Guru SD-SMP di Surabaya Wajib Work From Home

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 20 Agu 2020 21:59 WIB

Guru SD-SMP di Surabaya Wajib Work From Home

i

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo.sp/sp

SURABAYAPAGI, Surabaya - Terhitung sejak tanggal 18 Agustus 2020 seluruh guru SD dan SMP Negeri maupun Swasta di Kota Surabaya diwajibkan untuk bekerja dari rumah atau Work From Home.

Hal ini berdasarkan surat edaran dari Pemerintah Kota Surabaya yang memerintahkan melalui surat edaran nomor 800/7311/436.8.3/2020 tanggal 15 Agustus 2020 untuk melaksanakan tugas kedinasan di rumah dalam rangkah pencegahan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Dari surat edaran tersebut, Surabaya Pagi mencoba meminta pendapat dan pandangan dari beberapa guru SD dan SMP Negeri maupun Swasta Kota Surabaya.

Seperti Felycia Dewi Witanto selaku asisten School Founder dan pengajar dari SD Growing Kid School. Ia mengaku bila mematuhi surat edaran tersebut demi kebaikan bersama antara murid, pengajar, dan orang tua.

"Wajib dipatuhi dan didukung namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi sekolah masing - masing, karena kita swasta, jadi hak siswa dan orang tua juga wajib kita berikan dengan mengadakan pembelajaran lancar," ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, Gun selaku salah satu pengajar SD St. Yosef Surabaya juga mengaku bila pihaknya setuju dengan surat edaran tersebut. Bahkan sebelumnya pihaknya sudah melakukan shifting dengan teknis para guru masuk bergantian.

"Saya setuju dgn adanya surat edaran Walikota mengenai WFH untuk para guru. Sebenarnya, sebelum ada surat edaran tersebut di SD St Yosef, bapak ibu guru sudah dibuat shifting, masuk bergantian. Dan saat masuk di sekolahpun, saat PJJ tidak dalam satu ruangan, tetapi melakukn PJJ di ruang kelas masing-masing," terangnya.

SD St. Yosef juga menekankan protokol kesehatan yang cukup ketat. Pihaknya mengaku bila dalam pelaksanaan WFO atau Work From Office dengan mewajibkan menggunakan masker, pengecekan suhu tubuh dan membawa baju ganti sebelum ataupun sesudah meninggal sekolah.

Nampaknya surat edaran yang diberikan oleh Pemerintah Kota Surabaya tidak hanya di respon positif oleh sekolah-sekolah Swasta saja, seperti salah satu pengajar di SMPN 25 Surabaya, Muhammad Shobar yang mengaku bila dirinya setuju dengan surat edaran tersebut.

"Setuju. Karena lebih aman WFH, resikonya kecil. Sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," ungkapnya.

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Untung selaku pengajar di SMPN 18 Surabaya. Ia mengatakan bila jika memang surabaya masih benar-benar belum hijau sudah sewajar guru juga diselamatkan. Mengingat guru adalah pahlawan bangsa, untuk mencerdaskan generasi masa depan.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

"Jangan sampai guru tumbang karena ego dan salah satu kepentingan seseorang saja. Wfh ini adalah kebijakan yang tepat, mengingat di Surabaya akhir-akhir ini sekolah menjadi klaster baru. Dari beberapa info juga, puluhan guru ini terpapar oleh Covid. Jadi jangan sampai, Surabaya sudah kekurangan guru dan jangan sampai ada kebijakan yang menumbangkan para guru," tegasnya saat di hubungi oleh Surabaya Pagi.

Untung juga berpesan kepada para pengampuh kebijakan, untuk tidak membuat kebijakan tanpa melakukan kajian terlebih dahulu.

"Harapan saya sebagai guru jangan terlalu buru-buru mengambil keputusan, karena corona tidak main-main," keluhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo mengatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya ingin mengendalikan penyebaran Covid-19.

"Ini kita memakai tritment sekarang ini guru WFH dulu. Setelah WFH kita lakukan analisa. Kita juga ingin mengerti efek atau dampak dari WFH itu bagaimana," terangnya.

Baca Juga: Dewan Minta Pemkot Surabaya Serius Tangani Pengelolaan Sampah TPA Benowo 

Disinggung, hingga kapan surat edaran tersebut berlaku. Supomo mengatakan bila belum diketahui hingga kapan WFH tersebut berlangsung.

"Sampai nanti menurut analisa memungkin untuk di berlakukan lagi WFO. Mangkanya didalam surat itu kan nanti sampai pemberitahuan lebih lanjut," ujarnya

Supomo juga menjelaskan bila selama program WFH, analisa atau kajian untuk dibukanya kembali proses belajar tatap muka masih tetap berjalan.

"Kajiannya jalan, rencana tatap muka jalan. Jadi kita ini harus berani melawan Covid. Secara melawan Covid adalah kita memahami pola-pola penyebaran Covid. Rencana nanti untuk sekolah yang akan kita buka kita pastikan semua yang hadir di sekolah itu dalam kondisi sehat, tidak ada satupun yang positif Corona," pungkasnya.Byt

 

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU