SURABAYAPAGI.com - Xiaomi tumbuh pesat sejak merilis smartphone pertama pada awal dekade, menjadi penjual terbesar keempat di dunia pada kuartal pertama tahun ini.
Perusahaan ini telah meluncurkan divisi semikonduktor pada tahun 2014 dan tiga tahun kemudian mengumumkan system on a chip pertamanya, Surge S1. Chip ini ditampilkan dalam smartphone Xiaomi Mi 5 tetapi tidak diluncurkan secara lebih luas.
Setelah itu, tidak ada pengumuman chip utama hingga April ketika sebuah memo internal menyatakan bahwa Xiaomi akan memisahkan bagian dari divisi chip-nya menjadi anak perusahaan bernama Big Fish yang fokus membuat chip untuk perangkat internet-of-things.
Xiaomi tidak sendirian dalam ambisi chip-nya. Anak perusahaan pembuat chip Huawei, HiSilicon, membuat prosesor Kirin untuk smartphonenya sendiri, yang menurut para ahli kira-kira kompetitif dengan chip top-of-the-line dari pemimpin A. Qualcomm Inc AS.
Cina Xiaomi Corp telah membeli saham sekitar 6% di desainer chip rekan senegaranya yakni VeriSilicon Holdings Co Ltd, dalam mendorong inovasi merupakan inti dari kesuksesan semikonduktor sebagai pembuat ponsel pintar.
Investasi tersebut muncul ketika pemerintah mengidentifikasi chip sebagai salah satu dari beberapa sektor di mana ia ingin negara menjadi lebih mandiri di bawah inisiatif "Made in China 2025".
Dalam pengajuan ke China Securities Regulatory Commission (CSRC) yang diterbitkan secara online pada hari Kamis, VeriSilicon mengungkapkan dana yang dikelola oleh Xiaomi menjadi pemegang saham eksternal terbesar kedua di bulan Juni.
Xiaomi Corp mengkonfirmasi investasi tersebut tidak ada perusahaan yang mengungkapkan nilai moneternya.
Pemegang saham eksternal terbesar VeriSilicon adalah Dana Investasi Industri Sirkuit Terpadu China, dana tingkat nasional yang terpusat untuk industri semikonduktor dalam negeri, yang dikenal sebagai "Dana Besar".
