sekolah. Tinggal zona tadi, insyaallah kalau sudah kuning akan kita buka. Kita ajukan ke kementerian. Seperti tadi rekom dari satgas covid," pungkasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Senin (19/10/2020), mengatakan sebelum sekolah tatap muka dibuka, seluruh warga di sekolah itu dilakukan pemeriksaan tes usap. Ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan mereka, baik guru, murid maupun pegawai di sekolah.

"Makanya ini kita lagi tes usap semua untuk anak-anak. Kita punya data (kasus COVID-19) sudah mulai turun terus. Anak-anaknya kita tes usap dulu agar tidak membahayakan," kata Risma.

Risma menyebut sebelumnya seluruh guru di Surabaya telah dilakukan tes usap, sedangkan untuk para murid akan dilakukan secara bergiliran. Jika ke depan tren kasus COVID-19 di Surabaya terus membaik, dipastikan sekolah tatap muka bisa segera dibuka.

"Sudah mulai satu bulan yang lalu (swab test). Pokoknya kondisinya bagus kita akan lakukan (sekolah) tatap muka," katanya.

 

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Lindungi Lansia dan Komorbid

Meski akan direncanakan sekolah tatap muka, menurut Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Windhu Purnomo menganalisis, bahwa kota Surabaya masih belum sepenuhnya aman dari Covid-19. Meski sudah ada klaim dari Pemerintah Kota Surabaya banyak yang zero Covid-19, Windhu mengingatkan, Pemerintah harus bisa lebih melindungi para warganya yang sudah lanjut usia dan memiliki penyakit Komorbid.

"Memang (soal klaim Surabaya sudah zero Covid-19). Tetapi itu masih dalam proses tren membaik. Namun, angka kematian masih dikatakan fatal," ungkap Dr. Windhu, kepada Surabaya Pagi, Selasa (20/10/2020).

Apalagi kini ada rencana untuk dilakukan sekolah tatap muka di kota Surabaya. Dimana, tambah Windhu, para guru-guru yang telah berusia lanjut dan memiliki komorbid, harus dilindungi.

"Jadi pemerintah harus melakukan edukasi dan sosialisasi yang lebih pada masyarakat untuk melindungi lansia. Pemerintah juga harus menghimbau lansia agar meminimalisir beraktifitas diluar rumah sampai situasi aman," ungkapnya.

Selain itu, meski dengan mengalami penurunan tren positif covid-19, bukan berarti Pemeritnah merenggangkan peraturan tentang anjuran menaati prokes.  "Hasil dari upaya yang sudah dilakukan pemerintah pantas mendapatkan apresiasi, tetapi tidak bisa dijadikan tolak ukur zero Covid-19 pada setiap kelurahan," tegas pakar Epidemiologi tersebut. byt/mbi/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU