Home / SGML : Cerita Mantan Napiter Ikut Gladi Kotor Upacara 17

Ikuti Latihan Upacara, Napiter Ini Tunjukkan Kesetiaanya Pada NKRI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Agu 2018 17:43 WIB

Ikuti Latihan Upacara, Napiter Ini Tunjukkan Kesetiaanya Pada NKRI

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Belum genap seminggu keluar dari LP Cipinang, Iqbal Husaini Napiter asal Cipayung Jakarta Timur ini, masih menunjukan akan kecintaanya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu dibuktikan dengan mengikuti latihan baris berbaris bersama 30 napiter dan kombatan lainnya, di Alun-alun Lamongan, Rabu (15/8/2018) untuk gladi bersih persiapan upacara pada 17 Agustus 2018 mendatang. Karena dalam upacara kemerdekaan kali ini, 30 napiter dan kombatan yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Lamongan, akan menjadi bagian peserta upacara pada Jumat (17/8) mendatang di Alun-alun Lamongan. Dalam latihan baris berbaris ini, para kombatan yang biasa bermain senjata api dan bom ini, terlihat cukup tertib saat melakukan latihan dengan gerakan kompak layaknya latihan militer dibawah komando anggota TNI/Polri. Iqbal Husaini, terpidana yang tiga kali keluar masuk LP Cipinang yang baru keluar empat hari lalu saat berbincang dengan Surabaya Pagi sambil sarapan mengatakan, kalau keterlibatanya menjadi peserta upacara ini, karena diajak oleh teman-teman lainnya bahkan langsung ajakan dari mantan pentolan dirinya saat di Puso yakni Ali Fauzi. **foto** Napiter ini, terlibat sebagai peserta upacara dan telah mengikuti gladi kotor. Pada barisan paling depan bagian kiri, Iqbal nampak paling tegap dengan selalu sikap sempurna dengan berbaju lengan panjang warnah putih."Ini mengulang memory saat masih duduk dibangku sekolah SMK, karena saya dulu kan pasukan Paskibraka,"terangnya Makanya penampilan Iqbal sama sekali tidak canggung dan paling mengemuka sikap sempurnanya. Bagaimana 29 orang peserta lainnya ? ada saja sikapnya yang muncul spontan. Baik saat dalam regu selama berlangsungnya upacara maupun saat regu YLP ini berjalan menuju depan tribun dalam rangkaian pembacaan ikrar kesetiaan pada NKRI. Tentu cara baris berbaris tidak sesempurna regu peserta upacara lainnya. "Wis to pak pokoke jalan ngono ae (sudah lah pak yang penting jalan, red)," sergah Yudhi, salah satu mantan napiter saat menimpali petunjuk instruktur dari polres. Beberapa kali anggota YLP ini diarahkan dalam praktik baris berbaris saat gladi kotor. Namun berulangkali masih saja cara baris berbaris para napiter ada yang salah dan tak seragam dalam setiap gerakannya."Aku tak pulang aja pak, kok repot tenan, " gerutu Yudhi lagi. Akhirnya ganti formasi, Mahendra, anak almarhum Amrozi yang semula ada di paling depan barisan pindah ke barisan kedua. Mahendra mengaku kesulitan untuk menyamakan gerakan dengan temannya yang ada di kirinya."Ojo banter-banter to, aku pindah aja," tandas Mahendra. Nampaknya latihan di lokasi Sekretariat YLP di Desa Tenggulun dengan instruktur dari Polres belum berhasil mendisiplinkan regu peserta upacara YLP untuk HUT RI ke 73 ini. Ekspresi, gerakan unik dan menarik para mantan napster dalam baris bernaris mengundang tawa regu lainnya. Sementara cara berpakaian para napiter masih tidak lepas melambangkan pemahaman mereka. Celana cingkrang dan lambang-lambang tulisan masih mewarnai baju yang dikenakannya. Tak pelak, Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi yang juga mantan pentolan JI tidak bisa menyembunyikan tawanya. "Ya beginilah, yang terpenting mereka sekarang bisa menerima untuk kembali ke NKRI," kata Ali Fauzi. Memang tidak mudah untuk membina para mantan napiter dan kombatan. Perlu kerja ekstra dan kesabaran. "Untuk mengobati penyakit mereka haruslah orang yang pernah terserang dengan penyakit yang sama," ungkap Ali Fauzi, mantan instruktur bom. Untuk mengajak mereka agar mau terlibat sebagai peserta upacara HUT RI tidak gampang. Perlu penjelasan yang benar-benar berdalih."Ya debat panjang sampai menjelang pagi,"pungkasnya.jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU