Ini Penyebab Penjualan iPhone Anjlok di China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Mar 2019 11:05 WIB

Ini Penyebab Penjualan iPhone Anjlok di China

SURABAYAPAGI.com - Penjualan ponsel pintar asal China mengalami perlambatan seiring permintaan cenderung stagnan. Dalam hal ini, konsumen masih menahan diri akibat kondisi perekonomian global yang juga kurang baik. Meski begitu, sejumlah produsen telepon pintar China, terutama Huawei telah membuat langkah besar. Mereka berupaya membujuk para konsumen dengan meluncurkan ponsel pintar dengan hardware tinggi dan fitur inovatif di rentang harga kompetitif antara US$ 500-US$ 800. Hasil, banyak konsumen beralih dari iPhone ke ponsel China. Hal ini memaksa Apple memotong harga penjualan iPhone untuk memperbaiki penjualan. Banyak yang beralih dari Apple ke merek China, tapi sangat sedikit yang beralih dari merek China ke Apple, kata Jiang Ning, yang mengelola toko Xiaomi di provinsi utara Shandong, Jumat (22/3). Huawei, Xiamo, Oppo dan Vivo berupa merebut pangsa pasar telepon pintar di dunia, dengan menawarkan perangkat terjangkau dengan spek lumayan. Tapi saat ini, konsumen menginginkan ponsel yang lebih baik sehingga mereka mulai mengubah strategi. Orang-orang lebih terikat pada ponselnya dari sebelumnya dan berharap lebih tinggi terhadap ponsel yang menawarkan fitur manarik. Responnya adalah peningkatan secara terus menerus pada spesifik hardware, kata Alen Wu, Global Vice President Oppo. He Fan, CEO Huishoubao yang menjual belikan ponsel bekas menyatakan konsumen saat ini banyak berpindah dari Huawei ke Apple karena didorong fitur selfie dan kualitas kamera. Huawei sendiri telah memperkuat spesifikasi kamera melalui kerja sama dengan Leica, Jerman sejak 2016. "Kamera Huawei telah menjadi lebih baik daripada Apple karena sesuai dengan selera konsumen di China, ungkapnya. Secara umum, sebagian besar ponsel menyediakan dua kamera, namun perangkat Huawei P20 Pro juga menyediakan tiga kamera sekaligus dengan tambahan fitur zoom. Ponsel ini dihargai US$ 500- US$ 800 di Tiongkok dan telah berkontribusi penjualan sebesar 26,6 persen tahun lalu di mana tahun sebelumnya masih sebesar 8,8 persen, menurut riset Counterpoint. Atas hal itu, pangsa pasar Apple merosot 54,6 persen dari 81,2 persen. Perusahaan juga dirugikan akan keputusan menjual seri iPhone X. "Sebagian besar pembeli ponsel pintar China tidak siap untuk mengeluarkan lebih dari US$ 1.000 untuk sebuah ponsel. Vender China kemudian mengambil celah ini dengan menjual ponsel di bawah harga US$ 800, kata Neil Shah, direktur riset di Counterpoint. Penjualan ponsel dengan harga di atas US$ 600 di China tumbuh 10 persen pada 2018, mengutip data dari perusahaan riset Canalys. Sebaliknya, pasar secara keseluruhan menyusut 14 persen, menandai tahun kedua karena adanya kontraksi. Merosotnya penjualan Apple di China terlihat dari upaya para pengecer besar yang secara bersamaan memangkas harga iPhone untuk kedua kalinya pada tahun ini. Misalnya, IPhone 8 berkapasitas 64GB pada situs Suning.com Co Ltd dijual dengan harga miring yaitu 3.899 yuan (US$ 580), atau lebih rendah dari harga di Amerika sebesar US$ 599. Sebagian besar ponsel iPhone hingga seri iPhone 8 mengalami penurunan harga di China, meskipun tidak merata. Imbasnya, pendapatan Apple pada bulan Oktober-Desember 2018 di China turun seperempat dari realisasi tahun sebelumnya. Padahal, negara Tiongkok menyumbang 15,6 persen dari keseluruhan pendapatan perusahaan.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU