Home / Bisnis Makro : Diduga Ada

Hilangnya Tiket AirAsia di Online Travel Agent, Pengamat: Ada Kartel Penerb

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 18 Mar 2019 19:29 WIB

Hilangnya Tiket AirAsia di Online Travel Agent, Pengamat: Ada Kartel Penerb

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Menghilangnya maskapai AirAsia dari layanan online travel agent, memunculkan isu terkait adanya keterlibatan kartel dalam layanan penerbangan di Indonesia. Akibatnya, konsumen yang hendak membutuhkan alternatif maskapai penerbangan, semakin sulit. Seperti yang diungkap oleh pengamat ekonomi Universitas Dr. Soetomo, Dr. Meithiana Indrasari, pengamat sosial Universitas Airlangga Novri Susan Ph.D, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melalui Sekretaris Pengurus Harian Agus Suyatno , Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur Said Sutomo, yang dirangkum dan dihimpun Surabayapagi.com, Senin (18/3/2019). Meithiana Indrasari, menyoroti, dengan banyaknya pilihan maskapai di dalam online travel agent, semakin memudahkan masyarakat untuk memilih jadwal dan harga tiket yang sesuai dengan masing-masing calon penumpang. Sebelumnya calon penumpang memiliki banyak pilihan. Mau naik pesawat apa dan jam berapa, pilihannya beragam. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan budgetnya. Sedikit banyak, hilangnya tiket AirAsia dari online travel agent tentu mengurangi daftar pilihan calon penumpang. Mau tidak mau, calon penumpang yang selama ini mengandalkan pembelian tiket melalui online travel agent, hanya bisa memilih tiket yang tersedia, beber Mei, sapaan Meithiana, Senin (18/3/2019). Dosen Unitomo ini menjelaskan, dalam kasus ini diduga ada maladministrasi terkait hilangnya tiket AirAsia. Sebelum pihak AirAsia resmi menarik diri, beberapa kali tiket AirAsia di online travel agent sempat hilang dan muncul. Ketika dikonfirmasi ke sejumlah online travel agent, hal tersebut dikarenakan adanya masalah teknis. Inilah maladministrasi yang terjadi sehingga merugikan calon penumpang, cetusnya. Kebijakan Bagasi Berbayar Terpisah, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melalui Sekretaris Pengurus Harian Agus Suyatno, menduga hilangnya tiket AirAsia dari aplikasi online travel agent ada kaitannya dengan kebijakan bagasi berbayar. Agus menduga kebijakan AirAsia yang belum menerapkan aturan bagasi berbayar tersebut mengakibatkan adanya intervensi dari pemain bisnis penerbangan lain yang sudah menerapkan kebijakan bagasi berbayar kepada online travel agent agar tidak menjual tiket AirAsia. Jika memang benar ada intervensi maskapai lain terhadap online agent travel berarti ada persaingan tidak sehat di antara maskapai, beber Agus. KPPU Harus Turun Tangan Senada dengan Agus Suyatno, bagi Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur Said Sutomo, menyebut dugaan adanya monopoli atau kartel dalam persaingan bisnis di maskapai penerbangan. Agus pun meminta untuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) harus turun tangan untuk mengawasi dan menyelidiki. Konsumen bisa melaporkan hal tersebut kepada KPPU karena calon penumpang sangat dirugikan. Jika ada kemungkinan terjadinya monopoli atau kartel dalam industri penerbangan, ujar Said Sutomo melalui pesan singkat, Senin (18/3/2019). Pengamat sosial Universitas Airlangga Surabaya Novri Susan, Ph.D menyebut hilangnya tiket AirAsia dari online travel agent sangat merugikan konsumen. Saat ini masyarakat berada pada fase digital euforia, di mana proses terintegrasinya sistem sosial ke dalam dunia digital. Semua menjadi serba mudah dengan keberadaan sistem online, termasuk online travel agent. Jadi hilangnya tiket AirAsia tersebut jelas mempengaruhi masyarakat dalam aktivitasnya, kata Novri Susan. Sikap Diskriminatif Hingga saat ini tiket AirAsia telah resmi tidak tersedia di sejumlah online travel agent. Putusan AirAsia menarik penjualan dari online travel agent itu diambil setelah hilangnya tiket maskapai tersebut. Penarikan ini meliputi seluruh rute penerbangan di semua jaringan AirAsia. Putusan ini didasari hilangnya tiket AirAsia secara misterius di sejumlah online travel agent untuk kali kedua dalam waktu berdekatan. Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan di Jakarta, beberapa waktu lalu, menegaskan hilangnya beberapa penerbangan AirAsia di online travel agent menunjukkan dengan jelas sikap diskriminatif dan berat sebelah. Persaingan usaha seharusnya bersifat fair sehingga konsumen diuntungkan dengan adanya penawaran yang lebih baik. Jangan sampai monopoli membunuh kompetisi dan membuat para traveler menjadi dirugikan, jelas Dendy. Laporan: Rossi, Editor: Raditya M. Khadaffi

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU