ICW : Ahok dan Antasari Jadi Dewan Pengawas KPK Itu Hoax

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 04 Nov 2019 10:57 WIB

ICW : Ahok dan Antasari Jadi Dewan Pengawas KPK Itu Hoax

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta Pada media social WhatsApp (WA) beredar gambar yang memuat foto mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan mantan ketua KPK, Antasari Azhar yang terpilih sebagai dewan pengawas KPK. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai konten semacam itu merupakan informasi palsu atau hoaks. Banyak alasan menganggap konten tersebut dinilai palsu atau hoaks. "Banyak sekali hoaks yang beredar ya, di media sosial. Padahal UU KPK yang baru (hasil revisi) kan belum disahkan, dan belum bisa diterapkan," kata Kurnia saat ditemui di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Minggu (6/10/2019) Pengesahan UU KPK baru dilakukan dalam Rapat Paripurna pada 17 September lalu, kemudian saat ini UU KPK hasil revisi baru saja dikembalikan Istana Kepresidenan ke DPR karena adanya salah ketik. Dengan demikian, informasi bahwa Ahok dan Antasari yang telah dipilih sebagai Dewan Pengawas KPK jelas merupakan hoax. "Maka dari itu harusnya tidak ada berita-berita yang mengatakan tentang adanya anggota dewan pengawas yang baru atau yang sudah dipilih," ujar Kurnia. Kurnia juga mempertanyakan muatan konten yang menyebut ada kelompok Taliban di KPK. Pasalnya, diketahui bahwa kelompok dikenal sebagai kelompok berkuasa di Afghanistan yang memperlakukan ajaran radikal. "Pihak yang menuding isu Taliban dan lain-lain itu harusnya yang bersangkutan bisa menjelaskan Taliban seperti apa? Buktinya apa? Tudingan itu apakah ada pembuktian yang dilakukan?" kata Kurnia. Ia menilai, isu-isu semacam itu dihembuskan pihak tertentu yang tidak suka dengan perkembangan kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi. "Ini kan tidak baik ya untuk pencerdasan masyarakat. Kami berharap masyarakat selalu cek beberapa pemberitaan terkait tudingan kepada KPK. Banyak sekali media kredibel yang dijadikan rujukan untuk menilai apakah informasi narasi itu benar atau salah," kata dia. Ia meminta masyarakat tak terlibat dalam perdebatan isu yang tidak substansial dan validasinya diragukan.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU