Hama Tikus Serang Petani Jombang Saat Masa Tanam Padi Periode Kedua

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 17 Jan 2020 11:14 WIB

Hama Tikus Serang Petani Jombang Saat Masa Tanam Padi Periode Kedua

SURABAYAPAGI.COM-Serangan hama tikus salah satunya melanda hamparan lahan pertanian di Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Untuk membasmi hama tikus, para petani setempat memanfaatkan jasa para relawan pemburu tikus yang beroperasi hampir setiap malam. Misbachudin perangkat desa setempat mengungkapkan, serangan hama tikus yang cukup masif terjadi sejak 2 minggu lalu. "Mulai banyak (tikus) ya 2 mingguan ini, padahal sekarang waktunya nampek winih (penyemaian benih)," ujarnya, Kamis (16/1/2020). Dalam 2 tahun terakhir, serangan hama tikus melanda 141 hektar lahan sawah dan 78 hektar lahan tegalan di Desa Pojok Kulon. "Banyak cara sudah dicoba, tapi tidak maksimal," kata Misbachuddin, Kamis (16/1/2020). Serangan hama tikus, kata Misbachudin, terjadi juga saat memasuki masa tanam padi periode kedua yang jatuh pada Januari ini. Saat ini, ungkap Kaur Umum Desa Pojok Kulon ini, para petani akan melakukan penanaman padi yang diawali dengan kegiatan penyemaian benih. Namun, langkah para petani di desanya terganggu dengan banyaknya tikus yang masuk ke sawah. Misbachudin menuturkan, hampir seluruh hamparan lahan pertanian di desa Pojok Kulon tak luput dari serangan hama tikus. Di Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, kata Misbachudin, luas lahan pertanian pada jenis lahan persawahan sekitar 141 hektar. Sementara untuk lahan pertanian pada jenis lahan tegalan, luasnya mencapai 78 hektar. Hamparan lahan pertanian di desanya, lanjut Misbachudin, dimiliki oleh sekitar 160 orang petani yang terbagi ke dalam 4 kelompok tani. Misbachudin mengatakan, untuk menghalau serangan tikus yang mengancam eksistensi pertanian di Desa Pojok Kulon, para petani setempat memanfaatkan jasa para pemburu tikus. Para pemburu, ujar dia, menerima kompensasi sebesar Rp. 1.000 untuk setiap ekor bangkai tikus. Kompensasi itu diterima para pemburu berdasarkan jumlah bangkai tikus hasil buruan yang diserahkan kepada kelompok tani. "Sekarang tiap ekor Rp. 1.000. Kalau dulu, tahun lalu, masih Rp 500 per ekor, lalu naik jadi Rp 750 dan sekarang naik lagi," tutur Kaur Umum Desa Pojok Kulon. Senapan angin dimanfaatkan oleh para pemburu hama tikus dan pemburuan dilakukan secara berkelompok. Sementara untuk pembiayaan perburuan tikus, para petani melakukan iuran sebesar Rp 20.000 untuk ukuran kepemilikan lahan seluas 100 ru. Subhan mengaku membayar iuran untuk lahan 250 ru miliknya sebesar Rp. 50.000. "Tapi ada kesepakatan, kalau nanti kurang, kami iuran lagi," ujarnya. Ribuan ekor tikus berhasil ditangkap dan dipukul warga dengan pentungan. "Harapan kami Pemkab Jombang turut bantu petani untuk mengatasi serangan hama tikus ini. Kalau tidak, jelas kami gagal panen tahun ini," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU