Habiskan Rp 300 M, Proyek Bupati Bagai Hantu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Nov 2019 08:34 WIB

Habiskan Rp 300 M, Proyek Bupati Bagai Hantu

Sepi Event Olahraga, Malah Disewakan untuk Reuni. Pemkab Gresik Masih Butuh Rp 580 Miliar Lagi untuk Bangun GJS. Padahal, APBD-nya Hanya Rp 3 Triliun Mana wujud yang katanya pembinaan atlet itu? Memang ada beberapa kali even olahraga di GJS, tapi tidak sebanding dengan biaya ratusan miliar yang sudah digelontorkan, Musa, Anggota Banggar DPRD Gresik dari Fraksi Partai NasDem Rangga Putra, Raihan, Tim Wartawan Surabaya Pagi SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Keberadaan Gelora Joko Samudro (GJS) Gresik kembali menjadi sorotan publik. Stadion berkapasitas 25.000 penonton yang sudah menghabiskan dana APBD Gresik Rp 300 miliar itu, disebut-sebut sebagai proyek terbesar di era Bupati Sambari Halim Radianto. Bahkan, dana sebesar itu belum cukup. Pemkab Gresik masih butuh Rp 580 miliar lagi untuk menyempurnakan pembangunan GJS. Sebab, proyeksi awal anggaran yang dibutuhkan totalnya Rp 850 miliar. Namun ironis, anggaran yang digelontorkan untuk GJS tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Belum lagi setiap tahun GJS masih menyusu APBD. Padahal, APBD Gresik 2019 hanya Rp 3,1 Triliundan R-APPBD 2020 diajukan Rp 3,6 Triliun. Sementaraevent-event olah raga bertaraf nasional di stadion ini terbilang sepi. --------------- PantauanSurabaya Pagi di Gelora Joko Samudro, Senin (25/11/2019), kompleks stadion ini terlihat sepi. Tidak ada kegiatan apa-apa. Tenda-tenda pedagang kaki lima (PKL) juga sepi. Hanya ada aktivitas pegawai yang dinas di UPT GOR Joko Samudro Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Gresik. Ramainya stadion cuma pas ada event aja, ucap Sudarmono, PKL di sekitar GJS. Karena stadion sepi, lanjutnya, pendapatannya juga ikut sepi. Namun kalau pas ada event olah raga, penjualannya juga lumayan. Pendapatan lumayan kalau ada event, imbuh Sudarmono yang mengaku tidak ditarik retribusi untuk berjualan di GJS. Menurutnya, pengelolaan GJS belum berjalan sepenuhnya. Tidak seperti Sadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya atau Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Jadi ya di sini sepi gitu, tutur pria yang tinggal di Jalan Veteran, tak jauh dari GJS. Nia, warga Jl Veteran Tama, juga mengungkapkan hal senada. Cerita dia, dulu ada PKL tetap di GJS yang dikelola Koperasi Sedulur Pitu. Cuman biaya sewa saat itu mahal jadi cuma 1 yang bertahan, ujarnya. **foto** Ia menyayangkan sepinya Stadion GJS. Menurutnya, Stadion di Bukti Lengis ini merupakan icon baru kota Gresik yang dibangun Bupati Sambari Halim. Ramai pas ada event saja, tapi kan jarang sekali, ungkapnya. Sepi mungkin karena pembangunan juga belum sepenuhnya selesai, lanjutnya. Deni, warga Jl Veteran Madya, menambahkan kalau ada event di GJS, warga bisa mengais rejeki dari pengelolaan parkir. Jadi per kelurahan dapet jatah mas. Cuma ramainya pas ada event saja. Sehari-hari ya sepi, beber dia. Kalau Sabtu- Minggu biasanya digunakan warga setempat untuk main bola di lapangan kecilnya itu, imbuh pria yang mengaku bekerja di pabrik ini. Ridho, warga lainnya malah berkomentar menarik. Stadion GJS yang sepi itu tak ubahnya seperti rumah hantu. Soalnya saking sepine mas. Beda dengan Sidoarjo, saya pernah ke sana (Gelora Delta), ramai terus meski malam. Kalau pagi juga dimanfaatkan warga untuk olahraga, ungkapnya. PenelusuranSurabaya Pagi, event di Stadion GJS selama November 2019 ini hanya ada empat agenda. Pada 16 November lalu, misalnya, digunakan untuk pertandingan Liga 2 antara Sriwijaya vs Persiraja. Dua hari kemudian, yakni 18 November, menjadi tuan rumah group i pertandingan Liga 3 zona Jawa. Sedang pada 22 November, digelar pertandingan Liga 3 antara Persigres vs Celebest FS. Di sisi bulan ini, ada pertandingan Liga 3 antara PSG vs Persitangsel yang dihelat 28 November nanti. Sedang Desember 2019 hanya tercatat satu agenda, yakni reuni SMP PGRI 1 Gresik pada 1 Desember. Padahal, ini bukan event olahraga. Menyusu APBD Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik, Musa menilai anggaran yang digelontorkan untuk Stadion Gelora Joko Samudro (GJS) tidak sebanding dengan manfaat yang dipetik. Padahal, kompleks gedung olahraga tersebut digadang-gadang menjadi sentra pembinaan atlet asal Kota Pudak. "Mana wujud yang katanya pembinaan atlet itu?" tanya Musa seusai rapat pembahasan anggaran RAPBD di gedung DPRD Gresik, Senin (25/11). "Memang ada beberapa kali even olahraga diselenggarakan di GJS, tapi tetap tidak sebanding dengan biaya ratusan miliar yang sudah digelontorkan," tandasnya. Ketua Fraksi Partai NasDem ini mengungkapkan, untuk tahun 2020 mendatang, anggaran belanja untuk GJS diproyeksi sekitar Rp900 jutaan saja. Angka tersebut terdiri dari biaya operasional yang sebanyak Rp680 jutaan dan pembangunan drainase senilai Rp200 jutaan. Musa menggarisbawahi, dari total Rp680 jutaan biaya operasional, Rp468 juta di antaranya adalah belanja listrik. Itu artinya, pengeluaran beban listrik untuk GJS adalah sekitar Rp33,3 juta per bulan. "Sementara PAD Dispora sendiri secara keseluruhan (seluruh UPT) diproyeksi hanya Rp527 juta saja," ungkap Musa. Sebagai catatan, sejak awal dibangun pada tahun 2014 hingga 2017, Pemkab Gresik telah mengucurkan dana sebanyak Rp 270 miliaran pembangunan GJS tahap pertama. Kemudian, pada tahun 2018 Pemkab kembali menggelontor Rp21 miliar, lalu 2019 disokong lagi sebanyak Rp3 miliar. Walau demikian, pada tahun 2020 mendatang, proyeksi belanja untuk GJS dalam RAPBD turun drastis menjadi hanya sekitar Rp900 jutaan saja. "Informasi dalam RKA Dispora seperti itu. Tapi rapat pembahasan RAPBD ditunda karena agenda kunker dewan, hingga Rabu besok. Kemungkinan besar pembahasan RAPBD 2020 baru dilanjutkan Rabu malam dan disahkan Kamis," urai anggota Komisi II (perekonomian) itu. Potensi PAD tak Tergali Terpisah, pendiri Relawan Gerakan Sosial (RGS) Indonesia Moh Khozin Maksum juga turut prihatin atas nasib puluhan PKL yang berdagang di GJS. Untuk diketahui, pada tahun 2016 silam, Pemkab Gresik meresmikan sentra PKL di GJS. Namun seiring berjalannya waktu, satu demi satu PKL memilih hengkang lantaran sepinya pengunjung. Terkait hal ini, Abah Khozin meminta supaya Bupati Gresik melalui Dinas Koperasi, UKM dan Perindag lebih memperhatikan nasib para PKL yang berdagang di sentra PKL GJS. Apabila sentra PKL ini ramai, tidak menutup kemungkinan terdongkraknya PAD, baik dari sektor parkir maupun lainnya. "Diskop (UKM dan Perindag) jangan hanya memperhatikan UKM binaan saja, tetapi juga para PKL di GJS," sebut Abah Khozin. "Kan kasihan, mereka punya keluarga untuk dihidupi." Oleh sebab itu, dirinya mengimbau Pemkab Gresik untuk menghidupkan sentra PKL dengan cara menggalakkan even yang dihelat secara rutin di GJS. "Mestinya harus ada even-even yang digelar secara rutin, misalnya bulanan. Pemkab ini kudu jadi bapak angkat bagi PKL yang tidak hanya mengundang untuk berjualan, tetapi juga membantu pemasaran, permodalan dan promosi," papar dia.n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU