Hasil Penelitian, Bayi yang Wajahnya Mirip Sang Ayah Akan Lebih Sehat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Mar 2018 11:37 WIB

Hasil Penelitian, Bayi yang Wajahnya Mirip Sang Ayah Akan Lebih Sehat

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, bayi yang lahir dengan wajah mirip ayahnya, sepertinya mereka bakal menghabiskan waktu bersama lebih banyak. Selain itu, bayi yang menghabiskan waktu lebih banyak bersama sang ayah akan lebih sehat pada ulang tahun pertamanya. Kajian yang dipublikasikan di Journal of Health Economics ini mengamati 715 keluarga dimana para bayi hidup bersama ibu mereka. Bayi yang berwajah mirip dengan sang ayah diketahui lebih sehat setahun kemudian. Para peneliti yakin ini terjadi karena sang ayah menghabiskan rata-rata 2,5 hari lebih banyak per bulan bersama anak mereka ketimbang ayah yang tidak mirip anaknya. Waktu tambahan bersama ayah ini menghasilkan kesehatan yang lebih baik dengan serangan asma yang lebih rendah dan kunjungan ke dokter karena sakit yang lebih rendah. Menurut Solomon Polachek, dosen ekonomi di Binghamton University yang juga salah satu penulis kajian ini, ayah yang merasa bayi mereka mirip dengan mereka lebih yakin dengan kebapakannya. Ini membuat mereka jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama sang anak. Penjelasan utama adalah kunjungan ayah yang sering memberikan waktu bersama orangtua yang lebih besar untuk merawat dan mengawasi dan untuk mengumpulkan informasi tentang kesehatan dan kebutuhan ekomoni anak. Rekan penulis saua, Marlon Tracey, dan saya menemukan keterlibatan ayahn jelas membantu, papar Polachek seperti dikutip Business Insider. Riset sebelumnya mendukung teori bahwa orangtua yang secara genetis terkait anak mereka bisa berinvestasi lebih. Misalnya, sebuah kajian yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior pada 2009 menemukan bahwa anak tiri dan anak angkat lebih diabaikan ketimbang anak kandung. Area riset ini menunjukkan pentingnya mendorong para ayah agar menghabiskan waktu lebih banyak dengan bayinya. Ada yang bisa tidak sepakati bahwa rumah tangga orangtua tunggal cenderung berada di bagian bawah distribusi. Apalagi, anak-anak di rumah tangga seperti itu tidak beruntung yang mana akan mempengaruhi kehidupan mereka, papar para peneliti. (oz/04)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU