Harimau Berkeliaran, Masyarakat Sumatera Cemas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Des 2019 10:42 WIB

Harimau Berkeliaran, Masyarakat Sumatera Cemas

SURABAYAPAGI.COM, Sumatera Sejak 15 November lalu, Harimau Sumatera meneror masyarakat di Sumatera Selatan setidaknya 13 kali muncul atau dilihat warga. Akibat serangan harimau dua warga terluka, satu tewas, serta dua hewan ternak menjadi mangsa. Di kawasan Kantong Harimau Bukit Dingin, penemuan jejak pertama terjadi pada Jumat (15/11/2019) di Dusun Margo Mulyo, Kelurahan Dempo Makmur Kecamatan pagar Alam utara, Kota Pagar Alam sekitar pukul 07.30 WIB. Seorang warga sekitar, Suparudin (67) menemukan jejak harimau tidak jauh dari kandang kambing yang terletak dekat rumahnya. Harimau diduga hendak memangsa kambing milik Suparudin. Lalu satu jam kemudian, Ketua RW Kampung 4 Gunung Dempo mendengar harimau mengaum. Di hari yang sama pada pukul 15.00, seorang wisatawan pengunjung Gunung Dempo serta seorang pemetik teh melihat Harimau Sumatera berkeliaran di sekitar kebun teh. Pengunjung tersebut sempat merekam penampakan harimau menggunakan kamera ponselnya dan beredar di media sosial. Selang satu setengah jam, Sulaiman (56) warga sekitar melihat harimau berkeliaran di dekat pondoknya yang masih berada di kawasan kebun teh. Kemudian pada pukul 21.30 penyerangan pertama terjadi. Irfan (18) warga Kabupaten Musi Banyuasin yang sedang berkemah di jalur evakuasi pendakian Tugu Rimau, Taman Wisata Gunung Dempo diserang harimau saat berada di dalam tenda. "Pak Sulaiman, warga sekitar mengaku mendengar Irfan berbicara hendak membawa anak harimau bila menemukannya sesaat sebelum harimau itu menyerang," ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Martialis Puspito. Keesokan harinya, Sabtu (16/11/2019) pukul 09.30 masyarakat melihat jejak harimau di kawasan Kampung 4. Sugiman, petani teh yang sedang beraktivitas di kebun, melihatnya. Pada pukul 10.00, Sulaiman dikejutkan dengan harimau yang kembali muncul di sekitar pondok kebun tehnya. Jarak antara Sulaiman dengan harimau tersebut hanya 2 meter, namun harimau tersebut hanya melintas dan tidak bereaksi dengan kehadiran Sulaiman. Belakangan, warga melihat tiga ekor anak harimau di Dusun Pematang Bango, Desa Curup Gare, kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Minggu (01/12/2019). Keesokan harinya, Senin (02/12/2019) seorang petani diserang harimau di Desa Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam hingga mengalami luka-luka parah. "Petugas kami masih di lapangan untuk memastikan lokasi penyerangan terjadi di kawasan hutan lindung atau bukan," ujar Martialis Puspito. Dia berujar, pihaknya telah menyosialisasikan kepada masyarakat agar waspada saat beraktivitas, khususnya berada di sekitar lokasi koridor jelajah harimau. Dirinya belum bisa memastikan penyebab pasti harimau tersebut dalam waktu yang berdekatan terus mengalami konflik dengan manusia. Namun dugaan kuat perburuan terhadap anak harimau mencuat karena ada tiga anak harimau yang terpisah jauh dari induknya. Dia menduga ada dua induk harimau yang berbeda dari dua kantong harimau berbeda pada serangkaian penyerangan ini.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU