Ini Sikap CEO Grab Soal Ojek Online Ilegal di Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 11 Jul 2018 14:30 WIB

Ini Sikap CEO Grab Soal Ojek Online Ilegal di Indonesia

SURABAYAPAGI.com - Menanggapi keputusan Mahkamah Konstitusi soal tidak dilegalkannya ojek daring sebagai alat transportasi umum, CEO Grab Anthony Tan menjelaskan bahwa pihaknya justru akan meningkatkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia. "Kami bekerja sangat dekat dengan pemerintah dan kami akan terus lebih dekat," kata Anthony Tan di Marina One Tower, Singapura, Selasa (10/7). Lantas, apa saja pendekatan Grab kepada pemerintah di tengah polemik status ojek daring di Indonesia? Yuk cari tahu sikap dari pendiri Grab. 1. Master plan Grab canangkan investasi hingga USD700 juta di Indonesia Sebagai upaya menjalin kedekatan dengan pemerintah, Grab -sejak Februari 2017- telah mengumumkan program besar hingga tahun 2020 yang bertajuk Grab 4 Indonesia. Melalui program tersebut, Grab akan menginvestasikan dana senilai USD700 juta atas dukungan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia. Grab 4 Indonesia juga berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar. "Kami menjadi salah satu investor asing terbesar di Indonesia. Ini menjadi komitmen betapa Indonesia menjadi salah satu konsentrasi utama kami. Kami yakin pemerintah akan sangat mendukung inovasi," tambah dia. 2. Bekerja sama dengan Palembang menyambut Asian Games Tidak cukup sampai di situ, perusahaan besutan alumni Universitas Harvard itu juga menjalin kerjasama dengan Palembang pada bidang pembangunan infrastruktur menyambut perhelatan Asian Games 2018. Grab akan membangun tempat istirahat atau meneduh (shelter) di sekitar stasiun LRT Palembang. "Selain dengan pemerintah pusat, kami juga bekerjasama dengan pemerintah lokal, seperti Palembang, dengan membangun shelter. Ini tentu bagian dari komitmen kami terhadap Indonesia," pangkasnya. 3. Grab ajak start-up untuk kerja sama Lebih dari itu, Grab turut mendukung perusahaan rintisan (start-up) yang ada di Indonesia untuk bekerja sama dengannya. Keputusan ini bermuka dari keberhasilan Grab setelah mengakuisisi platform Kudo. "Kami memiliki open strategy untuk mengajak perusahaan rintisan bekerja sama dengan Grab. Bukan hanya soal membangun pasar, tapi kami juga berkomitmen untuk berbagi pengetahuan kepada para mitra," beber Anthony.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU