Industri Manufaktur China Melejit 14 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 21 Jul 2019 16:57 WIB

Industri Manufaktur China Melejit 14 Persen

SURABAYAPAGI.com - Pendapatan industri manufaktur elektronik dan industri perangkat lunak China melebihi 16 triliun yuan (2,3 triliun dolar AS) pada 2018, kata otoritas industri. Wang Xudong, presiden Federasi Industri Teknologi Informasi China, mengatakan bahwa tahun lalu, industri manufaktur elektronik memperoleh pendapatan 10,6 triliun yuan, naik 9 persen, sedangkan pendapatan industri perangkat lunak mencapai 6,3 triliun yuan, dengan peningkatan 14,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Dari Januari hingga Mei tahun ini, pendapatan industri perangkat lunak meningkat 14,7 persen. Industri informasi elektronik China saat ini sedang diubah dan ditingkatkan, tetapi masih ada jalan panjang untuk mencapai pengembangan berkualitas tinggi, kata Wang. Meski demikian, ditengah perang dagang, China terus menggenjot pertahanan pada industry manufaktur asing yang berada di China untuk tidak angkat kaki. Pasalnya, tariff yang dekuarkan AS terhadap barang-barang asal China telah berlaku. Sejak gong penanda dimulainya perang dagang berbunyi, lebih dari 50 perusahaan asing yang memiliki rencana hengkang dari China. Tak hanya perusahaan asing, industry asli China serta yang bersal dari AS, Jepang, dan Taiwan juga latah dan akan hengkang dari China. Harapan-harapan agar China mengambil strategi untuk menghindari tariff dan memenuhi syarat atas permintaan AS dilontakan oleh salah satu produsen computer Dynabook. Meski tariff baru telah dipersiapkan dan masih dalam masa penangguhan, tariff tersebut dapat segera terjadi namun kapan akan dimulai belum di umumkan. Berbagai produsen teknologi telah memindahkan sebagian produksinya ke tempat diluar China untuk menghindari tariff ekspo-impor. Langkah tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi China. Pasalnya, langkah ini dapat menekan lapangan kerja konsimsi China. Untuk itu, China meluncurkan karpet merah untuk pebisnis asing. China secara bertahap membuka bisnis di luar negeri sejak tahun 2018, ketika ketegangan perdagangan dengan China semakin memanas. Menurut Kementerian Perdagangan, investasi langsung asing ke China meningkat 3,5% pada tahun ini menjadi sekitar US$ 70,7 miliar pada paruh pertama tahun ini. Pada akhir Juni lalu China mengumumkan akan mengurangi pembatasan investasi asing di tujuh bidang, termasuk minyak dan gas. China juga berupaya untuk mempercepat pembukaan sektor keuangan bagi investor asing. Tidak jelas apakah langkah ini cukup untuk mengimbangi dampak perang dagang.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU